Pages

Saturday, December 19, 2020

Wonder Woman 1984

Akhirnya, setelah setelah terakhir nonton bioskop adalah awal tahun 2020, yaitu Februari 2020 saat nonton film The Invisible Man, kemudian saat masa pandemi wabah Covid-19 semua bioskop vakum, akhirnya akhir tahun 2020, tepatnya Desember 2020 bisa menikmati nonton di bioskop.

Dan hari Rabu, tanggal 16 Desember 2020 diumumkan akan tayang film Wonder Woman 1984.

Aku cek jadwal bioskop di Surabaya dan Sidoarjo, ternyata tidak ada. Bioskop di Surabaya & Sidoarjo belum pada buka. Aku cek yang terdekat adalah bioskop di kota Jember dan kota Mojokerto. Ke Jember 3 jam perjalanan bisa sambil pulang kampung halaman. Sedangkan ke Mojokerto tidak sampai 1 jam perjalanan. Namun tetap saja tidak memungkinkan saat week day.

Akhirnya kita putuskan nonton di weekend, hari Sabtu tanggal 19 Desember 2020.

Siang, jam 12.30 kita berangkat dari rumah, dan sampai di Sunrise Mall Mojokerto, tempat bioskop CGV yang menayangkan Wonder Woman 1984 sekira jam 13.30, masih ada waktu untuk beli popcorn tambahan dan ke toilet. Mengingat jadwal selesainya adalah pukul 17.00

Masuk mall, melewati protokol kesehatan pada umumnya kalo masuk mall-mall lain.

Sedangkan untuk masuk ke bioskop, protokol kesehatan cukup ketat. Termasuk tempat duduk yang terbatas, dengan selisih 2 tempat duduk. Sehingga aku duduk di kursi D11 dan istriku di D8. Dengan protokol kesehatan seperti ini, diharapkan cukup aman dan tanpa was-was bagi pengunjung yang hendak menonton.

Kisah Wonder Woman 1984 semula mengisahkan kembali Diana kecil mengikuti Olimpiade di Themyscira. Meski menjadi peserta paling kecil, separuh perlombaan dimenangkan oleh Diana, namun karena kurang konsentrasi, Diana tertabrak ranting pohon dan terjatuh dari kuda. Namun Diana menemukan jalan pintas, dan diakhir lomba saat akan finish, langkahnya dihentikan, karena Diana dianggap curang.

Nothing good is born from lies. And greatness is not what you think. 

Kemudian kisah berganti, yang menggambarkan Diana Prince yang bekerja sebagai antropolog senior di Smithsonian Institute di Washington DC, dengan spesialisasi sebagai ahli budaya peradaban Mediterania kuno. 

Suatu ketika, Diana bertemu dengan Barbara Ann Minerva dan berteman cukup akrab dengannya. Mereka berdua mendapatkan perintah untuk meneliti beberapa barang kuno dan antik hasil dari pencurian yang sebelumnya berhasil digagalkan oleh Wonder Woman. 

Salah satunya barang antik nomor 24, dalam batu tersebut terdapat bahasa latin, yang inti tulisan tersebut adalah pemegang batu tersebut dapat mengucapkan keinginannya dan akan terkabulkan. Diana pun sambil bercanda saat memegang batu berkata dalam hati agar dapat menghidupkan Steve Trevor, kekasihnya yang telah meninggal dunia.

Saat Barbara hendak pulang, dia diganggu oleh seseorang, namun berhasil diselamatkan oleh Diana. Diana yang selamat bergegas kembali ke kantor, dan tanpa bermaksud serius, sambil memegang batu ajaib juga mengucapkan keinginannya untuk bisa menjadi kuat dan tidak kenal takut seperti Diana.

Disisi lain, pengusaha yang ambisius, Maxwell Lord, mencari batu ajaib yang dapat mengabulkan keinginan siapapun. Ia pun menggunakan kekuatan batu itu untuk keuntungannya sendiri.

Dan, harapan Diana terwujud Steve kembali hidup, dengan cara jiwa Steve merasuki tubuh pria lain. Tidak hanya harapan Diana yang terwujud, Barbara juga mendapatkan keinginannya sendiri. Ia pun kini menjadi kuat dan tidak kenal takut seperti Diana.

Namun ada harga yang dibayar.

Kekuatan Diana sebagai Wonder Woman berkurang. 

Sedangkan Barbara, meski mendapatkan kekuatan seperti Wonder Woman, namun justru berubah menjadi manusia jahat hingga menjadi Cheetah musuh bebuyutan Wonder Woman dan menggunakan kekuatannya untuk melawan Wonder Woman.

Dalam film Wonder Woman 1984 ini, kostum Diana tidak hanya menggunakan kostum dengan warna merah dan biru saja, tapi juga ditampilkan kostum berwarna emas yang disebut Golden Eagle Armor.

No comments:

Post a Comment