Pages

Tuesday, June 29, 2021

Jenis Logical Fallacy

Logical Fallacy (sesat pikir) dapat berakibat fatal karena seseorang mengeluarkan argumen yang salah, yang ditandai dengan penyampaian argumen yang bertele-tele. Dua diantaranya adalah Strawman Fallacy dan Red Herring.

  1. Ad Hominem, satu pihak akan menyerang pribadi pihak lain yang tidak berhubungan dengan pembahasan. Mereka akan menyerang dengan menuju pada bentuk badan, keadaan hidup, serta masih banyak lagi sehingga tak jarang mengakibatkan body Shamming. 
  2. Hasty Generalization, terjadi ketika suatu pihak tidak memiliki data yang memadai. Mereka akan berargumen sesuai data yang mereka miliki sehingga akan keluar dari topik. Salah satu contoh sesat pikir ini adalah ketika kita bertemu beberapa teman dari Bali yang langsing, sehingga kita akan berargumen bahwa semua orang Bali itu langsing.
  3. Begging the Question, terjadi ketika suatu pihak gunakan pola pikir yang melingkar. Hal ini akan menjadi tidak jelas bagian mana yang argumen dan bagian mana yang pro kontra. Begging the Question sering terjadi dalam lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat. Contoh sesat pikir ini seperti seorang yang memberi pertanyaan tetapi diulang menjadi pernyataan sehingga akan membuat ambigu pendengarnya.
  4. Post Hoc, terjadi ketika kita terlalu yakin dengan sesuatu yang berdekatan sehingga akan melebih-lebihkan kejadian itu. Sesat pikir ini banyak terjadi tanpa beradu argumen dengan pihak lain. Contoh sesat pikir Post Hoc yaitu ketika kita yakin cecak pembawa malapetaka karena di hari sebelumnya seseorang kejatuhan cecak dan di hari berikutnya seseorang itu kecelakaan.
  5. Ad Ignorantum, terjadi ketika seseorang berargumen bahwa suatu hal sama dengan hal yang lainnya sehingga menimbulkan konflik. Pihak ini akan melebihkan suatu topik dengan ketidaksetujuan. Contoh sesat pikir ini yaitu penilaian tentang buku seorang penulis yang sebelumnya tidak bagus sehingga dia beranggapan bahwa buku yang lainnya juga tidak bagus. Padahal pihak tersebut belum pernah membaca buku tersebut.
  6. Burden of Proof Reversal, terjadi ketika seseorang berargumen tetapi ketika ditanyakan alasannya, orang itu akan meminta orang lain memberikan alasan. Hal ini sering terjadi ketika seseorang berargumen tidak berdasarkan data dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Orang yang memberikan alasan pada sesat pikir ini cenderung setuju dengan pembuat argumen.
  7. Non Sequitur, terjadi ketika argumen yang disampaikan seseorang benar tapi kesimpulannya salah. Bisa juga terjadi ketika argumen dan kesimpulannya sama tetapi keduanya tidak berhubungan dan tidak logis. Sesat pikir ini sering terjadi ketika debat adu argumen berjalan. Berbagai kesalahan dalam beradu argumen sangat banyak. Kesalahan tersebut juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kesalahan dasar hingga kesalahan besar terjadi sehingga dapat berakibat fatal.

Sumber :
https://www.idntimes.com/science/discovery/novalendra-reza/logical-fallacy-c1c2/8

No comments:

Post a Comment