Pages

Thursday, December 14, 2023

Memacu, jangan Memicu

Apa yang memicu perasaan emosi kita, jangan sampai merugikan kita, tapi jadikan lah hal tersebut untuk memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih menarik.

Seorang pemimpin hendaknya bisa memacu karyawan dan bawahannya dengan motivasi yang baik. Hal ini juga menjadi syarat bagi pemimpin yang baik. Selain seorang pemimpin harus bisa menjadi motivator, pemimpin juga harus bisa memberikan arahan dan bimbingan, serta menyemangati anak buahnya agar bisa mendongkrak kinerja.

Motivasi merupakan dinamika alur di mana kepentingan-kepentingan mendorong seseorang untuk bergerak dalam kegiatan yang berpusat pada tercapainya tujuan yang diharapkan. Motivasi dapat dikatakan sebagai sebuah dorongan atau dukungan baik melalui faktor eksternal atau faktor internal.

Seorang pemimpin hanya mungkin berhasil dan efektif menjalankan tugas dan tanggung jawabnya apabila mampu mengelola motivasi dari semua karyawan atau pengikutnya. Ketidakmampuan seorang pemimpin untuk mengelola motivasi karyawannya menjadi sumber banyak permasalahan yang berdampak tidak efektifnya pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. 

Kualitas pemimpin akan tercermin dari kemampuannya untuk memahami dengan benar motivasi setiap orang yang dipimpinnya.

Keterampilan motivasi adalah kualitas yang dapat digunakan para pemimpin untuk menginspirasi dan memberdayakan anggota tim mereka agar berhasil. Pemimpin dapat menggunakan keterampilan ini untuk membantu anggotanya baik dalam meningkatkan semangat, meningkatkan produktivitas ataupun menciptakan suasana kerja yang positif.

Fokuslah pada hal-hal yang memacu kebaikan.

Dan hindarilah yang memicu hal-hal keburukan. Salah satunya di dalam perusahaan adalah Toxic employee atau karyawan toxic.

Karyawan toxic adalah sebutan bagi karyawan yang memberikan efek buruk di lingkungan kerja. Sekilas terlihat seperti karyawan pada umumnya, namun nyatanya ia seringkali melakukan berbagai cara demi kepentingan pribadinya tanpa menghiraukan dampaknya bagi orang lain.

Karyawan toxic adalah karyawan yang sering merugikan dan menyulitkan orang-orang di sekitarnya. Mereka senang untuk memberikan energi negatif dan rasa tidak bahagia.

Efek perilaku ini seperti sebuah virus yang menginfeksi. Dapat menular dan menjangkiti orang lain. Biasanya mereka terkenal dengan istilah “biang onar” yang membuat staff lainnya merasa tidak nyaman, jengkel, marah, kesal, menghambat kinerja dan menguras energi.

Kehadiran karyawan toxic akan membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif dan memecah tim yang tadinya solid menjadi berkubu-kubu.

Tipe karyawan toxic di antaranya sering mengeluh, bergosip, dan menyalahkan orang lain atas kesalahan dirinya. Bahkan tidak jarang mereka mengadu domba rekan kerjanya sendiri hanya karena tidak suka.

Hal ini dapat menciptakan suasana permusuhan atau suasana negatif yang menyulitkan orang lain untuk melakukan pekerjaan mereka. Dalam beberapa kasus, karyawan beracun mungkin perlu dikeluarkan dari tempat kerja untuk melindungi kesejahteraan mental dan emosional rekan kerja mereka.

Tidak hanya karyawan toxic, juga ada teman toxic.

Teman toxic dapat diartikan sebagai teman atau bahkan sahabat yang memberikan pengaruh negatif pada kehidupanmu.

Teman toxic ibarat racun dalam pertemananmu. Bukannya mendukungmu untuk hal yang positif seperti normalnya seorang sahabat, toxic friend akan menghalangimu berkembang dan membuatmu rendah diri, anxious dan takut, hingga trauma jika situasi sudah serius.

Toxic friendship bisa menyebabkan kamu mengalami stres. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda toxic friendship, seperti misalnya perilaku teman yang kerap merendahkan hingga ingin selalu menjadi pusat perhatian.

Teman toxic kerap mengeluarkan ucapan sarkas yang merugikan kita, mengatakan hal buruk soal kita di depan orang lain dan tidak menganggap serius perilaku itu.

Jenis toxic friend yang juga harus dijauhi adalah orang yang selalu iri tiap kali kita berbagi hal positif atau pencapaian dalam hidup. Mereka bisa saja membuat pencapaian kita tidak berarti dengan sikap, respon maupun kata-katanya.

Itulah teman toxic yang perlu kita kasih red flag dalam hubungan pertemanan, ada baiknya evaluasi dan jangan merasa sungkan untuk bersikap tegas atau memutuskan untuk menyudahi pertemanan.

No comments:

Post a Comment