Pages

Sunday, June 13, 2021

Hubungan Sapi dan Pemanasan Global

Ternyata pemanasan global terjadi tidak hanya dipicu dari bahan bakar fosil dan pabrik industri. Sapi juga turut menyebabkan gas efek rumah kaca. Bahkan para peneliti percaya bahwa emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan sapi ikut menyumbang 65%, yaitu dari gas metana yang dikeluarkan oleh sapi saat sendawa, kentut, dan kotoran.

Wow.

Gas metana ini menyumbang 16% dari total efek pemanasan global. Potensi pemanasan global mencapai 28 hingga 36 kali lipat, yang berujung menghasilkan karbon dioksida.

Sehingga perlu ada inovasi kreatif yang dilakukan untuk mengurangi gas metana pada sapi.

Hutan terbesar dan terluas di dunia, yaitu hutan Amazon sedang sakit. Terjadi pembalakan hutan yang dikarenakan menjamurnya peternakan sapi. Puluhan, ratusan atau bahkan ribuan sapi yang melenggang berkelompok sedang merumput.

Perluasan ladang ternak dituding sebagai perusak nomor satu Hutan Amazon. Tanah di Amazon sebetulnya tidak cukup subur untuk ditanami rumput sehingga harus dibantu pupuk kimia untuk menumbuhkan rumput. Rumput Amazon tidak cukup kuat untuk tumbuh tanpa rimbun pepohonan sehingga harus didatangkan rumput dari Amerika Serikat yang bisa tumbuh di padang rumput.

Sapi lokal Brasil tidak cocok untuk diternakkan di kawasan ini sehingga harus didatangkan dari India.

Untuk itu perlu ada inovasi juga dalam hal makanan. Dan diprediksi tidak akan lagi orang yang mengkonsumsi makanan olahan daging pada tahun 2040. Para ahli memperkirakan sekitar 60% dari produk daging yang dikonsumsi pada 20 tahun mendatang akan diganti dengan produk nabati atau alternatif budidaya lainnya yang diolah layaknya sebuah daging. 

Sehingga dampak lingkungan bisa ditekan.

Dampak lingkungan tersebut misalnya adanya emisi yang mendorong krisis iklim hingga habitat liar yang rusak karena dihancurkan untuk lahan pertanian dan timbulnya pencemaran sungai dan lautan. 

AT Kearney memperkirakan sekitar 1 miliar dolar AS telah diinvestasikan dalam penggantian daging nabati seperti yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan Amerika seperti Beyond Meat dan Impossible Foods, sebagaimana ditulis Independent. 

Daging nabati ini kemudian dibuat dengan membudidayakan sel hewan dalam bioreaktor tanpa adanya penyembelihan hewan tersebut. Kemudian diproduksi dengan mengekstrasi sel dari hewan hidup dan memperbanyaknya diluar tubuh hewan dengan menggunakan alat bioreaktor. 


Sumber :

https://m.liputan6.com/health/read/3861611/sapi-sumbang-pemanasan-global-begini-inovasi-cerdik-atasinya

https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2009/11/091124_amazonsapi

https://tirto.id/20-tahun-lagi-makanan-olahan-daging-tak-lagi-berasal-dari-hewan-ecj6

https://sciencejournalforkids.org/articles/how-much-does-it-cost-when-cows-burp/

https://horizon-magazine.eu/article/can-we-make-cow-burps-climate-friendly.html

https://www.bbc.com/news/world-latin-america-57017271

https://www.visualistan.com/2018/04/what-is-cultured-meat-infographic.html

https://ec.europa.eu/research-and-innovation/en/horizon-magazine/can-we-make-cow-burps-climate-friendly

1 comment:

  1. halo, terima kasih sudah berbagi informasi yang menarik
    kunjungi juga website kami di walisongo.ac.id

    ReplyDelete