Pages

Wednesday, October 9, 2019

Skizofrenia

Artikel ini membahas making of Joker dari sisi lain, dimana sebelumnya kita membahas yang membuat Arthur menjadi Joker adalah karena perlakuan masyarakat. Namun kita juga tidak lupa bahwa Joker adalah punya penyakit. Setidaknya ada 3, yaitu Delusional Disorder & Pseudobulbar Affect (PBA) dan yang ketiga adalah Skizofrenia.

Tokoh antagonis Joker sebagai lawan abadi Batman adalah pengidap skizofrenia yaitu gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Skizofrenia secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Yunani skhizein (membelah) dan phrēn (ingatan").

Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis, yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.

Orang dengan skizofrenia memang dapat melakukan kekerasan, tetapi tidak serta merta membuat mereka berbahaya. Sebagai perbandingan, alkohol dan obat-obatan berbahaya lebih menyebabkan kekerasan. Bahkan orang dengan skizofrenia lebih sering menjadi korban kekerasan orang lain, dibandingkan sebaliknya.

Namun tidak semua penderita Skizofrenia adalah buruk.

Adalah John Nash, sang pengidap Schizophrenia yang meraih Nobel pada tahun 1994. Nash adalah pengajar di Univesitas Princeton yang dikenal dengan sejumlah teori-teori matematika yang bermanfaat bagi dunia perekonomian, misalnya Nash equilibrium, Nash embedding theorem, Nash functions dan Nash–Moser theorem.

Artikel Game Theory dan Nash Equilibrium bisa dibaca dibaca lebih lanjut disitu.

Nash equilibrium menjabarkan perilaku bisnis, misalnya dalam persaingan marketing antara dua atau beberapa perusahaan besar yang menguasai pasar (kartel). Teori itu menjadi landasan bagi perekonomian modern.

Nash lahir di West Virginua 13 Juni 1928 menderita schizophrenia. Karena gangguan kejiwaan ini, Nash menganggap dirinya, dipilih oleh seorang kontak dari Pentagon, untuk menjalankan sebuah misi rahasia. Dalam khayalannya itu, diberi perintah secara berkala oleh pria yang menjadi kontaknya itu, untuk menemukan pola dari susunan kata-kata yang ada di berbagai artikel.

Ketika berada di kampus, Nash mulai paranoid karena seringkali melihat sekumpulan pria berdasi merah. Nash merasa khawatir dia sedang dimata-matai oleh organisasi rahasia yang berasal dari Moskow.

Nash pun beberapa kali terlihat komat-kamit, berbincang sendirian di suatu ruangan kosong. Mulai saat itulah dia dianggap aneh dan mulai dikucilkan.

Kembali ke tokoh Arthur Fleck yang mempunyai mental illness, Schizophrenia. Arthur suka dengan Sophie, dan dia kira Sophie juga begitu sebaliknya. Hingga membuat imajinasi atau ilusi bahwa mereka berdua melakukan kencan, dinner, menemani dan menjaga ibunya di RS.

Untuk meredam penyakitnya tersebut Arthur Fleck harus mengkonsumsi banyak obat. Selama ini dia mendapatkan dana bantuan dari pemerintah untuk mendapatkan obat-obatan tersebut. Jadi Arthur tahu bahwa dia sakit, dan sadar bahwa ada brain damage yang bikin uncontrolled laugh related to his emotion.


Penyakit ini bisa jadi diturunkan dari ibunya, dimana Penny Fleck menyukai Thomas Wayne dan mempunyai ilusi bahwa sebaliknya juga bahwa Thomas Wayne suka sama Penny. Sehingga Arthur adalah produk child abuse seseorang yang gila juga.

Dan akhirnya Arthur mendapatkan titik nadir atau momentum sebagai hasil dari akumulasi bad events. Yaitu saat Arthur membuka health record Penny dari rumah sakit Arkham. Sehingga bisa disimpulkan juga bahwa yang menjadikan sosok Arthur menjadi Joker adalah Penny ditambah dna diperparah perilaku dari lingkungan atau Society, dan gongnya adalah saat Murray Franklin mengundangnya dalam acara Murray Franklin's late night show.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia
https://www.alodokter.com/skizofrenia
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/memahami-skizofrenia
https://news.detik.com/internasional/d-2924000/mengenang-peraih-nobel-john-nash-pengidap-schizophrenia-yang-mengubah-dunia

No comments:

Post a Comment