Wednesday, July 30, 2025

Karena Sejak Saat Itu, Hidup Bukan Lagi Tentang Kita

Anak, Alasan Terbaik dan Dorongan Terkuat (the best reason & push for anything)

Dalam perjalanan hidup, banyak hal yang membuat kita melangkah lebih jauh, lebih keras, dan lebih kuat. Namun tidak ada dorongan yang sekuat kehadiran seorang anak. Anak adalah alasan terbaik dan dorongan terhebat untuk segala hal: bekerja lebih keras, berhemat lebih bijak, belajar lebih dalam, bahkan berdoa lebih khusyuk. Ketika menjadi orang tua, kita mulai menyadari bahwa keputusan-keputusan besar dalam hidup bukan lagi tentang diri kita semata. Bukan tentang ambisi pribadi, kenyamanan, atau pencapaian ego. Segala sesuatu berubah menjadi tentang bagaimana membangun masa depan yang lebih baik untuk mereka—tempat yang aman, dunia yang layak, dan warisan nilai yang kuat. Anak membuat kita sadar: hidup ini bukan soal kita, tapi soal bagaimana kita menjadi fondasi yang kokoh bagi tumbuh kembang mereka. Sebab cinta yang paling sejati tak selalu diucapkan, tapi diwujudkan dalam kerja keras dan pengorbanan yang tulus.

Ini Bukan Lagi Tentang Kita (it's never about us)

Ada satu momen dalam hidup yang mengubah segalanya. Bukan ketika kita mendapatkan pekerjaan pertama, bukan ketika meraih gelar, bahkan bukan ketika meraih kesuksesan yang selama ini diperjuangkan. Perubahan sejati justru datang ketika seorang anak hadir di dunia. 

Saat itu, dunia bergeser. Fokus hidup tak lagi berada pada diri sendiri, melainkan pada sosok kecil yang mengandalkan kita sepenuhnya. Sejak detik itu, hidup bukan lagi tentang “aku”, melainkan “kita”—lebih tepatnya, tentang “dia”, si kecil yang membuat kita menemukan alasan paling tulus untuk berjuang.

Anak adalah alasan terbaik untuk segala sesuatu. Alasan mengapa kita bangun lebih pagi, menempuh jarak lebih jauh, menahan lelah lebih lama, dan menelan amarah lebih sabar. Mereka adalah pengingat konstan bahwa setiap kerja keras yang kita lakukan bukan sekadar untuk membayar tagihan atau menambah angka di rekening bank. Tapi untuk memberi arti. Untuk menyediakan pijakan yang kokoh bagi langkah mereka di masa depan.

Kehadiran anak juga menjadi dorongan terbesar untuk bertumbuh. Banyak orang tua yang akhirnya belajar hal-hal baru karena ingin menjadi contoh yang baik. Ada yang mulai belajar mengelola keuangan dengan lebih bijak, memahami emosi dengan lebih dalam, atau bahkan mengejar pendidikan lagi karena ingin memberikan teladan. 

Tak sedikit pula yang akhirnya berani mengubah haluan karier, berwirausaha, atau menantang diri keluar dari zona nyaman karena dorongan untuk memberikan yang terbaik. Semua itu dilakukan dengan satu harapan sederhana: agar anaknya kelak bisa hidup lebih baik dan lebih bijak dari dirinya sendiri.

Menjadi orang tua juga berarti belajar melepaskan ego. Impian-impian pribadi yang dulu terasa penting bisa jadi tak lagi relevan, atau setidaknya harus ditunda. Keputusan besar seperti pindah kota, memilih pekerjaan, bahkan bersosialisasi, kini melibatkan pertimbangan tentang anak: apakah ini baik untuknya? Apakah dia akan tumbuh dengan bahagia dan aman di sana? Hidup menjadi penuh pertimbangan, namun juga penuh makna.

Dan yang paling menyentuh, anak mengajarkan kita bentuk cinta yang paling murni. Cinta yang tak banyak bicara, tapi penuh tindakan. Cinta yang tak menuntut balasan, tapi tetap setia memberi. Ketika kita bekerja keras meski tubuh lelah, saat kita memeluk mereka di malam hari tanpa tahu apakah mereka sadar, atau ketika kita menahan tangis di depan mereka agar tetap terlihat kuat—semua itu adalah bentuk cinta yang hanya bisa dipahami oleh hati yang pernah menjadi orang tua.

Jadi, bila suatu saat kita merasa lelah, goyah, atau ragu dengan pilihan hidup ini, ingatlah satu hal: kita sudah memiliki alasan terbaik untuk tetap melangkah. Anak bukan hanya amanah, tapi juga kekuatan. Bukan hanya tanggung jawab, tapi juga sumber inspirasi. Bukan hanya bagian dari hidup kita, tapi alasan terbesar mengapa kita hidup dengan lebih sungguh-sungguh.

Karena pada akhirnya, ini memang bukan tentang kita. Ini tentang mereka—tentang harapan yang kita titipkan pada masa depan, lewat cinta, kerja keras, dan ketulusan yang kita tanam hari ini.

Friday, July 18, 2025

Sore: Istri dari Masa Depan

"Kenapa senja itu menyenangkan? Kadang ia merah merekah bahagia, kadang ia hitam gelap berduka. Tapi, langit selalu menerima senja apa adanya"

Film yang berjudul Sore: Istri dari Masa Depan dibuka dengan kutipan yang cukup dalam, yang menyiratkan bahwa kehidupan manusia seperti senja, yang terkadang cerah, dan terkadang muram. Namun meski demikian cinta sejati akan menerima apa pun suasana itu tanpa syarat.

Rasanya sudah lama, tidak menonton film Indonesia langsung di bioskop. Dan ada rasa menyesal sewaktu film Jatuh Cinta Seperti di Film-film tayang di bioskop tapi sayangnya tidak ada kesempatan untuk menonton langsung di layar lebar.

Oleh karena itu, tidak boleh kejadian untuk film Sore: Istri dari Masa Depan. Ya, kedua film tersebut sama, dibuat oleh Yandy Laurens.

Film ini mengulas luka batin tentang seseorang yang belum selesai dengan dirinya sendiri. Atau yang juga disebut dengan attachment wound, yaitu luka keterikatan. Attachment wound adalah luka emosional yang terjadi dalam hubungan, yang disebabkan oleh pelanggaran kepercayaan atau pengalaman yang membuat seseorang merasa dikhianati atau ditinggalkan, yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam membentuk hubungan yang sehat di masa depan. 

Luka Jonathan berasal dari hubungan dengan ayahnya, sehingga luka tersebut menjadi trauma antar generasi yang mempengaruhi kemampuan Jonathan dalam upaya membuka diri kepada pasangan.

Trauma masa lalu Jonathan terjadi karena ayahnya meninggalkan ibunya, dirinya, dan kakaknya untuk memilih bersama perempuan lain, untuk mengikuti keinginan hatinya, kesenangan dirinya sendiri. Dia merasa dirinya tak dipilih oleh sang ayah. 

Rasa kecewa, pahit hati, amarah, dan dendam pada sang ayah, tersimpan dalam dirinya hingga dia tumbuh dewasa. Tapi, jauh dalam lubuk hatinya, ia masih menyayangi dan rindu sosok seorang ayah. 

Kehadiran Sore pun mencoba membantu Jonathan agar bisa berdamai dengan masa lalu.Tapi ratusan hingga bahkan ribuan kali Sore mencoba merubah Jonathan hanya berujung dengan kegagalan, mengharuskan Sore kembali ke awal. 

Over and over and over again, stuck in a loop where every effort to save him seems to reset.

Sore harus melakukan reinkarnasi berkali-kali untuk membayar karma. Dia terjebak dalam time loop

Segala upaya yang dilakukan Sore tetap berujung kegagalan. Bahkan dia suatu waktu mencoba pendekatan yang berbeda dengan cara mengajak Jonathan untuk menghadapi masa lalunya, dengan menemui sang ayah, yang notabene merupakan sumber luka batin terdalamnya. 

Tapi gagal.

Di titik ini, Sore mulai goyah terhadap keyakinannya sendiri: apakah cinta sekuat itu? Apakah pengorbanan bisa melawan takdir?

"Kalau aku harus ngulang seribu kali pun, kayaknya aku bakal tetap milih kamu, deh."

"Gak apa-apa, kita mulai dari awal, ya?"

Namun, terkadang untuk membuat seseorang akan tumbuh dengan perasaan tidak lah cukup, lalu berharap lebih pada orang dekat untuk bisa "menyembuhkan" luka tersebut, padahal tanggung jawab penyembuhan luka batin merupakan kewajiban diri sendiri.

Dan akhirnya, Sore pun memilih tidak mencoba mengubah Jonathan, dia berhenti mengatakan

"Hi, aku Sore, istri kamu masa depan."

Sore pun ikhlas dan pasrah, sembari mengucapkan

"Hi, aku Sore, istri kamu... selamanya."

Sore yang semula tidak mau kehilangan Jonathan, yang di masa depan meninggal karena kompilasi penyakit yang diderita akibat gaya hidup berantakan, seperti sering begadang, merokok dan minum alkohol. 

Sekarang tidak lagi.

Dan, di saat Sore telah berserah dan berdamai, di situlah sang takdir bekerja, ada sesuatu yang lebih besar dari kita manusia yang selalu mengarahkan kita to unfold our life stories

"Laki-laki tidak akan bisa dirubah sesuai dengan kemauan wanita, tapi laki-laki akan berubah karena dia benar-benar mencintai wanitanya."

"Ada 3 hal yang tidak bisa kita rubah: masa lalu, kematian dan rasa sakit."

"...tapi manusia bisa berubah."

Di saat itulah terjadi the great reset

Tidak hanya sekedar reset seperti sebelumnya yang telah terjadi ratusan kali. Sungguh ironis, Jonathan yang sebelumnya sangat peduli terhadap perubahan iklim yang menghancurkan Bumi dengan mengabadikannya lewat karya foto, namun dia lupa bahwa perubahan dalam dirinya telah menghancurkan dirinya, baik secara jasad maupun psikis. 

Tapi sekali lagi ini adalah the great reset.

Perasaan yang ditinggalkan oleh Sore selama ratusan hingga ribuan kali dalam melakukan hal yang sama akhirnya membekas pada diri Jonathan.

Seakan dejavu.

Sehingga Jonathan seakan mendapatkan ilham untuk melakukan pemulihan jasad, dengan berhenti merokok, dan berhenti minum alkohol. Bahkan dia pergi ke rumah ayahnya, meski pun setelah berada di dalam ruang tamu, dia kemudian hanya menuliskan pada selembar foto, yang inti isinya adalah dia telah memaafkan ayahnya dan berterima kasih dalam kebersamaan 1 tahun di masa kecilnya.

Dan segera Jonathan pun kembali ke Indonesia untuk bertemu ibunya dengan jasad atau tubuh yang lebih sehat dan bugar. Karena selain tidak merokok dan tidak minum alkohol dia juga rajin berolahraga. 

Ingat bahwa when we choose to love someone, we’re also choosing to accept the pain that may come with it


Sumber :

https://www.rri.co.id/hiburan/1655094/kutipan-menyentuh-film-sore-istri-dari-masa-depan

https://www.orami.co.id/magazine/quotes-film-sore-istri-dari-masa-depan

https://www.cxomedia.id/art-and-culture/20250717155541-24-181475/tentang-luka-dan-cinta-dalam-sore-istri-dari-masa-depan

https://www.attachmentproject.com/psychology/attachment-wound/#:~:text=Apa%20itu%20Luka%20Perlekatan?,kemungkinan%20besar%20akan%20tetap%20berkembang.

https://www.antaranews.com/berita/4974649/makna-filosofis-cinta-di-balik-film-sore-istri-dari-masa-depan

https://medium.com/@espressodingin/review-film-sore-istri-dari-masa-depan-394227044d04

https://farhangga.com/blog/teori-film-sore-istri-dari-masa-depan/

https://medium.com/@e.drnts/what-sore-istri-dari-masa-depan-taught-me-c49c49b29eb7

https://mojok.co/liputan/aktual/fakta-menyedihkan-di-balik-film-sore/

https://www.popbela.com/relationship/married/pelajaran-cinta-dari-film-sore-istri-dari-masa-depan-00-jclkf-bbsyxl

https://movfreak.blogspot.com/2025/07/review-sore-istri-dari-masa-depan.html

Thursday, July 17, 2025

Undecided

Senja mulai turun ketika badan ini akhirnya dihempaskan ke jok mobil untuk membawa pulang setelah perjalanan dari luar kota. Ditemani suara angin dan mendung yang menggantung di langit kelabu sambil melamun di persimpangan antara melepaskan yang sudah lama digenggam, atau tetap bertahan meski hatinya mulai letih.

Bukan keputusan ringan. 

Karena apa yang dulu menghangatkan kini mulai terasa hampa.

Dalam diam, semua ditimbang antara rasa takut, kehilangan, dan penyesalan. Melepaskan bukan berarti menyerah. Namun bertahan pun bukan berarti lemah. Ini saatnya agar kita berani jujur pada apa yang kita rasakan. 

Terdengar sayup sayup lagu di radio mobil.

It's weighin’, weighin' on me

Don't wanna wake up in the mornin'

Chris Brown - Undecided

Lagu dari Chris Brown yang berjudul Undecided menemani selama awal perjalanan. Lagu "Undecided" adalah lagu R&B dan pop. Yang unik dan terasa sangat familiar adalah karena dalam lagu ini berisi sampel singel penyanyi R&B Amerika Shanice tahun 1991 yang berjudul "I Love Your Smile".

Langsung aku beralih, dari radio mobil ke smartphone untuk memutar lagu "I Love Your Smile" dari Shanice.

Time came and showed me your direction

Now I know, I'll never ever go back

Shanice - I Love Your Smile

Langkah pertama bukan memilih, tapi memahami. 

Bimbang itu manusiawi — dan tak ada keputusan yang benar, kecuali yang kita ambil dengan hati yang jujur dan penuh tanggung jawab.


Wednesday, July 9, 2025

Superman

Clark Kent/Superman menghentikan bangsa Boravia dari invasi ke negara tetangga Jarhanpur, dan memperingatkan presiden Boravia, Vasil Ghurkos, untuk meninggalkan Jarhanpur. Di Metropolis, Superman dikalahkan untuk pertama kalinya oleh seorang metahuman bernama "Hammer of Boravia", dan melarikan diri ke Fortress of Solitude di Antartika dengan bantuan anjing super Krypto. 

Mereka diikuti oleh Angela Spica/The Engineer, sekutu miliarder Lex Luthor. Robot-robot Superman menggunakan radiasi matahari terkonsentrasi untuk menyembuhkannya dan menghibur Superman dengan pesan dari orang tua kandungnya, Jor-El dan Lara Lor-Van, yang mengirimnya ke Bumi untuk menyelamatkannya dari kehancuran planet Krypton mereka. 

Pesan tersebut rusak selama perjalanan, sehingga hanya paruh pertama yang dapat diputar. Superman kembali ke Metropolis dan kembali dikalahkan oleh Hammer, yang diam-diam merupakan metahuman Ultraman Luthor.

Superman setuju untuk diwawancarai oleh Lois Lane, pacar sekaligus rekan reporternya di Daily Planet, yang memicu pertengkaran ketika Lois mendesaknya tentang implikasi hukum dan etika dari tindakannya di Boravia. 

Luthor melepaskan kaiju di Metropolis sebagai pengalih perhatian saat ia menyusup ke Fortress of Solitude bersama Ultraman dan Engineer. Mereka mengalahkan para robot, menangkap Krypto, dan menemukan pesan Kryptonian; Engineer memulihkan bagian yang rusak. 

Superman menyelamatkan warga sipil sambil melawan kaiju tersebut bersama "Justice Gang", sebuah tim yang terdiri dari para pahlawan Green Lantern, Mister Terrific, dan Hawkgirl. Meskipun Superman ingin mengambil makhluk itu hidup-hidup, Mister Terrific membunuhnya. 

Luthor menyiarkan pesan Kryptonian dan Superman terkejut mendengar bagian kedua, di mana orang tuanya mendesaknya untuk menaklukkan Bumi dan mengambil banyak istri untuk memulihkan ras Kryptonian.

Opini publik berbalik melawan Superman, terutama ketika ia dengan marah menghadapi Luthor yang sedang mencari Krypto. Lois meyakinkan Superman bahwa ia yakin Superman baik, dan Superman menyatakan cintanya sebelum menyerahkan diri kepada pemerintah AS. 

Mereka menyerahkan Superman kepada Luthor untuk ditahan dan diinterogasi di dalam alam semesta saku buatan tempat Luthor diam-diam menyembunyikan musuh-musuhnya, termasuk Krypto. Superman dipenjara bersama Metamorpho, seorang metahuman. 

Luthor menggunakan Joey, putra Metamorpho yang masih bayi, sebagai daya ungkit untuk memaksanya mentransmutasikan tubuhnya menjadi Kryptonite, membuat Superman tak berdaya. Saat menginterogasi Superman, Luthor membunuh pendukungnya, Malik Ali, yang membuat Metamorpho ketakutan. 

Malik membantu Superman melarikan diri dan mereka membebaskan Joey dan Krypto. Lois meyakinkan Mister Terrific untuk membantu menemukan Superman dan mereka memasuki alam semesta saku, menyelamatkan yang lainnya. Lois membawa Superman untuk memulihkan diri bersama orang tua angkatnya, Jonathan dan Martha Kent. Jonathan memberi tahu Superman yang putus asa bahwa tindakannya menentukan siapa dirinya, bukan pesan dari orang tua kandungnya.

Pacar Luthor, Eve Teschmacher, yang tergila-gila pada fotografer Daily Planet, Jimmy Olsen, memberikan bukti kepada Daily Planet bahwa Luthor membantu Boravia dengan imbalan setengah wilayah Jarhanpur. 

Luthor memenjarakannya dan memancing Superman kembali ke Metropolis dengan membuka portal tak stabil ke alam semesta saku yang menciptakan celah yang semakin besar di dunia nyata. Superman mengirim Green Lantern, Hawkgirl, dan Metamorpho untuk menghentikan Boravia menyerang Jarhanpur lagi. 

Hawkgirl membunuh Ghurkos dan Green Lantern mengundang Metamorpho untuk bergabung dengan Justice Gang. Di Metropolis, Superman dan Mister Terrific melawan Engineer dan Ultraman. Superman mengalahkan Engineer dan mengetahui bahwa Ultraman adalah kloningan dirinya sendiri. 

Luthor begitu bertekad untuk mengalahkan Superman sehingga ia menolak untuk menutup celah tersebut, yang membelah kota menjadi dua. Superman dan Krypto mengalahkan Ultraman, yang ditarik ke dalam lubang hitam di bawah celah tersebut, dan kemudian mereka menahan Luthor di markasnya. Tuan Terrific menutup keretakan sementara Superman menantang ideologi Luthor dan mengungkapkan harapan bahwa suatu hari Luthor akan menerima kemanusiaan dalam diri mereka berdua.

Lois dan Jimmy mengungkap rencana Luthor ke publik, membersihkan nama Superman. Luthor dan rekan-rekannya ditangkap, dan mereka yang terperangkap di dunia sakunya, termasuk Eve, dibebaskan. Lois mengaku juga mencintai Clark. 

Saat Superman memulihkan diri di Benteng, sepupunya, Kara Zor-El, datang dalam keadaan mabuk untuk menjemput Krypto. Para robot menghibur Superman dengan rekaman masa kecilnya di Bumi bersama orang tua manusianya.


Sumber :

https://en.wikipedia.org/wiki/Superman_(2025_film)

Sunday, June 29, 2025

Menyusuri Jalan Pulang

Perjalanan Singkat dari Jember ke Sidoarjo

Minggu siang di Jember menyisakan sisa-sisa kehangatan dari malam sebelumnya. Setelah sehari penuh menikmati udara kampung yang bersih, menyantap masakan khas Jember, dan berbagi cerita tanpa batas, akhirnya tiba waktunya untuk kembali ke rutinitas—ke Sidoarjo, ke rumah, ke kehidupan yang menanti di awal pekan. 

Tepat pukul 12 siang, setelah makan siang bersama, kami berempat kembali menaiki mobil dan bersiap menempuh perjalanan sekitar 6 jam menyusuri jalur selatan Pulau Jawa.

Suhu udara masih cukup terik saat kami meninggalkan Jember. Jalanan kota tampak lengang, lalu mulai berkelok melewati perkebunan dan perbukitan kecil menuju arah utara. Di sepanjang perjalanan, pemandangan alam kembali menyuguhkan ketenangan yang kontras dengan hiruk-pikuk kota. 

Anak-anak di kursi tengah mulai terlelap, mungkin masih membawa lelah dari kegiatan selama di kampung.

Kami memilih jalur yang sama seperti saat berangkat: melewati Lumajang, Probolinggo, lalu Pasuruan. Lalu lintas di beberapa titik mulai padat, terutama mendekati sore hari. Banyak kendaraan pribadi dan bus pariwisata yang tampak beriringan, semua sama: kembali dari liburan singkat menuju rutinitas harian. 

Meski sempat terjebak antrean di beberapa ruas jalan pasar, perjalanan tetap terasa ringan karena hati masih hangat oleh kesan akhir pekan.

Kami sempat berhenti di rest area pertama saat memasuki tol di daerah Probolinggo untuk beristirahat dan membeli minuman dingin. Di sana, obrolan kecil kembali mencair—tentang betapa singkatnya waktu saat berada di kampung, tentang rencana liburan berikutnya, dan tentang bagaimana anak-anak tampak lebih ceria setelah bertemu keluarga besar.

Menjelang magrib, langit mulai memerah saat mobil perlahan memasuki wilayah Sidoarjo. Rasa lelah tergantikan oleh perasaan tenang—kami pulang dengan hati penuh. Rumah yang kami tinggalkan dua hari lalu kembali menyambut dalam keheningan yang familiar. 

Meski hanya perjalanan singkat, namun seperti biasa, perjalanan pulang dari kampung selalu meninggalkan kesan panjang—tentang rumah yang sesungguhnya, tentang waktu yang berharga, dan tentang arti kembali.

Saturday, June 28, 2025

Tiga Bekal dari Uti

Nasihat Seorang Nenek untuk Cucunya yang Akan Merantau

Artikel ini sambungan dari Sabtu Sore Menuju Kampung Halaman di Jember, dan malam itu saat akan pamit dari rumah kakek nenek, Uti (nenek) memberi 3 bekal sebagai nasihat dalam perantauan.

“Nak, sebelum kamu berangkat, ada tiga hal yang ingin Uti titipkan,” ucapnya lembut, tetapi penuh ketegasan. “Tiga hal ini bukan bekal di koper, tapi bekal di hati.”

Pertama, iman. “Kamu akan hidup jauh dari rumah, dari orang tua, dari Uti. Tapi Allah tidak pernah jauh. Jaga salatmu, jaga hatimu, jangan biarkan dunia mengikis kepercayaanmu. Kalau ada yang bikin bingung, kembali ke doa. Jangan cuma sibuk cari jawaban di Google, tapi lupa minta petunjuk dari Tuhan.”

Kedua, uang dan hutang. “Uang itu seperti air, mengalir cepat. Jangan boros. Belajarlah menabung walau sedikit. Dan satu lagi, jangan gampang berutang. Sekali kamu mulai, bisa-bisa hidupmu dikendalikan cicilan. Kalau kamu harus berutang, pastikan kamu bisa dan siap membayar. Jangan pernah utang buat gaya-gayaan, apalagi demi gengsi.”

Ketiga, pergaulan. “Kamu akan bertemu banyak orang. Teman bisa jadi jembatan rezeki, tapi juga bisa jadi lubang yang menjatuhkan. Pilih circle-mu baik-baik. Cari teman yang saling dukung, saling ingatkan, bukan yang ngajak lalai. Jangan malu kalau harus menyendiri daripada masuk ke lingkaran yang salah.”

Tiga pesan itu akan terus terngiang di benak sang cucu hingga bertahun-tahun kemudian. 

Karena nasihat yang sederhana, akan selalu menjadi kompas saat dunia mulai terasa asing.

Dan, lahirlah kekuatan untuk melangkah.

Sabtu Sore Menuju Kampung Halaman di Jember

Perjalanan Pulang

Hari Sabtu selalu membawa aroma pulang. Bagi kami, keluarga kecil dari Sidoarjo, akhir pekan kali ini bukan sekadar istirahat—melainkan momen untuk kembali ke akar, ke kampung halaman di Jember. Jam menunjukkan pukul tiga sore ketika kami berempat—aku, istri, dan dua anak kami—bergegas keluar dari rumah setelah seharian penuh bekerja. 

Mumpung lagi libur sekolah. 

Meski lelah belum sepenuhnya reda, ada semangat yang tak bisa disembunyikan: rindu akan udara kampung, suara jangkrik malam, dan senyum hangat orangtua yang selalu menanti.

Perjalanan dimulai dari jalanan padat kota Sidoarjo. Lalu lintas cukup bersahabat meski sesekali tersendat di titik-titik pertemuan jalan raya dan kawasan industri. Kami memilih jalur darat menggunakan mobil pribadi, karena selain lebih fleksibel, ini adalah waktu terbaik untuk berbincang di sepanjang jalan—tentang hidup, sekolah anak-anak, hingga kenangan masa kecilku di Jember.

Di sepanjang perjalanan, sawah-sawah yang mulai menguning menyapa dari balik jendela. Langit sore di atas Pandaan dan Lumajang begitu bersahabat, dengan semburat jingga yang pelan-pelan berganti biru kelam. 

Kami sempat berhenti sejenak di Alfamart untuk membeli jajanan ringan, sekaligus memberi waktu anak-anak untuk melepas penat. Obrolan ringan dan tawa kecil dari bangku belakang menjadi musik perjalanan yang tak tergantikan.

Mendekati Jember, suasana terasa makin akrab. Lampu-lampu desa mulai menyala, dan jalanan berubah dari lebar menjadi sempit, dari ramai menjadi tenang. Aroma kampung perlahan masuk ke dalam kabin mobil: campuran tanah basah, kayu bakar, dan angin pegunungan yang sejuk. 

Sebelum keliling kami sempatkan bersih-bersih dulu di penginapan AYO, Alice's Homestay! yang berlokasi di Jl.Citarum.no 10 Jember, kita bisa menghubungi di nomor whatsapp +62 877-1404-2944

Ketika akhirnya kami tiba di depan rumah orangtua, sambutan hangat dan pelukan akrab menjadi penutup sempurna dari perjalanan ini.

Bagi kami, pulang ke Jember bukan hanya soal melepas rindu—tapi juga menyambung kembali yang kerap terlupa: keluarga, akar, dan rasa syukur yang tumbuh dalam ketenangan desa. Di sana, di antara lampu temaram dan suara malam, kami menemukan kembali siapa diri kami, dan mengisi ulang hati untuk kembali menghadapi hari-hari kota yang padat.

Tuesday, June 24, 2025

Teori "Law of Opposite" dari Buku "Tuesday with Morrie"

Saat waktu senggang sambil dengerin Bersinema Podcast dari akun Youtube Rakki Creative. Terutama pada menit 16:09 , keren banget penjelasan Law of Opposite yang diambil dari buku Tuesday with Morrie.


Dalam buku Tuesday with Morrie, Mitch Albom menghadirkan percakapan menyentuh antara dirinya dan mantan dosennya, Morrie Schwartz, yang sedang menghadapi akhir hidup akibat penyakit ALS. Di tengah obrolan penuh makna itu, muncul sebuah gagasan yang kuat namun sering terabaikan: Law of Opposite, hukum tentang bagaimana dua hal yang tampaknya bertolak belakang ternyata saling melengkapi dan justru memberi makna yang lebih dalam dalam hidup.

Morrie menjelaskan bahwa untuk benar-benar mengalami kebahagiaan, seseorang harus juga merasakan kesedihan. Untuk memahami arti hidup, kita perlu menyadari kedekatan kita dengan kematian. Di sinilah hukum paradoks itu bekerja. 

"How can you appreciate light without knowing darkness?", tanya Morrie. Kehidupan bukan hanya soal menghindari penderitaan, tetapi tentang menerima dan mengalaminya dengan penuh kesadaran.

Law of Opposite adalah ajakan untuk tidak kaku melihat dunia secara hitam-putih. Hidup yang utuh justru terbentuk dari keberanian merangkul seluruh spektrum rasa—bahagia dan sedih, semangat dan lelah, keberhasilan dan kegagalan. 

Morrie tidak menolak kesedihan yang ia alami, tetapi justru membiarkannya hadir sepenuhnya, agar setelah itu ia bisa melepaskan dan membuka ruang untuk kebahagiaan.

Dalam dunia yang serba cepat dan kerap menuntut kepositifan palsu, konsep Law of Opposite menawarkan pendekatan yang lebih manusiawi. Kita tidak harus selalu merasa kuat. Kita boleh menangis, boleh takut, boleh lelah. Justru dari titik-titik rapuh itu, kita belajar menjadi manusia seutuhnya—bukan sempurna, tapi jujur.

Melalui Morrie, kita diajak untuk hidup dengan cara yang lebih sadar. Menerima bahwa di balik satu emosi, tersembunyi kemungkinan untuk merasakan hal sebaliknya. Dan bahwa hidup yang dalam bukanlah hidup yang selalu ceria, tetapi hidup yang memberi ruang bagi seluruh emosi untuk hadir, tumbuh, dan menguatkan kita.

Sunday, June 22, 2025

Shock Breaker Belakang

Shock breaker atau peredam kejut adalah salah satu komponen penting pada sistem suspensi mobil yang berfungsi menyerap getaran dan guncangan ketika kendaraan melintasi jalanan yang tidak rata. Komponen ini tidak hanya mempengaruhi kenyamanan berkendara, tetapi juga berkaitan erat dengan kestabilan dan keselamatan. 

Ketika shock breaker belakang mulai melemah atau rusak, gejalanya dapat terasa jelas: mobil terasa limbung saat menikung, bagian belakang memantul berlebihan setelah melewati polisi tidur, atau bahkan muncul suara berdecit dari area roda belakang.

Mengganti shock breaker belakang sebaiknya dilakukan jika usia pemakaian sudah mencapai 50.000–100.000 km, atau lebih cepat jika sering melintasi medan berat. 

Aku pilih shock breaker orisinil yang pastinya sesuai spesifikasi pabrik.Setelah mengganti shock breaker mobil menjadi terasa lebih stabil, dan kenyamanan penumpang meningkat drastis. 

Saturday, June 21, 2025

Menguak Bau Bensin dari Kabin Xenia

Sabtu pagi yang seharusnya tenang berubah menjadi penuh kekhawatiran ketika hidung mencium bau bensin yang menyengat dari dalam kabin mobil. Bau itu tidak asing. Ingatan langsung melayang ke tahun 2020, saat kejadian serupa saat harus ganti Oring Injector Xenia, yang sudah aus.

Tanpa menunggu lama, saya langsung membawa mobil ke bengkel langganan. Potensi bahaya dari kebocoran bensin, atau masalah kecil lainnya seperti ini tidak boleh dianggap remeh. Sesampainya di bengkel, mekanik langsung melakukan pengecekan. Bau bensin yang kuat di ruang mesin langsung mengarah pada kecurigaan lama: O-ring injector.

Setelah kap mesin dibuka dan pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, benar saja—O-ring salah satu injector mengalami putus karena aus, yang menyebabkan uap dan sedikit tetesan bensin bocor ke luar. Sama seperti yang terjadi lima tahun lalu, karet seal kecil itu kembali jadi sumber masalah besar.

Pihak bengkel menyarankan penggantian seluruh O-ring injector, bukan hanya satu, demi keamanan dan keawetan jangka panjang. Tak butuh waktu lama, perbaikan pun dilakukan. Kadang, komponen kecil yang luput dari perhatian bisa menimbulkan risiko besar.

Setelah penggantian selesai dan uji coba dilakukan, bau bensin pun menghilang. 

Mobil kembali normal, dan saya pun bisa melanjutkan akhir pekan dengan lega. 

Saturday, June 14, 2025

Sidoarjo-Solo-Surabaya dalam Harmoni Perjalanan (2)

Keesokan paginya, Solo menyambut dengan langit cerah dan udara pagi yang segar. Selepas sholat subuh, aku bergegas menuju Jalan Slamet Riyadi berolahraga pagi sambil berolahraga pagi mencari sarapan pagi. 

Selepas sarapan, aku melanjutkan perjalanan menuju sebuah sekolah anakku untuk mengambil rapor. Sekolah sudah ramai sejak pukul 7 pagi, penuh wajah-wajah ceria dan gugup para siswa serta orang tua, suasana penuh harap dan doa.

Sebelum rapot dibagikan dan sebelum konsultasi orang tua dan siswa kepada guru masing-masing, terdapat pertunjukkan apik yang disajikan oleh para siswa dari angkatan PD 06 dan PD 07.

Setelah semua urusan sekolah selesai, waktu menunjukkan pukul 13.30, alih-alih langsung ke stasiun, kita memutuskan untuk mampir ke sebuah kafe di Paragon Mall Solo Hotel. Kafe ini menjadi tempat ideal untuk beristirahat sejenak. 

Seperti biasa aku memesan coffee latte panas sedangkan anakku memesan es cokelat dan roti.

Menjelang sore kita menuju Stasiun Solo Balapan. Kereta api Sancaka jurusan Surabaya sudah siap berangkat. Duduk di kursi dekat jendela, saya menatap langit oranye yang perlahan meredup. Ada rasa lega sekaligus syukur telah menuntaskan perjalanan yang padat namun penuh makna. 

Kereta melaju meninggalkan Solo, membawa pulang bukan hanya badan, tapi juga hati yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih.

Friday, June 13, 2025

Sidoarjo-Solo-Surabaya dalam Harmoni Perjalanan (1)

Perjalanan dengan kereta api, deru roda di atas rel, lanskap pedesaan yang bergulir perlahan di balik jendela, serta pertemuan singkat dengan penumpang lain yang sama-sama melintasi waktu dan jarak. Jumat siang aku memulai perjalanan dari Sidoarjo menuju Solo dengan Kereta Api Sri Tanjung, moda transportasi dengan harga terjangkau.

Perjalanan menuju Solo cukup panjang, tapi tidak membosankan. Sepanjang jalur, pemandangan berganti-ganti: persawahan luas, pasar tradisional, sungai, hingga perkampungan yang masih mempertahankan wajah klasiknya.

Kereta berhenti di beberapa stasiun besar dan kecil, namun tetap tepat waktu. 

Menjelang petang, kereta akhirnya tiba di Stasiun Solo Purwosari. Dari stasiun, cukup berjalan kaki menuju penginapan yang sudah dipesan, yang sebelumnya sempat menginap disini juga saat Rangga Ulang Tahun, POP! Hotel Solo, yang terletak di kawasan strategis. 

Hotel ini menjadi pilihan karena harganya yang ramah di kantong, desainnya yang ceria, serta kenyamanan fasilitasnya, cocok banget untuk backpacker.

Malam pun tiba di Solo dengan angin yang lembut dan suasana kota yang tenang. Aku sempatkan berjalan kaki di jalanan Slamet Riyadi untuk mencari makan malam sambil mencari sepasang kaos dan celana pendek yang tertinggal.

Monday, June 9, 2025

Waktunya Ganti Rantai Set

Pengalaman ini jadi ingat pengalaman pertama tentang rantai sekira 12 tahun lalu. Yaitu saat rantai sepeda motor Thunder kendor, sehingga sebelum berkendara pastikan kekencangan rantai motor agar saat berkendara bisa dengan aman dan lancar. 

Setelah seharian berjibaku dengan tumpukan pekerjaan di kantor, ada kepuasan tersendiri ketika bisa menyempatkan waktu untuk hal-hal sederhana tapi penting—seperti merawat kendaraan kesayangan. Sore itu, sepulang dari kantor, saya langsung mengarahkan motor ke bengkel langganan. 

Sudah terasa sejak beberapa hari terakhir bahwa rantai mulai kendor dan suara gesekan mulai mengganggu kenyamanan saat berkendara. Ditambah lagi, sudah waktunya ganti oli. Maka keputusan singkat pun dibuat: ganti rantai set sekalian ganti oli dengan spesifikasi SAE 20W-50 seperti sebelumnya.

Di bengkel, mekanik langsung paham apa yang harus dilakukan. Rantai set diganti dengan yang baru, lebih kuat dan mulus saat dipasang. Tak hanya mengurangi suara berisik, tapi juga memperbaiki performa tarikan motor. 

Sementara itu, oli Mesran 20W-50 menjadi pilihan karena kekentalannya yang cocok untuk mesin yang sudah mulai berumur dan sering digunakan dalam kondisi jalanan padat—cocok untuk pemakaian harian dari rumah ke kantor. 

Oli ini memberikan perlindungan maksimal terhadap aus dan menjaga suhu mesin tetap stabil, apalagi di kemacetan kota yang sering bikin mesin cepat panas.

Perawatan ringan seperti ini memang sering dianggap sepele, tapi justru di sinilah pentingnya: menjaga agar kendaraan tetap prima dan tidak mendadak rewel di tengah jalan. Sore yang singkat itu terasa produktif dan memberi ketenangan. 

Karena bukan hanya tubuh yang butuh istirahat setelah seharian kerja, kendaraan pun perlu perhatian agar tetap setia menemani perjalanan esok hari.

Kalau kamu juga merasa motor mulai tak nyaman dikendarai, mungkin ini saatnya mampir sebentar ke bengkel. Karena perawatan kecil hari ini bisa menyelamatkan dari kerusakan besar di kemudian hari.

Saturday, May 31, 2025

Merajut Langkah, Menyulam Makna

Perjalanan Lanjutan dari Bumiaria ke ITB Jatinangor dan Ganesha.

Perjalanan panjang dari Surabaya ke Jatinangor dengan kereta Harina bukan hanya tentang jarak, tapi juga tentang transisi suasana. 

Dari kost Bumiaria, Jatinangor, langkah dimulai. Udara pagi masih segar, jalanan belum terlalu padat. Tujuan pertama: kampus ITB Jatinangor. Tak jauh dari tempat kost, cukup berjalan kaki hanya memakan waktu beberapa menit, kampus sudah terlihat dengan bangunan-bangunan yang menunjukkan geliat perkembangan pendidikan.

Di ITB Jatinangor, suasana begitu segar sembari memandangi langit Sumedang yang berawan tipis.

Menjelang siang, perjalanan berlanjut menuju ITB Ganesha, kampus utama yang ikonik di pusat kota Bandung. Menggunakan moda transportasi online perjalanan kurang lebih 1 jam. Namun sebelum kesana kita sempatkan terlebih dahulu bersih-bersih diri dan istirahat di Wisma Dago yang berlokasi di Jl. Ciungwanara No.16, Coblong, Bandung, Jawa Barat. Sebelum kita melanjutkan perjalanan pulang kembali ke Surabaya kembali menggunakan Kereta HARINA pukul 21:35 


ITB Ganesha menyambut dengan suasana khasnya—pohon besar menaungi jalan, mahasiswa berdiskusi di selasar, dan suasana kampus yang menyimpan sejarah panjang pendidikan teknik dan sains di Indonesia. 

Di sinilah berbagai kenangan terpatri akan berbagai tokoh bangsa yang pernah mengenyam pendidikan disana. Perjalanan dari ITB Jatinangor ke kampus Ganesha Bandung bukan sekadar perpindahan lokasi, tapi peralihan dari satu fase kehidupan ke fase berikutnya—dari belajar menjadi berkontribusi.

Langkah-langkah hari itu mungkin terasa biasa. 

Namun di balik itu terselip semangat yang tak biasa: semangat untuk terus belajar, bertumbuh, dan menjelajah lebih luas lagi. 

Sebuah perjalanan yang tampaknya lokal, tapi bermakna universal: dari kamar kecil di rumah, menuju ruangan mimpi besar.

Semangat kuliah anakku.

Friday, May 30, 2025

Bukan Hanya Tentang Jarak

Sore ini, Jumat 30 Mei 2025, Stasiun Pasar Turi Surabaya mulai ramai. Di antara deretan penumpang yang bersiap naik kereta jarak jauh, aku berdiri menunggu keberangkatan KA Harina—kereta malam yang menghubungkan Surabaya dan Bandung. 

Kereta ini memiliki waktu tempuh yang cukup panjang, sekitar 10 jam, yang menempuh perjalanan lintas provinsi dari Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jawa Barat.

Kereta berangkat pada pukul 17.45 WIB, ke arah Barat melewati Lamongan, Semarang, hingga Cikampek. Lalu kemudian berbelok ke arah Selatan menuju Bandung.

Di dalam kereta, suasananya nyaman: penumpang tenang, AC sejuk, dan pramugari kereta sesekali lewat menawarkan makanan dan kopi panas. Sambil menyeruput kopi dari restorasi, saya sempat membuka laptop, menyelesaikan beberapa pekerjaan ringan. Malam berganti, dan mata pun terpejam ditemani guncangan lembut roda baja di atas rel.

Sabtu dini hari, sekitar pukul 04.15 WIB, KA Harina tiba di Stasiun Bandung. Suasana masih dingin dan berkabut kita sholat subuh di masjid stasiun. Beruntung didepan stasiun ada outlet Burger Bangor yang sudah buka, jadi sambil menunggu matahari terbit kita sarapan terlebih dahulu.

Dari sana, saya lanjutkan perjalanan menuju Jatinangor menggunakan layanan jasa transportasi online. Perjalanan Bandung–Jatinangor memakan waktu sekitar 1 jam jika lalu lintas lancar, melewati kawasan Dago dan Cileunyi yang mulai ramai oleh aktivitas pagi.


Tiba di Jatinangor, sebelum jalan-jalan ke ITB Kampus Jatinangor, kita mencari kos Bumiaria yang sebelumnya sudah kita kontak. Lanjut ke kampus Jatinangor, langsung terasa suasana kampus yang tenang, rindang, dan penuh semangat akademik. 

Perjalanan panjang dari Surabaya ke Jatinangor dengan kereta Harina bukan hanya tentang jarak, tapi juga tentang transisi suasana: dari hiruk-pikuk kota pelabuhan menuju atmosfer pendidikan yang tenang dan reflektif. 

Dan dalam perjalanan itulah, saya menemukan jeda yang berharga untuk merenung, mengingat, dan menyusun langkah berikutnya.

Thursday, May 29, 2025

Orisinalitas Bukanlah Selalu Melulu Hal yang Baru

Ketika mendengar kata orisinalitas, sebagian besar orang langsung membayangkan sesuatu yang benar-benar baru, belum pernah ada sebelumnya, dan muncul dari kekosongan. Padahal, kenyataannya orisinalitas tidak selalu harus identik dengan kebaruan mutlak. 

Dalam banyak hal, orisinalitas justru muncul dari cara pandang baru terhadap hal lama, dari keberanian meramu ulang gagasan yang sudah ada menjadi sesuatu yang relevan dan bermakna.

Seorang seniman, penulis, atau inovator seringkali tidak menciptakan sesuatu dari nol. 

Mereka memetik dari ingatan kolektif, dari tradisi, sejarah, dan referensi yang telah ada sebelumnya. Orisinalitas mereka terletak pada sudut pandang, pada keberanian untuk menantang pakem lama dengan pendekatan segar, atau pada keberhasilan mereka menyuarakan sesuatu yang dirasakan banyak orang tapi belum pernah diungkapkan dengan cara tersebut.

Dalam dunia bisnis pun demikian. 

Tidak semua startup yang disebut inovatif benar-benar menciptakan kategori baru. Banyak dari mereka justru sukses karena memodifikasi ide lama dengan pendekatan yang lebih relevan, efisien, atau humanis. Layanan transportasi daring, misalnya, bukan menciptakan konsep transportasi itu sendiri, tetapi merevolusi cara kita mengakses dan menggunakannya.

Maka, penting untuk menyadari bahwa mengejar orisinalitas bukan berarti harus memaksakan kebaruan yang belum tentu berguna. Kadang, yang dibutuhkan adalah kepekaan membaca kebutuhan zaman, lalu menjawabnya dengan pendekatan yang unik—meskipun bahan-bahannya sudah ada sejak lama. 

Karena pada akhirnya, orisinalitas bukanlah soal menemukan hal yang belum pernah ada, melainkan tentang menyampaikan sesuatu dengan cara yang belum pernah ada.


Batik tulis adalah contoh sempurna dari orisinalitas yang tidak selalu harus “baru”, tetapi kaya akan keunikan, ekspresi personal, dan nilai budaya. 

Setiap lembar batik tulis adalah karya yang lahir dari tangan manusia—dengan ketidaksempurnaan yang justru menjadi ciri khas dan bukti orisinalitasnya. Tidak ada dua batik tulis yang benar-benar sama, karena motif, tekanan malam, goresan canting, dan suasana hati pembatik ikut membentuk hasil akhirnya.

Sementara itu, batik cetak atau batik printing meskipun efisien dan masif, kehilangan unsur personal tersebut. Ia bisa diulang persis, diproduksi cepat, tapi tidak menyimpan jejak kisah dan proses yang intim seperti batik tulis. 

Maka bisa dikatakan, orisinalitas batik tulis tidak terletak pada kebaruan motif semata, melainkan pada cara dan jiwa yang tertanam dalam pembuatannya.


Tulisan tangan seseorang pada sebuah artikel memancarkan orisinalitas dalam bentuk yang paling manusiawi—emosi, sudut pandang, dan pengalaman hidup yang tak bisa direplikasi persis oleh siapa pun, termasuk oleh kecerdasan buatan. Dalam tulisan manusia, kita bisa merasakan kegelisahan, semangat, atau bahkan kejanggalan logika yang justru menunjukkan proses berpikir yang hidup.

Sebaliknya, tulisan dari AI, meski rapi, cepat, dan informatif, cenderung terstruktur dan netral. Ia mampu meniru gaya, tapi tidak bisa sepenuhnya menyamai nuansa batin yang tertuang dalam tulisan personal. 

Seperti halnya batik tulis yang mengandung jiwa pembuatnya, tulisan tangan adalah ekspresi orisinal dari cara seseorang melihat dan merespons dunia—bukan sekadar kumpulan kata, tetapi narasi yang ditenun dari kesadaran unik.

Sunday, May 25, 2025

I Am Back

Hijrah seringkali dipahami sebagai langkah mulia meninggalkan masa lalu yang kelam menuju kehidupan yang lebih baik, lebih dekat dengan nilai-nilai spiritual dan kebaikan. 

Namun, tidak sedikit yang mengalami fase sulit dalam prosesnya—jatuh, tergelincir, bahkan kembali ke titik awal setelah berjuang. Artikel ini mengangkat sisi manusiawi dari perjalanan hijrah: saat seseorang memutuskan untuk kembali setelah pernah mundur.

“I am back”—sebuah pernyataan sederhana, tapi sarat makna. Ini bukan sekadar pengumuman, tapi bentuk pengakuan dan tekad untuk bangkit dari kejatuhan. Mereka yang pernah hijrah dan kemudian kembali ke kehidupan lama tidak layak dicaci. 

Justru, ketika seseorang mengakui kesalahan dan berniat kembali ke jalan kebaikan, itulah momen di mana kekuatan spiritualnya sedang bekerja paling nyata. Bukan semua orang berani mengakui bahwa ia sempat mundur. Lebih sedikit lagi yang berani melangkah lagi ke depan setelah itu.

Fenomena “hijrah yang kembali” bukan kegagalan, tapi fase rekalibrasi. Seperti GPS yang mencari ulang rute ketika kendaraan salah arah, manusia pun butuh waktu untuk memahami arah sejati hidupnya. 

Mungkin dulu hijrah dilakukan karena tren, tekanan sosial, atau semangat sesaat. Namun kali ini, saat seseorang berkata “I am back,” itu mungkin lahir dari perenungan panjang, luka batin, dan kesadaran mendalam bahwa perjalanan ini bukan tentang sempurna—tetapi tentang terus memilih kembali.

Hijrah bukan garis lurus. 

Ia berliku, penuh tantangan, bahkan kadang membuat pelakunya merasa sendirian. Tapi bagi yang memilih kembali, mereka tahu bahwa Tuhan tidak pernah benar-benar meninggalkan. Setiap langkah menuju perbaikan adalah bagian dari proses yang disambut hangat oleh langit.

Dan untuk mereka yang kini kembali, dengan malu-malu atau penuh keyakinan, ketahuilah: kamu tidak sendiri. Tak perlu menjelaskan apa pun kepada dunia. Cukup jalani perjalanan ini, satu langkah kecil yang konsisten. Karena setiap kembalinya seorang hamba—itu bukan akhir, melainkan awal yang baru.

Wednesday, May 21, 2025

Mission: Impossible – The Final Reckoning

Film Mission: Impossible – The Final Reckoning menjadi penutup epik dari perjalanan Ethan Hunt dalam aksi spionase yang legendaris. Film ini langsung menjadi lanjutan dari peristiwa dari Dead Reckoning Part One. 

Ethan Hunt dan tim IMF menghadapi ancaman terbesar mereka: The Entity, sebuah kecerdasan buatan (AI) yang telah menjadi sadar diri dan memiliki potensi untuk mengendalikan sistem nuklir global. 

Ethan dan rekannya, Grace, berusaha menghentikan Gabriel, agen yang sebelumnya bekerja untuk The Entity. Gabriel memaksa Ethan untuk mengambil modul inti dari kapal selam Rusia yang tenggelam, Sevastopol, yang berisi kode sumber The Entity. 

Dengan bantuan Benji Dunn, Paris, dan Theo Degas, mereka menemukan perangkat komunikasi yang digunakan Gabriel untuk berinteraksi dengan The Entity. Perangkat ini menunjukkan visi tentang kiamat nuklir yang akan datang. Ethan menyadari bahwa The Entity membutuhkan akses ke bunker digital aman di Afrika Selatan untuk memastikan kelangsungan hidupnya. 

Tim IMF berusaha mendapatkan koordinat Sevastopol, sementara Ethan dan Luther Stickell mencoba menjinakkan bom nuklir yang ditanam Gabriel di London. Luther mengungkapkan bahwa ia telah mengembangkan malware bernama "Poison Pill" untuk melumpuhkan The Entity, namun Gabriel telah mencurinya. 

Setelah berhasil mengambil modul, Ethan hampir tenggelam saat kapal selam mulai meluncur ke dasar laut. Ia diselamatkan oleh Grace dan Tapeesa menggunakan ruang dekompresi darurat. Ethan kemudian merencanakan untuk menggunakan Poison Pill bersama modul untuk mengisolasi The Entity dari dunia luar. 

Tim tiba di bunker di Afrika Selatan dan menemukan Gabriel yang menyiapkan bom dengan hitungan mundur 20 menit. Dalam pertempuran yang terjadi, Gabriel melarikan diri, dan Paris melakukan operasi darurat pada Benji yang terluka parah. Grace berhasil memulai ulang sistem bunker untuk menjebak The Entity. 

Ethan mengejar Gabriel menggunakan pesawat biplane dan berhasil naik ke pesawat Gabriel di udara. Gabriel melompat dengan parasut, namun tewas setelah menabrak bagian pesawat. Ethan kemudian menggunakan Poison Pill dan modul untuk menyelesaikan proses isolasi The Entity. 

Setelah misi selesai, Ethan menyerahkan modul yang telah dihancurkan kepada Kittridge dan agen CIA Jasper Briggs, yang ternyata adalah putra dari mantan pemimpin tim Ethan, Jim Phelps. Tim IMF bersatu kembali di London, dan Grace memberikan The Entity yang telah diisolasi kepada Ethan. Mereka kemudian berpisah, menandai akhir dari perjalanan panjang mereka.

Saturday, May 17, 2025

Sejauh Jember Sedekat Hati

Sehari Menengok Ibu

Pagi itu, matahari belum sepenuhnya tinggi ketika aku melangkah ke Stasiun Surabaya dengan satu tujuan sederhana namun penuh makna: menengok ibu di kampung halaman, Jember. Tiket kereta ekonomi pagi sudah kupesan jauh-jauh hari—bukan karena harganya, tapi karena aku ingin menikmati perjalanan darat yang tenang dan penuh kenangan. 

Duduk di dekat jendela, aku memandang sawah-sawah yang terbentang luas, desa-desa kecil yang berlalu satu demi satu, seolah semuanya mengantarkanku pulang.

Setibanya di Jember menjelang siang, udara terasa lebih segar, lebih akrab. Aku langsung menuju rumah ibu di pinggiran kota. Senyumnya yang hangat menyambut di ambang pintu seperti selalu—tanpa keluh, hanya peluk dan doa dalam bisikan. 

Kami ngobrol sejenak di ruang tamu sederhana, menyantap hidangan kesukaanku yang sudah disiapkannya: tempe goreng.

Karena waktu pulang masih lama, aku menyempatkan diri istirahat sejenak di homestay kecil tak jauh dari rumah ibu. Alice’s Homestay Syariah di Jember adalah pilihan akomodasi sederhana dan nyaman, ideal untuk pelancong yang menghargai suasana tenang dan syariah. Terletak strategis di Jl. Citarum No. 10, hanya sekitar 5 menit berjalan kaki dari Alun‑Alun dan Stasiun Jember.

Homestay ini menawarkan kamar-kamar standar Double atau Twin ber-AC lengkap dengan Wi‑Fi gratis, TV kabel, dan mandi dengan shower rainfall. Fasilitas tambahan seperti ruang dapur bersama, area parkir, resepsionis 24 jam, dan kebersihan harian menjadikannya tempat yang praktis untuk menginap, baik bagi keluarga maupun pelancong solo . 

Rating tinggi (sekitar 4,6–4,9) mencerminkan kepuasan tamu terhadap pelayanan yang ramah dan lokasi yang dekat segala kebutuhan kota, menjadikannya opsi menginap yang “cozy” dan terpercaya di Jember.

Tempatnya tenang, dengan jendela yang menghadap ke halaman penuh tanaman. Beberapa jam aku rebahan, melepas lelah, menulis sedikit catatan di buku harian—tentang betapa rindu sering kali hanya bisa dibayar lunas dengan hadir secara langsung.

Menjelang sore, mendung dan gerimis tiba-tiba turun, seolah tahu bahwa waktu selalu terasa kurang bagi yang mencintai. Kereta pulang malam membawaku kembali ke Surabaya, menyusuri jalur yang sama, tapi kini dengan hati yang lebih ringan.

Meski singkat, perjalanan ini menyisakan bekas yang dalam: bahwa pulang tak harus lama, dan menengok orang tua tak butuh alasan besar. Kadang, cukup hadir. Cukup duduk di sampingnya, dan membiarkan kasih sayang mengalir diam-diam lewat tatapan, tawa kecil, dan cerita-cerita yang tak akan pernah lekang oleh waktu.

Tuesday, May 13, 2025

Ganti Ban Motor Depan & Belakang

Sore itu, setelah beberapa waktu menunda, akhirnya saya menyempatkan diri untuk mengganti ban sepeda motor kesayangan, Suzuki Thunder 125. Ban depan dan belakang sudah menunjukkan tanda-tanda aus: grip berkurang, alur yang mulai menipis, dan sensasi berkendara yang terasa kurang mantap saat melewati tikungan atau jalan basah. 

Pilihan jatuh pada penggantian ban depan dan belakang sekaligus—termasuk ban dalamnya.

Saya menginginkan spesifikasi ban luar yang sesuai dengan standar kenyamanan dan kestabilan Thunder, yaitu ukuran 90/90-18 untuk ban belakang dan 80/90-18 untuk ban depan. Namun, saat sampai di bengkel crspeed_tokobanmotor, mekanik menyampaikan bahwa ketersediaan mereka dalam satuan ukuran lokal adalah 300-18 untuk belakang dan 275-18 untuk depan. 

Meski secara penamaan berbeda, setelah dijelaskan, ukuran tersebut setara dan kompatibel dengan kebutuhan motor saya.

Proses penggantian berjalan lancar. Ban luar dan dalam diganti bersamaan untuk memastikan tidak ada kebocoran atau ketidakseimbangan dari ban lama. Mekanik juga melakukan balancing ringan serta mengecek kondisi velg. 

Hasilnya sangat memuaskan—Thunder kembali terasa stabil di kecepatan tinggi dan lebih nyaman saat melewati jalanan berliku.

Wednesday, May 7, 2025

Prognosa

Prognosa adalah istilah penting yang merujuk pada perkiraan jalannya suatu penyakit dan kemungkinan hasilnya di masa depan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "prognōsis" yang berarti “pengetahuan sebelumnya”. 

Prognosa bukan sekadar tebakan, melainkan penilaian berbasis bukti ilmiah dan pengalaman klinis yang membantu pasien, dokter, dan keluarga memahami apa yang bisa diharapkan dari suatu kondisi kesehatan.

Prognosa berperan vital dalam proses pengambilan keputusan medis. Ketika seseorang didiagnosis suatu penyakit—baik itu ringan seperti flu atau berat seperti kanker.

Informasi ini menjadi dasar bagi pasien untuk membuat keputusan seputar pengobatan, gaya hidup, bahkan perencanaan masa depan.

Penting untuk diingat bahwa prognosa bukan vonis final. Ia adalah perkiraan, bukan kepastian. Banyak pasien yang melampaui ekspektasi dokter, dan sebaliknya, ada pula yang kondisi kesehatannya menurun lebih cepat dari prediksi. Oleh karena itu, prognosis harus digunakan sebagai panduan, bukan hukuman. Dukungan emosional, motivasi, dan kemauan untuk sembuh juga memainkan peran besar dalam proses penyembuhan.

Prognosa adalah jembatan antara diagnosa dan harapan. Ia membantu kita melihat ke depan dengan lebih siap—baik untuk bersiap melawan penyakit maupun menerima realitas dengan bijak. Dalam setiap perjalanan penyembuhan, penting untuk tetap terbuka, berharap, dan mengambil tindakan terbaik berdasarkan informasi yang tersedia.

Wednesday, April 30, 2025

Jejak Luka Menuju Cahaya

Ketika kehilangan datang tiba-tiba, seperti bayangan yang menyapu cahaya, aku terpaksa belajar menerima kekosongan yang tak bisa diisi. Awalnya, aku menolak kenyataan, memaksa diri untuk tetap sibuk, seolah jika cukup sibuk, luka itu tak sempat terasa. 

Tapi di tengah malam yang sunyi, akhirnya suara batin yang tertahan pecah juga. Cukup penting untuk Memahami Proses Emosional dalam Kehilangan.

Perlahan, aku mulai memahami bahwa duka bukan untuk dilawan, melainkan untuk dirasakan, dalam setiap detiknya yang berat, dalam setiap kenangannya yang menyesakkan. Proses emosional dalam kehilangan mengajarkanku bahwa sembuh bukan berarti lupa, tapi berdamai dengan kenyataan bahwa cinta yang tulus tetap tinggal, bahkan saat sosoknya telah pergi.

Setelah memahami luka itu, aku mulai menerima bahwa kehilangan tak hanya tentang orang yang pergi, tapi juga tentang bagian diriku yang ikut runtuh bersamanya. Aku tak bisa memperbaiki masa lalu, tapi aku bisa memperbaiki sikapku hari ini, memaafkan diri sendiri atas suara batin yang terlalu lama, memberi ruang untuk tumbuh dari kesalahan, dan belajar mencintai hidup yang tak sempurna. 

Segera aku Terima dan Perbaiki.

Dengan hati yang perlahan mengeras oleh kenyataan namun tetap hangat oleh harapan, aku melangkah lagi. Tak sempurna, tapi lebih jujur. Tak utuh, tapi lebih siap. Terima bukan berarti menyerah; perbaiki bukan berarti menghapus. Keduanya adalah cara untuk terus hidup dengan lebih bermakna.

Setelah semua suara batin dan perbaikan yang kulakukan, aku sadar satu hal: selama ini aku terlalu sibuk mencari jalan keluar, melarikan diri ke pekerjaan, hiburan, bahkan nasihat orang lain, seolah semua jawaban ada di luar sana. Padahal, yang paling kuabaikan justru diriku sendiri. 

Aku bertanya, Mengapa Kita Terlalu Sibuk Mencari Jalan Keluar? Bahwasanya solusi itu ada di dalam, maka seyogyanya kita mencari jalan ke dalam. 

Aku tak pernah benar-benar duduk diam, menanyakan dengan jujur: apa yang sebenarnya aku rasakan? 

Apa yang aku butuhkan? 

Dan sejak aku berani menempuh jalan ke dalam, menyapa luka dan bercakap dengan diri sendiri, di sanalah aku menemukan kekuatan yang lebih jernih. Bukan pelarian, tapi pemahaman. Bukan solusi instan, tapi keutuhan yang tumbuh perlahan. Jalan keluar seringkali menyesatkan bila hati belum pulang.

Ketika aku mulai berdamai dengan diriku sendiri, pandanganku tentang keluarga pun ikut berubah. Dulu aku mengira keluarga harusnya tempat yang sempurna, hangat, saling mengerti, tanpa luka. Tapi seiring waktu, aku belajar bahwa justru karena keluarga tidak sempurna, ia menjadi ladang perjuangan yang paling mulia. 

Ada ego yang harus diredam, luka yang harus dimaafkan, dan jarak yang harus dijembatani. Dalam segala ketidaksempurnaan itu, aku melihat cinta dalam bentuknya yang paling jujur, yang tetap tinggal meski sering ingin pergi. Maka aku memilih bertahan, bukan karena keluarga selalu benar, tapi karena mereka selalu layak untuk diperjuangkan.

Iya benar, bahwa sekali lagi Keluarga Bukan Sesuatu yang Sempurna, Tapi Sesuatu yang Layak Diperjuangkan.

Setelah melalui badai emosi, pergolakan batin, dan perjuangan menjaga keluarga yang hampir runtuh, aku mulai melihat secercah cahaya yang tak kusangka datang. Justru ketika aku merasa tak punya apa-apa lagi selain doa dan keteguhan hati, Allah menghadirkan rezeki demi rezeki, tak hanya dalam bentuk materi, tapi juga ketenangan, kesempatan, dan orang-orang yang mendukung langkahku. 

Sesuatu yang lama kami tunggu akhirnya datang, kesehatan keluarga mulai membaik, dan bahkan ide-ide kecil yang dulu kuanggap sepele kini menjadi sumber kehidupan baru. Di titik inilah aku sadar, bahwa setelah kesulitan selalu ada kemudahan, dan setelah kepedihan selalu ada kasih sayang-Nya yang tak terduga.

Hal ini sudah terpahat di kita suci Al-Quran sebagai Janji di Balik Ujian yang menyatakan bahwa "sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan" yang terdapat dalam Surah Al-Insyirah (Surah ke-94) ayat 5 dan 6. Ayat tersebut berbunyi: 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5)

Fa inna ma'al-'usri yusra(n)

"Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan" 

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

Inna ma'al-'usri yusra(n)

"Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan" 

Ayat ini menegaskan bahwa di setiap kesulitan, pasti ada kemudahan yang menyertainya. Ayat ini menjadi motivasi dan penghibur bagi umat Muslim yang sedang menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidup. 

Thunderbolts*

Thunderbolts* adalah kisah tentang sekelompok individu berkekuatan luar biasa yang telah lama berdiri di bayang-bayang para pahlawan utama. Mereka bukan simbol harapan atau kebajikan, melainkan figur-figur yang pernah gagal, ditolak, bahkan dicap berbahaya. 

Film ini menyuguhkan perjalanan penuh luka dari para "antihero" seperti Yelena Belova, Bucky Barnes, Red Guardian, John Walker, Ghost, dan Taskmaster, yang dipertemukan bukan karena persamaan tujuan mulia, melainkan oleh misi pemerintah yang tak bisa diberikan kepada siapa pun selain mereka.

Dibalut konflik batin dan masa lalu yang menghantui, Thunderbolts* menampilkan sisi manusiawi para tokoh yang kerap dipandang sebelah mata. Mereka dipaksa bekerja sama, meski saling tidak percaya, dalam misi yang perlahan mengungkap konspirasi besar dan mempertemukan mereka kembali dengan sisi terdalam diri mereka yang telah lama hilang. 

Di tengah keretakan, muncul secercah harapan—bahwa meski rusak, mereka tetap bisa memiliki tujuan. Bahwa bahkan orang-orang yang pernah jatuh pun masih bisa memilih untuk berdiri dan bertarung untuk sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Film ini terjadi saat direktur CIA Valentina Allegra de Fontaine menghadapi pemakzulan atas serangkaian operasi ilegal, ia mengirim Yelena Belova, John Walker, Ghost, dan Taskmaster ke fasilitas rahasia dengan kedok sebuah misi. Sesampainya di sana, para agen saling berhadapan dalam konfrontasi mematikan di mana Ghost membunuh Taskmaster, dan seorang pria misterius bernama Bob tiba-tiba muncul.

Setelah mengetahui bahwa mereka dikirim oleh de Fontaine untuk dibakar bersama dengan bukti-bukti pelanggarannya, mereka berhasil melarikan diri dari jebakan itu. Bob mengalihkan perhatian pasukan de Fontaine, menarik tembakan mereka tanpa mengalami cedera, yang memungkinkan Belova, Walker, dan Ghost melarikan diri. Bob kemudian terbang ke udara sebelum mendarat darurat di kompleks itu. Sementara itu, Alexei Shostakov, yang telah mendengar rincian rencana de Fontaine saat bekerja sebagai sopir lepas, menyelamatkan Belova, Walker, dan Ghost. Terinspirasi oleh tim sepak bola masa kecil Belova, Shostakov menjuluki kelompok itu "Thunderbolts".

Thunderbolts dikejar oleh agen de Fontaine sebelum akhirnya ditangkap oleh Bucky Barnes, yang bermaksud agar mereka bersaksi dalam proses pemakzulan. Setelah mengetahui bahwa Bob adalah subjek dari salah satu eksperimen rahasia de Fontaine, Barnes bergabung dengan kelompok tersebut. Bersama-sama, mereka menyusup ke bekas Menara Avengers di New York City, yang sekarang berganti nama menjadi "Menara Pengawas".

Thunderbolts menemukan bahwa de Fontaine telah mengubah Bob menjadi manusia super yang sangat kuat yang dikenal sebagai Sentry, yang dengan mudah mengalahkan tim dan memaksa mereka untuk mundur. Saat Sentry mengembangkan delusi superioritas seperti dewa atas Avengers, ia menyerang de Fontaine. Namun, asistennya, Mel, melumpuhkannya dengan tombol pemutus yang aman. Hal ini memicu munculnya alter ego Sentry yang merusak, Void, yang mulai mengubah semua orang di sekitarnya menjadi bayangan dan menelan New York City dalam kegelapan supernatural.

Menyadari bahwa satu-satunya harapan terletak di dalam pikiran Bob, Belova memasuki dimensi bayangan untuk mencapai kesadarannya. Menghadapi kenangan menyakitkan dan trauma masa lalu, ia akhirnya menemukan Bob, tersesat dan dikonsumsi oleh ketakutannya sendiri. Rekan satu timnya segera bergabung dengannya, dan bersama-sama mereka melakukan perjalanan kembali ke eksperimen awal Bob. Di sana, mereka menghadapi Void, yang melumpuhkan mereka. Saat pergumulan mengancam untuk sepenuhnya memakan Bob, tim campur tangan, mengingatkannya bahwa ia tidak sendirian. Tindakan solidaritas ini memungkinkan Bob untuk mengatasi Void, memulihkan cahaya dan kenormalan ke kota.

Dengan ancaman yang dinetralkan, Thunderbolts bersiap untuk menangkap de Fontaine. Namun, ia memanipulasi persepsi publik dengan menggelar konferensi pers di mana ia mengubah citra mereka menjadi New Avengers. Dalam adegan pasca-kredit, New Avengers dan Bob menerima sinyal marabahaya dari luar angkasa. Rekaman satelit mengungkapkan sebuah pesawat ruang angkasa besar dengan angka raksasa "4".

Tuesday, April 29, 2025

Keluarga Bukan Sesuatu yang Sempurna, Tapi Sesuatu yang Layak Diperjuangkan

Keluarga adalah tempat pertama kita mengenal dunia. Ia bukan hanya tentang hubungan darah, tetapi tentang ikatan yang dibentuk oleh kasih sayang, kesetiaan, pengorbanan, dan keberanian untuk tetap bertahan di tengah badai kehidupan. Namun, satu hal yang perlu kita pahami sejak awal: keluarga tidak pernah sempurna.

Banyak orang tumbuh dengan luka dari rumahnya sendiri. Ada yang dibesarkan dalam ketidakhadiran, ada yang hidup dalam suara-suara keras penuh konflik, dan ada pula yang merasa asing meski hidup serumah. Realita ini mengajarkan bahwa keluarga, sama seperti manusia yang membentuknya, memiliki kekurangan, kesalahan, dan masa lalu yang kadang sulit dimengerti.

Tetapi justru di sanalah nilai keluarga berada—bukan dalam kesempurnaan, tetapi dalam perjuangan untuk tetap utuh, untuk tetap saling menguatkan meski berbeda jalan pikiran, dan untuk tetap saling pulang meski banyak hal terasa tidak ideal.

Keluarga bukan tempat yang selalu menyenangkan. Kadang, kita harus bersabar dengan sifat ayah yang keras, menerima cara ibu menunjukkan cinta yang tak selalu lembut, atau mencoba memahami saudara yang tidak selalu sepaham. Namun, di balik semua itu, mereka adalah orang-orang pertama yang akan berdiri di belakang kita saat dunia berbalik arah. Mungkin mereka tidak selalu pandai menunjukkan cinta, tapi mereka akan selalu jadi yang pertama menawarkan bahu saat kita ingin bersandar.

Memperjuangkan keluarga berarti menerima bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai harapan. Ada luka yang perlu dimaafkan, ada jarak yang perlu dijembatani, dan ada ego yang harus ditundukkan. Ini bukan tentang menjadi malaikat bagi satu sama lain, tapi tentang menjadi cukup manusia untuk bisa saling memaafkan dan memahami.

Terkadang, kita perlu menjadi orang yang memulai. Mungkin dengan menelepon lebih dulu, minta maaf lebih dulu, atau sekadar hadir lebih dulu dalam keheningan yang canggung. Bukan karena kita lemah, tapi karena kita sadar: keluarga adalah rumah yang terlalu berharga untuk dibiarkan retak oleh kesombongan.

Kita tidak bisa memilih dari keluarga mana kita lahir. Tapi kita bisa memilih untuk menjadikan keluarga kita tempat yang lebih baik, lebih hangat, dan lebih manusiawi. Tempat yang mungkin tidak sempurna, tapi bisa jadi alasan kita untuk pulang dan berjuang.

Pada akhirnya, bukan kesempurnaan yang membuat sebuah keluarga berharga. Melainkan keinginan tulus untuk tetap saling mencintai, meski dengan segala ketidaksempurnaan yang ada. Karena yang terbaik dalam hidup ini jarang datang dalam wujud yang sempurna. Dan keluarga, adalah salah satu bukti nyata dari hal itu.

Thursday, April 24, 2025

Janji di Balik Ujian

Makna Mendalam Surah Al-Insyirah Ayat 5 dan 6

Surah Al-Insyirah (surah ke-94 dalam Al-Qur’an) merupakan salah satu surah pendek yang sarat makna, khususnya dalam konteks menghadapi kesulitan hidup. Dua ayat terakhir yang paling sering dikutip dari surah ini adalah:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

"Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."


Dua ayat ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap ujian atau kesempitan hidup, Allah telah menetapkan hadirnya kemudahan. Menariknya, kalimat tersebut tidak hanya disebut sekali, tetapi diulang dua kali berturut-turut. 

Pengulangan ini bukan sekadar penegasan biasa, melainkan sebuah bentuk peneguhan janji dari Allah bahwa kesulitan tidak pernah datang sendirian, melainkan selalu dibarengi dengan jalan keluar, bahkan bisa lebih dari satu.

Dalam ilmu tafsir, para ulama menjelaskan bahwa kata “al-‘usr” (kesulitan) disebut dengan bentuk tertentu (definitif), sedangkan “yusr” (kemudahan) disebut dengan bentuk umum (indefinitif). Ini mengisyaratkan bahwa satu kesulitan akan ditemani oleh banyak kemudahan. 

Bukan hanya sekadar "ganti rugi", tetapi "bonus berlimpah" dari proses sabar dan bertahan.

Secara historis, ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ saat beliau sedang mengalami tekanan, penolakan, dan tantangan berat dalam dakwah di Mekah. Maka, ayat ini menjadi pelipur lara sekaligus suntikan semangat untuk terus maju, meski badai menghadang.

Dalam kehidupan sehari-hari, dua ayat ini sering menjadi pegangan banyak orang saat menghadapi krisis: kehilangan, kegagalan, keterpurukan ekonomi, atau tekanan batin. Surah ini mengajarkan bahwa rasa sempit tidak selamanya menetap—ia hadir bersama solusi, jika kita mampu bersabar dan tetap bertawakal.

Surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6 mengandung pesan optimisme luar biasa. Ia tidak menjanjikan hidup bebas masalah, tapi menegaskan bahwa Allah tidak akan membiarkan kita tenggelam dalam ujian tanpa pelampung harapan. 

Maka, teruslah berjalan. 

Di balik satu kesulitan, Allah hadirkan banyak jalan kemudahan.

Saturday, April 19, 2025

Perjalanan Singkat dalam Artikel Singkat

Perjalanan singkat ke Jember kali ini dimulai dari Stasiun Gubeng Surabaya, naik kereta api pagi menuju kota yang akrab disebut Kota Tembakau. Suasana dalam perjalanan begitu tenang, ditemani sawah hijau yang terhampar dan langit cerah khas Jawa Timur. 

Sesampainya di Stasiun Jember, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki menuju rumah orang tua. Selepas itu kemudian kita menuju Villa Morphosis di Jalan Mojopahit EH-6. Villa ini begitu nyaman dan tenang, tersembunyi di lingkungan yang rimbun dan asri, cocok untuk sekadar melepas penat. Interiornya estetik dan minimalis, memberi nuansa rumah kedua. 

Setelah istirahat sejenak dan menikmati sore di beranda villa dengan secangkir kopi, malam harinya waktunya kembali ke Surabaya. Perjalanan pulang dengan kereta malam menjadi penutup yang sempurna untuk liburan sehari yang ringkas namun menyegarkan, membawa pulang energi baru dan kenangan sederhana dari Jember.

Thursday, April 17, 2025

Jenuh

Menghidupkan Kembali Semangat Bekerja

Rasa jenuh dalam kehidupan profesional adalah hal yang lumrah. Ia datang diam-diam, menyelimuti rutinitas harian dengan rasa hampa dan membuat semangat kerja meredup. Bagi seseorang yang tengah merasakannya, jenuh bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan sebuah sinyal bahwa saatnya melakukan perubahan. 

Alih-alih terjebak dalam keluhan dan stagnasi, ia memilih untuk mengambil tiga langkah strategis: mencari tantangan baru, mendorong perkembangan karier, serta memperdalam keterampilan dan memperluas tanggung jawab.

Langkah pertama adalah mencari tantangan baruIa mulai membuka diri terhadap proyek-proyek yang sebelumnya dihindari, menerima tugas lintas divisi, atau bahkan menjajaki kesempatan untuk rotasi jabatan. Tantangan baru ini memberinya napas segar, sudut pandang baru, dan ruang untuk belajar. 

Selanjutnya, ia menyusun rencana jangka menengah demi mendorong perkembangan kariernya.  Entah dengan mengambil sertifikasi, berbicara langsung dengan atasan tentang aspirasi ke depan, atau memperkuat personal branding—semuanya dilakukan agar kariernya tak berjalan di tempat. 

Terakhir, ia menyadari bahwa kompetensi adalah kunci untuk naik kelas. Ia memperdalam keterampilan teknis dan soft skills sekaligus bersedia mengambil tanggung jawab lebih besar, karena di situlah kepercayaan akan tumbuh, dan dirinya bisa benar-benar berkembang.

Jenuh tidak lagi dilihat sebagai musuh, tetapi sebagai peluang untuk berevolusi. Dengan tiga langkah tersebut, ia perlahan tapi pasti mulai menyalakan kembali bara semangatnya. Karena kadang, untuk menemukan versi terbaik dari diri sendiri, kita memang perlu terdorong oleh kejenuhan, lalu bergerak menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Monday, March 24, 2025

Mengapa Kita Terlalu Sibuk Mencari Jalan Keluar?

Orang terlalu sibuk mencari jalan keluar, harusnya kita lebih mencari jalan kedalam untuk mengetahui siapa diri kita, dan mau kemana

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, banyak orang sibuk mencari "jalan keluar" dari berbagai masalah—pekerjaan yang tak memuaskan, hubungan yang terasa hampa, atau kebingungan akan masa depan. Namun, sering kali kita lupa bahwa sebelum mencari solusi di luar, kita perlu memahami siapa diri kita sebenarnya dan ke mana kita ingin melangkah.

Kita hidup dalam dunia yang penuh distraksi. Setiap hari, kita dibanjiri informasi dan tuntutan yang membuat kita merasa harus terus bergerak. Tekanan sosial mengarahkan kita untuk mencari pencapaian eksternal—gaji tinggi, pengakuan dari orang lain, atau kehidupan yang "sempurna" di mata dunia. 

Akibatnya, kita sering merasa tersesat, bahkan ketika sudah menemukan apa yang kita kira sebagai solusi.

Alih-alih terburu-buru mencari jalan keluar, kita perlu meluangkan waktu untuk melihat ke dalam diri. Siapa kita sebenarnya? Apa yang benar-benar membuat kita bahagia? Ke mana kita ingin melangkah?

Luangkan waktu untuk bertanya pada diri sendiri. Apakah keputusan yang diambil selama ini benar-benar berasal dari hati, atau hanya mengikuti arus? Meditasi, menulis jurnal, atau sekadar merenung bisa membantu kita lebih mengenal diri sendiri.

Kita sering terjebak dalam standar dan harapan yang ditetapkan oleh orang lain. Mencari jalan ke dalam berarti menemukan kebebasan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi.

Tidak semua hal dalam hidup harus diselesaikan dengan "jalan keluar" yang instan. Terkadang, menerima dan memahami keadaan diri adalah langkah pertama menuju perubahan yang lebih bermakna.

Jalan keluar sering kali hanya solusi sementara. Tapi jalan ke dalam—memahami nilai, tujuan, dan makna hidup—akan memberikan arah jangka panjang yang lebih kuat dan stabil.

Hidup bukan tentang terus-menerus mencari jalan keluar dari setiap tantangan. 

Kadang, yang kita butuhkan bukan solusi instan, melainkan pemahaman mendalam tentang diri sendiri. Dengan mengenali siapa kita dan ke mana kita ingin melangkah, kita tidak hanya menemukan jalan keluar, tetapi juga menemukan kehidupan yang lebih bermakna. 

Friday, March 21, 2025

Detoks Digital

Brain rot

Istilah "Brain Rot" semakin sering terdengar, terutama di kalangan pengguna internet yang merasa otaknya "membusuk" akibat terlalu banyak mengonsumsi konten ringan, repetitif, dan kurang bermanfaat. Brain Rot bukan istilah medis, tetapi lebih kepada fenomena psikologis dan sosial yang menggambarkan penurunan kualitas berpikir akibat kebiasaan mengonsumsi informasi dangkal secara berlebihan.

Brain Rot secara harfiah berarti “pembusukan otak,” tetapi dalam konteks digital, istilah ini merujuk pada kebiasaan berlebihan dalam mengonsumsi konten tanpa berpikir kritis. Salah satunya karena terlalu banyak scrolling di media sosial tanpa tujuan yang jelas.


Endless scroll

Di era digital saat ini, kita semakin akrab dengan fitur endless scroll, atau gulir tanpa batas, yang diterapkan oleh berbagai platform media sosial dan situs berita. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk terus menggulir halaman tanpa perlu berpindah ke halaman berikutnya, sehingga memberikan pengalaman yang mulus dan tanpa hambatan. Namun, di balik kemudahannya, endless scroll juga membawa dampak psikologis yang perlu diwaspadai.

Endless scroll adalah teknik desain antarmuka yang memanfaatkan pemuatan dinamis (infinite loading). Setiap kali pengguna menggulir ke bawah, konten baru otomatis dimuat, menciptakan ilusi bahwa tidak ada batasan informasi. Teknik ini pertama kali dipopulerkan oleh media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok, serta situs berita yang mengandalkan engagement tinggi.

Terlalu banyak paparan informasi dangkal dan hiburan tanpa nilai bisa mengikis daya kritis dan kreativitas seseorang. Mungkin yang kita butuhkan bukan sekadar 'detoks digital', tapi juga kebiasaan untuk lebih selektif dalam mengonsumsi informasi.

Detoks digital

Notifikasi yang terus berbunyi, media sosial yang selalu aktif, serta kemudahan mengakses berita dan hiburan membuat kita sulit untuk melepaskan diri dari layar gadget. 

Sayangnya, keterikatan ini dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan produktivitas. Oleh karena itu, detoks digital menjadi solusi penting untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah gempuran teknologi.

Detoks digital adalah upaya untuk mengurangi atau bahkan berhenti sementara dari penggunaan perangkat digital, seperti ponsel, komputer, dan media sosial. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang bagi diri sendiri agar bisa lebih fokus pada kehidupan nyata, mengurangi stres, serta meningkatkan kualitas tidur dan hubungan sosial.

Detoks digital bukan berarti meninggalkan teknologi sepenuhnya, melainkan menggunakannya dengan lebih bijak dan seimbang. Dengan mengatur penggunaan perangkat digital, kita dapat meningkatkan kesehatan mental, produktivitas, dan hubungan sosial. Saatnya kita mengambil kendali atas teknologi, bukan sebaliknya. Mulailah detoks digital dan rasakan manfaat positifnya bagi kehidupan sehari-hari!

Related Posts