Tuesday, March 11, 2025

Saat Amarah Bertemu dengan Literasi Rendah


Bahasa adalah alat utama manusia untuk mengekspresikan diri. Melalui kata-kata, kita bisa mengungkapkan perasaan, menjelaskan pikiran, dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam menggunakan bahasa. Orang dengan tingkat IQ rendah dan literasi yang terbatas sering kali kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. Akibatnya, ketika emosi memuncak, yang keluar hanyalah umpatan kasar—bukan karena mereka sengaja ingin bersikap kasar, tetapi karena mereka tidak memiliki alternatif lain untuk mengekspresikan diri.

Saat seseorang mengalami frustrasi, marah, atau stres, mereka membutuhkan cara untuk menyalurkan emosi tersebut. Orang dengan pemahaman bahasa yang lebih luas mungkin bisa mengungkapkan kekecewaan dengan cara yang lebih konstruktif, seperti berdiskusi, menulis, atau bahkan sekadar mengungkapkan isi hati mereka dalam bentuk yang lebih runtut.

Sebaliknya, orang dengan literasi yang rendah sering kali tidak memiliki cukup kosakata untuk mengurai perasaan mereka dengan baik. Otak mereka mencari kata-kata untuk mengekspresikan kemarahan, tetapi karena keterbatasan bahasa, yang muncul hanyalah kata-kata kasar dan umpatan. Ini bukan hanya sekadar kebiasaan buruk, tetapi juga refleksi dari ketidakmampuan mereka dalam menyusun gagasan secara lebih terstruktur.

Ketika seseorang tidak bisa mengungkapkan emosinya dengan kata-kata yang tepat, sering kali amarah berubah menjadi tindakan impulsif. Hal ini bisa terlihat dalam kehidupan sehari-hari—di jalanan, di lingkungan sosial, bahkan di media sosial. Orang-orang yang tidak mampu menyusun argumen dengan baik sering kali lebih mudah terjebak dalam perdebatan yang berujung pada pertengkaran fisik atau saling menghina secara verbal.

Ini juga menjelaskan mengapa umpatan dan kata-kata kasar lebih sering muncul di lingkungan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Bukan berarti semua orang dengan pendidikan rendah selalu kasar, tetapi mereka yang tidak terbiasa dengan komunikasi yang baik akan lebih sulit menyalurkan emosinya dengan cara yang lebih tenang dan rasional.

Ketidakmampuan mengelola emosi melalui bahasa juga bisa berdampak buruk pada hubungan sosial seseorang. Orang yang sering menggunakan kata-kata kasar cenderung dijauhi atau dianggap sebagai individu yang sulit diajak bicara. Dalam lingkungan kerja, keluarga, atau pertemanan, komunikasi yang buruk bisa menyebabkan kesalahpahaman yang tidak perlu, memperburuk konflik, dan bahkan merusak hubungan jangka panjang.

Lebih jauh lagi, hal ini bisa menciptakan lingkungan yang penuh dengan agresi verbal. Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang terbiasa menggunakan umpatan sebagai cara utama dalam berkomunikasi, maka pola ini akan terus berulang dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Namun, ini bukan sesuatu yang tidak bisa diubah. Dengan meningkatkan kemampuan berbahasa dan memahami emosi dengan lebih baik, seseorang bisa belajar untuk mengungkapkan kemarahan atau kekecewaan dengan cara yang lebih sehat. Karena pada akhirnya, komunikasi yang baik bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik.

Blogger Tricks

Saturday, March 8, 2025

Terima dan Perbaiki

Terima dan Perbaiki Kesalahan: Kunci Pertumbuhan Diri

Kesalahan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, baik kecil maupun besar. Namun, yang membedakan seseorang yang berkembang dari yang stagnan adalah bagaimana ia menyikapi kesalahan tersebut.

Langkah pertama untuk memperbaiki kesalahan adalah menerimanya. Ini bukan berarti kita pasrah atau menyerah, tetapi mengakui bahwa kita telah membuat kesalahan dan itu adalah bagian dari proses belajar. Sering kali, ego membuat kita sulit untuk menerima kesalahan, tetapi dengan keberanian untuk mengakuinya, kita justru menunjukkan kedewasaan dan integritas.

Kesalahan bisa menjadi guru terbaik jika kita mau belajar darinya. Tanyakan pada diri sendiri:

  • Apa yang menyebabkan kesalahan ini?
  • Bagaimana dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain?
  • Apa yang bisa saya lakukan agar hal ini tidak terulang lagi?
  • Dengan merenungkan hal-hal tersebut, kita dapat mengambil pelajaran berharga dan menghindari kesalahan serupa di masa depan.

Setelah menyadari dan belajar dari kesalahan, langkah berikutnya adalah memperbaikinya. Jika kesalahan kita merugikan orang lain, mintalah maaf dengan tulus dan lakukan sesuatu untuk menebusnya. Jika kesalahan itu lebih kepada diri sendiri, buatlah langkah perbaikan agar tidak mengulanginya lagi.

Merasa bersalah setelah melakukan kesalahan adalah hal yang wajar, tetapi jangan biarkan perasaan itu membelenggu dan menghambat langkah kita ke depan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Alih-alih melihat kesalahan sebagai kegagalan, anggaplah itu sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Banyak tokoh sukses dunia yang pernah melakukan kesalahan besar sebelum akhirnya mencapai keberhasilan. Kuncinya adalah tidak berhenti mencoba dan terus belajar dari setiap pengalaman.

Kesalahan bukanlah akhir dari segalanya. Dengan menerimanya, belajar darinya, dan memperbaikinya, kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik tetapi juga membangun mentalitas yang lebih kuat. Karena sejatinya, kehidupan adalah perjalanan panjang yang penuh dengan pembelajaran. 

Monday, March 3, 2025

Work From Anywhere

Setelah konsep 4 hari kerja dalam 1 minggu demi tercapainya keseimbangan hidup, saat ini digaungkan kembali dengan istilah WFA atau FWA.

Sejak Pandemi COVID-19 mengguncang konsep tersebut dengan mengganggu cara kita bekerja dan apa yang kita anggap sebagai tempat yang tepat. 

Pandemi telah menantang dan mengubah hubungan pegawai atau karyawan dengan pekerjaan. Kegiatan yang seharusnya dilakukan di luar rumah, terpaksa dilakukan dari dalam rumah, penerapan work from home (WFH) mulai diberlakukan.

Kemudian pandemi berangsur mereda, peristilahan WFH semakin berkembang dan memunculkan peristilahan baru, yaitu WFA atau work from anywhere. 

Konsep Work From Anywhere (WFA) semakin populer di Indonesia, terutama sejak pandemi. Banyak yang mengaitkannya dengan kebijakan Flexible Work Arrangement (FWA) dari Pemerintah.

Dengan kebijakan Flexible Work Arrangement (FWA) memungkinkan pegawai bekerja dari mana pun, termasuk rumah dan coworking space.

WFA memberikan fleksibilitas bagi karyawan, meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, serta memungkinkan rekrutmen tim yang beragam. Namun, sebelum menerapkan WFA, kamu harus memastikan efisiensi dan data perusahaan tetap terjamin keamanannya.

Program prioritas pembangunan secara nasional tidak terlepas dari target dunia internsional yaitu Sustainable Development Goals 2030 dalam dokumen FGD’s. Karenanya UN atau PBB dapat dijadikan referensi pilihan terhadap pengembangan konsep WFA di Indonesia. Flexible Working Arrangement didefenisikan oleh PBB / UN  dalam Flexible Working Arrangements (ST/SGB/2019/3) dalam tatanan “Organizational Resilience Management System (ORMS)” sebagai penyesuaian terhadap ketentuan waktu dan tempat kerja yang normal dimana ketentuan jam kerja normal dimungkinkan bervariasi antar setiap unit kerja dengan tujuan memungkinkan para pengelola / pejabat mengimplemtasikan “work life-balance” secara optimal sembari memastikan tercapainya sasaran kerja organisasi secara efektif dan efisien. 


Sumber :

https://surabaya.go.id/id/berita/23465/asn-bisa-bekerja-di-mana-saja-pengamat-wali-kota-eri-cahyadi-terapkan-model-kerja-fleksibel-berbasis-teknologi

https://www.tempo.co/ekonomi/benarkah-sri-mulyani-pelopor-kebijakan-work-from-anywhere--1201369

https://www.recruitfirst.co.id/id/blog/work-from-anywhere-adalah/

https://www.bkn.go.id/sistem-work-from-anywhere-wfa-bagi-asn-sebagai-sistem-kerja-yang-humanis-dan-dinamis-menjawab-tantangan-era-vuca-yang-ditruptif-bkn-work-from-anywhere/


Sunday, February 23, 2025

Happy Birthday

Malam di Solo selalu menawarkan pengalaman kuliner yang menggugah selera. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah menikmati Sate Pak Manto, kuliner legendaris yang terkenal dengan kelezatan sate buntelnya. 

Berlokasi di dekat pusat kota, warung ini selalu ramai oleh pengunjung yang ingin mencicipi sate khas Solo dengan bumbu yang meresap sempurna. Sate buntel, yang dibuat dari daging kambing cincang lalu dibungkus dengan lemak tipis sebelum dibakar, menghasilkan cita rasa gurih dan tekstur yang lembut.

Setelah puas menikmati kuliner khas ini, saya menuju Pop Hotel Solo untuk beristirahat. Hotel ini menawarkan akomodasi yang nyaman dengan harga terjangkau, cocok bagi pelancong yang mencari tempat menginap di tengah kota. Kamar yang bersih, suasana yang modern, serta lokasi strategis membuat saya bisa beristirahat dengan nyaman sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Pagi pun tiba, waktunya jalan-jalan pagi mumpung ada CFD di jalan Slamet Riyadi Solo. Siangnya kita menuju ke sekolah anak kami kembali, yang kebetulan pada hari itu adalah hari ulang tahunnya.


Sore hari akhirnya waktunya kembali ke Surabaya. Segera kami berdua menuju Stasiun Solo Balapan untuk menaiki Kereta Sancaka sore menjelang malam. Suasana di stasiun yang klasik dan penuh sejarah selalu memberikan kesan tersendiri sebelum meninggalkan kota budaya ini. 

Dengan tiket di tangan, saya pun bersiap menikmati perjalanan 3 jam kembali ke Surabaya, membawa kenangan manis dari Solo—dari kuliner malam yang lezat, penginapan yang nyaman, hingga atmosfer kota yang selalu membuat ingin kembali.

The Nanny Diaries (2007)

Film The Nanny Diaries, mengangkat tema tentang pencarian jati diri, ketimpangan sosial, dan dinamika keluarga di lingkungan kelas atas, dengan mengisahkan perjalanan seorang wanita muda bernama Annie Braddock, lulusan baru dari jurusan bisnis yang masih mencari jati dirinya. Berasal dari latar belakang sederhana, Annie mengalami dilema antara mengikuti keinginan ibunya untuk bekerja di dunia korporat atau mengejar impiannya sendiri.

Ibunya yang seorang perawat sangat menginginkan Annie bekerja di bidang bisnis, sementara Annie sendiri memiliki ketertarikan lebih pada antropologi yang memungkinkannya memahami kehidupan dan budaya manusia. Setelah menyelesaikan studinya, Annie mendapat panggilan untuk wawancara di perusahaan besar bernama Goldman Sachs.

Pertanyaan simple mengingatkan dia, “Siapa Annie Braddock?”. Namun pertanyaan ini rupanya membuatnya tersadar, bahwa ia saat ini tengah kehilangan jati dirinya yang sebenarnya.

Namun, ketika ditanya untuk menceritakan dirinya, Annie menyadari bahwa pekerjaan di perusahaan tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan minat dan hasratnya. Dengan keberanian, Annie memutuskan untuk meninggalkan wawancara tersebut. Keberuntungan berpihak pada Annie ketika, secara kebetulan, ia menyelamatkan seorang anak dari hampir tertabrak motor di Central Park.

Sehingga secara tak terduga, ia mendapatkan pekerjaan sebagai pengasuh anak (nanny) untuk keluarga kaya di Upper East Side, New York. Ia bekerja untuk seorang wanita kaya raya yang disebut sebagai Mrs. X, sementara suaminya, Mr. X, selalu sibuk dan nyaris tidak peduli terhadap keluarganya. Annie ditugaskan mengurus anak mereka, Grayer, yang kesepian dan kurang mendapat perhatian dari orang tuanya.

Seiring waktu, Annie semakin terikat dengan Grayer, tetapi ia juga mulai merasa terjebak dalam dunia sosialita yang penuh kepalsuan. Hubungannya dengan majikannya semakin sulit, terutama karena tuntutan Mrs. X yang berlebihan dan sikap Mr. X yang semakin menunjukkan ketidakpeduliannya. Di tengah tekanan pekerjaannya, Annie juga bertemu dengan seorang pria tampan dari apartemen atas yang dijuluki Harvard Hottie, yang mulai tertarik padanya.

Ketika Annie menyadari bahwa hidupnya dikendalikan oleh keluarga X dan ia kehilangan kebebasannya, ia harus mengambil keputusan besar. 

Akankah ia tetap bertahan demi Grayer, atau akhirnya memilih jalan hidupnya sendiri?

Bagaimana dia keluar dari terjebak antara perasaan sayang dengan Grayer dengan kemuakan keluarga X? Bagaimana dia memilih harus bertahan dengan tarik ulur perasaan karena terlanjur sayang sama juragan kecil namun tidak tahan dengan kelakuan orang tua dari sang anak.

Bagaimana proses tentang belajar berkorban, tentang mengubah prioritas, dan tentang menghilangkan keegoisan, demi hal penting bernama sebagai tujuan hidup. Berikut beberapa quote dari film The Nanny Diaries (2007).

Just remember, Grove, that money can't buy love.

After a lost summer of being Nanny, I finally got to know Annie.

Identity Crisis: Nanny's experiences in the book also touch upon the struggle to define oneself and find identity amidst societal expectations. She grapples with her own aspirations and dreams while navigating the demands of her job and the expectations placed upon her by her employers.

Power Dynamics: The Nanny Diaries delves into the power dynamics at play in the employer-nanny relationship, highlighting how employers often hold significant control and influence over their nannies. It raises questions about the ethical implications of this power imbalance and the importance of fair treatment and respect in any professional relationship.

Melangkahlah jauh di luar zona nyamanmu sehingga kamu lupa bagaimana untuk kembali.

Lebih baik keluar dari zona nyaman dan kembali bekerja keras. Daripada merasa nyaman namun masa depan menjadi tidak jelas.


Sumber :
https://iniblog.typepad.com/blog/akhir-pekan/page/3/
https://www.imdb.com/title/tt0489237/quotes/?item=qt5774869
https://www.goodreads.com/work/quotes/221139-the-nanny-diaries
https://www.bookey.app/quote-book/the-nanny-diaries

Saturday, February 22, 2025

Toko Buku Alternatif

Pagi itu, saya memulai perjalanan dari Surabaya menuju Solo dengan kereta api. Kereta Sancaka Pagi menjadi pilihan utama, berangkat dari Stasiun Gubeng sekitar pukul 7 pagi. Perjalanan ini menempuh waktu sekitar 3 jam, melewati berbagai pemandangan khas pedesaan Jawa Timur hingga akhirnya memasuki wilayah Jawa Tengah.

Sesampainya di Stasiun Solo Balapan sekitar pukul 10 WIB, kami langsung menuju sekolah SMA Pradita Dirgantara untuk menjengkuk putra kedua kami. Dari sana kemudian kita menuju pusat kota Solo untuk menikmati berbagai tempat menarik. Menyusuri Jalan Slamet Riyadi yang menjadi pusat aktivitas kota. Tak lupa, saya menikmati kuliner di kota Solo yang selalu menggugah selera.

Menjelang malam, sebelum makan malam, saya menyempatkan diri mengunjungi Carpe Diem Bookstore, sebuah toko buku alternatif yang berlokasi di Jl. Kebangkitan Nasional No.94D, Penumping (selatan SGM). Meski berlokasi di lahan yang mungil namun cukup bersih, rapi dan nyaman dengan pencahayaan hangat sehingga cukup instagramble untuk diabadikan.

Sangat inspiratif. 

Sehingga bagi pecinta buku, toko buku alternatif ini bisa menjadi tujuan ke Solo selain Pasar Buku Bekas Alun-Alun Lor Surakarta yang sudah kita bahas di bulan Desember 2024 sebelumnya yang lalu.

Thursday, February 13, 2025

Rumus Markup & Margin

Sebelumnya artikel mengenai Margin sudah pernah diulas pada akhir tahun 2022, cuma terkadang lupa dan bingung lagi.

 

Siang ini nemu artikel menarik yang ditulis oleh Troy Larkham yang berjudul "WHY YOU NEED TO STOP CONFUSING MARKUP WITH MARGIN!"

Ada perbedaan dari rumus untuk menghitung MARKUP dan MARGIN dalam Bisnis. Dalam dunia bisnis dan keuangan, dua istilah yang sering digunakan untuk menentukan harga jual adalah markup dan margin. Meskipun keduanya berkaitan dengan keuntungan, cara perhitungannya berbeda. Pemahaman yang tepat mengenai konsep ini sangat penting bagi pebisnis untuk menetapkan harga yang kompetitif dan tetap menguntungkan.

Rumus Markup & Margin


Apa Itu MARKUP?

Markup adalah persentase kenaikan harga dari harga pokok (cost) untuk mendapatkan harga jual. Dengan kata lain, markup digunakan untuk menentukan harga jual berdasarkan biaya produksi atau pembelian barang.

Contoh Perhitungan MARKUP:

Misalkan sebuah produk memiliki harga pokok Rp100.000, dan Anda ingin menjualnya dengan harga Rp150.000. Maka, markup dari produk ini adalah 50% dari harga pokoknya.


Apa Itu MARGIN?

Margin adalah persentase keuntungan yang diperoleh dari harga jual. Margin sering digunakan untuk mengukur efisiensi bisnis dalam menghasilkan keuntungan dari setiap penjualan.

Contoh Perhitungan MARGIN:

Dengan menggunakan contoh yang sama, produk dijual Rp150.000 dengan harga pokok Rp100.000. Maka, margin keuntungan dari produk ini adalah 33,3% dari harga jual.


Meskipun markup dan margin sering digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Markup digunakan untuk menentukan harga jual berdasarkan biaya produksi, sedangkan margin digunakan untuk mengukur profitabilitas dari penjualan. Jika seorang pebisnis salah memahami kedua konsep ini, bisa terjadi kesalahan dalam menentukan harga, yang berakibat pada keuntungan yang lebih kecil atau harga jual yang tidak kompetitif.

Untuk menjalankan bisnis dengan strategi keuangan yang lebih baik, pastikan Anda menggunakan rumus yang tepat sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.


Sumber :

https://tradebusinesssuccess.com.au/pricing/markup-vs-margin/

Related Posts