Menulis esai bukan sekadar merangkai kata, melainkan menyusun pikiran secara sistematis agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dan diterima pembaca. Secara umum, terdapat beberapa jenis esai yang sering digunakan. Expository essay bertujuan menjelaskan suatu topik secara objektif dan informatif. Persuasive atau argumentative essay berfokus pada upaya meyakinkan pembaca terhadap suatu pendapat tertentu. Narrative essay menceritakan pengalaman atau kisah secara runtut, sementara descriptive essay menggambarkan objek, situasi, atau perasaan secara detail sehingga pembaca seolah ikut merasakan. Dari keempat jenis tersebut, esai persuasive/argumentative sering digunakan untuk menyampaikan opini dan membangun argumen yang kuat.
Artikel ini mirip dengan artikel sebelumnya yang berjudul Poin Reason Example Poin.
Dalam menulis esai persuasive atau argumentative, terdapat pendekatan sederhana namun efektif yang terdiri dari empat langkah utama. Langkah pertama adalah Point (Answer First: Yes or No). Penulis harus langsung menentukan sikap sejak awal, apakah setuju atau tidak setuju terhadap topik yang dibahas. Sikap ini penting agar pembaca langsung mengetahui posisi penulis. Tidak cukup hanya menyatakan setuju atau tidak setuju, penulis juga perlu menyampaikan secara singkat alasan utama di balik sikap tersebut sebagai pengantar argumen.
Langkah kedua adalah Reason (Write Your Argument). Pada tahap ini, penulis menjelaskan alasan secara lebih mendalam mengapa memiliki pendapat tersebut. Prosesnya sebaiknya diawali dengan brainstorming, menggali pemikiran sendiri terlebih dahulu sebelum mencari rujukan eksternal. Alasan yang disampaikan harus logis, runtut, dan relevan dengan poin utama agar argumen terasa masuk akal dan tidak melompat-lompat.
Langkah ketiga adalah Example (Do Your Research). Argumen yang baik perlu diperkuat dengan contoh dan data pendukung. Penulis dapat mencari referensi dari buku, artikel ilmiah, berita, atau website yang kredibel. Contoh-contoh ini berfungsi sebagai bukti bahwa pendapat yang disampaikan tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki dasar yang kuat. Pada tahap ini, kemampuan string the words together menjadi penting, yaitu merangkai ide, data, dan contoh agar mengalir secara natural dalam satu paragraf yang padu.
Langkah terakhir adalah Point atau Conclusion. Penulis menegaskan kembali pendapat awal dengan sudut pandang yang lebih matang setelah diperkaya alasan dan contoh. Kesimpulan bukan sekadar pengulangan, tetapi penekanan terhadap dampak atau implikasi dari argumen yang disampaikan. Sebelum esai benar-benar selesai, tahap proofread menjadi krusial untuk memastikan tidak ada kesalahan tata bahasa, ejaan, maupun alur logika.
Dengan memahami jenis-jenis esai dan menerapkan empat langkah ini secara konsisten, menulis esai tidak lagi terasa rumit. Sebaliknya, esai akan menjadi media yang efektif untuk menyampaikan gagasan, membangun argumen, dan memengaruhi cara berpikir pembaca secara elegan dan bertanggung jawab.
No comments:
Post a Comment