Sore ini, Jumat 30 Mei 2025, Stasiun Pasar Turi Surabaya mulai ramai. Di antara deretan penumpang yang bersiap naik kereta jarak jauh, aku berdiri menunggu keberangkatan KA Harina—kereta malam yang menghubungkan Surabaya dan Bandung.
Kereta ini memiliki waktu tempuh yang cukup panjang, sekitar 10 jam, yang menempuh perjalanan lintas provinsi dari Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jawa Barat.
Kereta berangkat pada pukul 17.45 WIB, ke arah Barat melewati Lamongan, Semarang, hingga Cikampek. Lalu kemudian berbelok ke arah Selatan menuju Bandung.
Di dalam kereta, suasananya nyaman: penumpang tenang, AC sejuk, dan pramugari kereta sesekali lewat menawarkan makanan dan kopi panas. Sambil menyeruput kopi dari restorasi, saya sempat membuka laptop, menyelesaikan beberapa pekerjaan ringan. Malam berganti, dan mata pun terpejam ditemani guncangan lembut roda baja di atas rel.
Sabtu dini hari, sekitar pukul 04.15 WIB, KA Harina tiba di Stasiun Bandung. Suasana masih dingin dan berkabut kita sholat subuh di masjid stasiun. Beruntung didepan stasiun ada outlet Burger Bangor yang sudah buka, jadi sambil menunggu matahari terbit kita sarapan terlebih dahulu.
Dari sana, saya lanjutkan perjalanan menuju Jatinangor menggunakan layanan jasa transportasi online. Perjalanan Bandung–Jatinangor memakan waktu sekitar 1 jam jika lalu lintas lancar, melewati kawasan Dago dan Cileunyi yang mulai ramai oleh aktivitas pagi.
Tiba di Jatinangor, sebelum jalan-jalan ke ITB Kampus Jatinangor, kita mencari kos Bumiaria yang sebelumnya sudah kita kontak. Lanjut ke kampus Jatinangor, langsung terasa suasana kampus yang tenang, rindang, dan penuh semangat akademik.
Perjalanan panjang dari Surabaya ke Jatinangor dengan kereta Harina bukan hanya tentang jarak, tapi juga tentang transisi suasana: dari hiruk-pikuk kota pelabuhan menuju atmosfer pendidikan yang tenang dan reflektif.
Dan dalam perjalanan itulah, saya menemukan jeda yang berharga untuk merenung, mengingat, dan menyusun langkah berikutnya.
No comments:
Post a Comment