Friday, October 3, 2025

Cost Manufacturing

Konsep, Struktur, dan Metode Penghitungan

Dalam dunia industri manufaktur, pemahaman terhadap biaya adalah kunci untuk pengendalian finansial, penetapan harga, dan peningkatan efisiensi operasional. Cost manufacturing atau biaya manufaktur adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang sampai siap dijual. 

Berikut konsep-konsep utama dalam biaya manufaktur, termasuk struktur biaya, perhitungan COGM & COGS, perbedaan Opex & Capex, serta metode penentuan biaya seperti traditional costing dan activity-based costing (ABC).


1. Manufacturing Cost

Manufacturing cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Komponen utamanya terdiri dari tiga jenis biaya:

a. Direct Material (DM)

Bahan baku langsung yang menjadi bagian dari produk akhir.
Contoh: baja untuk mesin, tepung untuk roti.

b. Direct Labor (DL)

Upah tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi.
Contoh: operator mesin, teknisi produksi.

c. Manufacturing Overhead (MOH)

Biaya tidak langsung terkait proses produksi.
Contoh: listrik pabrik, penyusutan mesin, perawatan alat, gaji supervisor.

Formula dasar:

Manufacturing Cost = DM + DL + MOH


2. Cost Structure (Struktur Biaya)

Struktur biaya adalah komposisi total biaya perusahaan dalam proses produksi maupun operasional. Dalam manufaktur, struktur biaya umumnya dibagi menjadi:

a. Fixed Cost (Biaya Tetap)

Biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berfluktuasi.
Contoh: penyusutan mesin, sewa pabrik, gaji manajerial.

b. Variable Cost (Biaya Variabel)

Biaya yang berubah proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
Contoh: bahan baku, tenaga kerja langsung per unit.

c. Semi-Variable Cost (Biaya Semi-Variabel)

Mengandung elemen tetap dan variabel sekaligus.
Contoh: listrik pabrik (ada beban minimum + pemakaian tambahan).

Struktur biaya ini membantu perusahaan menentukan titik impas (break-even point), margin kontribusi, dan strategi harga.


3. COGM & COGS

a. COGM (Cost of Goods Manufactured)

COGM adalah total biaya produksi barang yang selesai diproduksi dalam periode tertentu.

Formula umum COGM:

COGM = Beginning WIP + Manufacturing Cost – Ending WIP

(WIP = Work in Process, persediaan barang dalam proses)

b. COGS (Cost of Goods Sold)

COGS adalah biaya barang yang benar-benar terjual dalam periode tertentu.

Formula umum COGS:

COGS = Beginning FG + COGM – Ending FG
(FG = Finished Goods, barang jadi)

Perhitungan COGM dan COGS sangat penting untuk laporan laba rugi, penetapan harga, dan analisis profitabilitas.


4. Opex & Capex

a. Opex (Operating Expenditure)

Biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Bersifat rutin dan habis digunakan dalam periode berjalan.

Contoh:

  • gaji administrasi

  • biaya listrik kantor

  • biaya penjualan & pemasaran

  • perawatan mesin

b. Capex (Capital Expenditure)

Investasi perusahaan terhadap aset jangka panjang yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Contoh:

  • pembelian mesin baru

  • pembangunan pabrik

  • kendaraan operasional

  • peralatan produksi jangka panjang

Perbedaan utama:
Opex → langsung membebani laporan laba rugi.
Capex → dicatat sebagai aset dan disusutkan.


5. Traditional Costing vs ABC Costing

A. Traditional Costing (Metode Tradisional)

Metode penetapan biaya yang mengalokasikan overhead berdasarkan satu cost driver utama, biasanya jam tenaga kerja atau jam mesin.

Kelebihan:

  • sederhana dan mudah diterapkan

  • cocok untuk lingkungan produksi homogen

Kekurangan:

  • kurang akurat ketika overhead besar

  • tidak cocok untuk produk beragam (high mix, low volume)

B. ABC Costing (Activity-Based Costing)

Metode penetapan biaya yang mengalokasikan overhead berdasarkan aktivitas yang benar-benar mengonsumsi sumber daya.

Langkah umum:

  1. Identifikasi aktivitas (setup mesin, inspeksi, pengiriman, dll)

  2. Tentukan cost pool untuk setiap aktivitas

  3. Tentukan cost driver (misal: jumlah setup, jumlah batch)

  4. Alokasikan biaya ke produk berdasarkan konsumsi aktivitas

Kelebihan:

  • menghasilkan biaya produk yang lebih akurat

  • membantu menemukan aktivitas pemborosan

  • relevan untuk industri modern yang kompleks

Kekurangan:

  • implementasi lebih rumit

  • memerlukan data aktivitas yang detail

No comments:

Post a Comment

Related Posts