Tuesday, March 21, 2023

Berpikir Majemuk

Tidak Ada Kebenaran Tunggal

Dalam matematika diajarkan tentang pola berpikir majemuk yang melatih nalar dengan menyajikan berbagai solusi ketika menghadapi sebuah persoalan dimana solusi tersebut tidak mengindisikasikan sebuah solusi akan lebih unggul ketimbang solusi lainnya.

Ada beberapa macam kalimat yang digunakan dalam penalaran, yaitu kalimat majemuk. Mulai dari Pernyataan atau Kalimat Terbuka yaitu kalimat yang hanya memiliki satu nilai, benar atau salah. Pernyataan tidak bisa sekaligus benar dan salah. 

Lalu ada Pernyataan Majemuk yaitu pernyataan yang memiliki lebih dari satu pernyataan dalam satu kalimat. Di antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya dibutuhkan kata penghubung diantaranya negasi, disjungsi, konjungsi, implikasi, dan biimplikasi.

Teori matematika ini bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalkan dalam shalat hukumnya wajib, hal ini tidak ada perbedaan di antara umat Islam. Tapi terkait tata cara seperti mengangkat tangan, posisi duduk dan gerakan maupun bacaan ulama beda pendapat. Namun, perbedaan pendapat dalam ranah Fikih adalah hal biasa. Hadis-hadis Nabi sangat banyak menjelaskan masalah ini. Namun dalam perbedaan pendapat di antara para sahabat tetap saling menghormati. 

Sehingga tidak ada kebenaran tunggal dalam ijtihad fikih.

Untuk itu perlunya kita memperkuat keberagamaan yang inklusif, berkeadaban, dan rahmatan li-l ‘alamin. Tantangan keberagamaan yang mengarah pada konflik diawali oleh cara pandang yang eksklusif dan intoleran. Doktrin agama yang mengklaim kebenaran tunggal dan membenci mereka yang tidak seiman sering menimbulkan konflik. Ini merupakan potret ekslusivisme dan Islamisme dalam beragama dipengaruhi oleh cara pandang penganutnya pada doktrin agama. Ajaran agama sering dilihat dari satu sisi yang menganggap adanya kebenaran tunggal, sementara yang diluar dirinya adalah salah.

Wabah ketunggalan ini perlu diberi penawar, yaitu berpikir majemuk.

Merasa diri paling benar adalah awal dari kesalahan, sebab kebenaran tidak datang dengan wajah tunggal. Adakalanya kebenaran menurut diri sendiri (subyektif), ada juga kebenaran menurut orang banyak (obyektif), dan ada pula kebenaran menurut Allah (universal). 

Yang paling sulit dalam hidup ini adalah mengubah diri menjadi lebih baik.


Sumber :

https://alif.id/read/joko-priyono/matematika-kemajemukan-kebenaran-tunggal-b240694p/

https://www.ruangguru.com/blog/jenis-jenis-kalimat-kajemuk-pada-logika

https://gerai.kompas.id/belanja/buku/penerbit-buku-kompas/berpikir-majemuk-dalam-matematika/

https://www.laduni.id/post/read/71485/tidak-ada-kebenaran-tunggal-dalam-ijtihad-fikih

https://www.uinjkt.ac.id/rejuvenasi-civil-islam-dan-kementrian-agama/

https://fis.uii.ac.id/blog/2008/02/29/meletakkan-syariat-islam-secara-proporsional/

https://www.redhat.com/architect/single-source-truth-architecture

No comments:

Post a Comment

Related Posts