Sunday, December 21, 2025

Esai

Menulis esai bukan sekadar merangkai kata, melainkan menyusun pikiran secara sistematis agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dan diterima pembaca. Secara umum, terdapat beberapa jenis esai yang sering digunakan. Expository essay bertujuan menjelaskan suatu topik secara objektif dan informatif. Persuasive atau argumentative essay berfokus pada upaya meyakinkan pembaca terhadap suatu pendapat tertentu. Narrative essay menceritakan pengalaman atau kisah secara runtut, sementara descriptive essay menggambarkan objek, situasi, atau perasaan secara detail sehingga pembaca seolah ikut merasakan. Dari keempat jenis tersebut, esai persuasive/argumentative sering digunakan untuk menyampaikan opini dan membangun argumen yang kuat.

Artikel ini mirip dengan artikel sebelumnya yang berjudul Poin Reason Example Poin.

Dalam menulis esai persuasive atau argumentative, terdapat pendekatan sederhana namun efektif yang terdiri dari empat langkah utama. Langkah pertama adalah Point (Answer First: Yes or No). Penulis harus langsung menentukan sikap sejak awal, apakah setuju atau tidak setuju terhadap topik yang dibahas. Sikap ini penting agar pembaca langsung mengetahui posisi penulis. Tidak cukup hanya menyatakan setuju atau tidak setuju, penulis juga perlu menyampaikan secara singkat alasan utama di balik sikap tersebut sebagai pengantar argumen.

Langkah kedua adalah Reason (Write Your Argument). Pada tahap ini, penulis menjelaskan alasan secara lebih mendalam mengapa memiliki pendapat tersebut. Prosesnya sebaiknya diawali dengan brainstorming, menggali pemikiran sendiri terlebih dahulu sebelum mencari rujukan eksternal. Alasan yang disampaikan harus logis, runtut, dan relevan dengan poin utama agar argumen terasa masuk akal dan tidak melompat-lompat.

Langkah ketiga adalah Example (Do Your Research). Argumen yang baik perlu diperkuat dengan contoh dan data pendukung. Penulis dapat mencari referensi dari buku, artikel ilmiah, berita, atau website yang kredibel. Contoh-contoh ini berfungsi sebagai bukti bahwa pendapat yang disampaikan tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki dasar yang kuat. Pada tahap ini, kemampuan string the words together menjadi penting, yaitu merangkai ide, data, dan contoh agar mengalir secara natural dalam satu paragraf yang padu.

Langkah terakhir adalah Point atau Conclusion. Penulis menegaskan kembali pendapat awal dengan sudut pandang yang lebih matang setelah diperkaya alasan dan contoh. Kesimpulan bukan sekadar pengulangan, tetapi penekanan terhadap dampak atau implikasi dari argumen yang disampaikan. Sebelum esai benar-benar selesai, tahap proofread menjadi krusial untuk memastikan tidak ada kesalahan tata bahasa, ejaan, maupun alur logika.

Dengan memahami jenis-jenis esai dan menerapkan empat langkah ini secara konsisten, menulis esai tidak lagi terasa rumit. Sebaliknya, esai akan menjadi media yang efektif untuk menyampaikan gagasan, membangun argumen, dan memengaruhi cara berpikir pembaca secara elegan dan bertanggung jawab.

Blogger Tricks

Saturday, December 20, 2025

Pulang ke Surabaya

Perjalanan terakhir berlangsung pada Sabtu, 20 Desember 2025, menjadi penutup rangkaian perjalanan panjang yang telah dilalui dalam beberapa hari sebelumnya. Malam itu, dari Stasiun Bekasi, perjalanan dilanjutkan menggunakan Kereta Api Gumarang yang dijadwalkan berangkat pada pukul 21.55

Suasana stasiun kembali diwarnai oleh para penumpang perjalanan malam, sebagian dengan raut lelah, sebagian lain dengan ekspresi tenang karena mengetahui tujuan akhir sudah semakin dekat.

Kereta Gumarang melaju menembus malam dengan ritme yang konsisten. Malam berganti dini hari, dan perjalanan panjang perlahan berubah menjadi penantian akan tiba di kota tujuan.

Pagi hari menyambut saat kereta akhirnya tiba di Stasiun Surabaya Pasar Turi pada pukul 07.58. Cahaya matahari pagi dan hiruk-pikuk awal aktivitas kota memberikan nuansa yang berbeda dibandingkan perjalanan malam sebelumnya. 

Tiba di Surabaya menandai berakhirnya seluruh rangkaian perjalanan lintas kota—dari Sidoarjo, Solo, Bekasi, hingga kembali ke Surabaya. Perjalanan ini bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi juga rangkaian pengalaman, jeda, dan perenungan yang menyatu dalam perjalanan panjang di atas rel kereta api.

Friday, December 19, 2025

Senja Utama

Perjalanan berlanjut pada Jumat, 19 Desember 2025, menutup rangkaian aktivitas di Kota Solo dengan menuju Bekasi menggunakan Kereta Api Senja Utama. Menjelang malam, suasana Stasiun Solo Balapan terasa lebih tenang dibandingkan siang hari, namun tetap ramai oleh para penumpang yang bersiap menempuh perjalanan jarak jauh. 

Tepat pukul 18.55, kereta Senja Utama berangkat meninggalkan Solo, membawa penumpang menembus malam dengan ritme rel yang konstan dan menenangkan. Sebagian penumpang memilih beristirahat, sebagian lain menikmati perjalanan sambil merenung atau membaca. 

Kereta terus melaju melintasi kota-kota di Jawa Tengah hingga Jawa Barat, hingga akhirnya tiba di Stasiun Bekasi pada pukul 02.21 dini hari. Udara malam Bekasi terasa lebih sejuk, dengan suasana kota yang lengang dan sunyi.

Turun di stasiun perjalanan berikutnya adalah menuju Hotel Front One Ahmad Yani Bekasi, yang menjadi tempat beristirahat setelah perjalanan panjang. Lokasinya yang berada di jalur utama memudahkan akses dari stasiun, terutama di jam-jam dini hari. 

Setibanya di hotel, hanya istirahat sebentar kemudian dilanjutkan menuju Jati Asih kota Bogor untuk menghadiri acara akad nikah saudara. Siang hari setelah acara ijab qobul dan resepsi kemudian menuju ke kota Depok tepatnya di kampus UI untuk bertemu dengan teman-teman SMA.

Thursday, December 18, 2025

Menuju Solo

Perjalanan pada Kamis, 18 Desember 2025 dimulai sejak pagi hari di Stasiun Sidoarjo menggunakan Kereta Api Ranggajati. Tepat pukul 08.43 WIB, kereta berangkat meninggalkan Stasiun Sidoarjo. Di dalam kereta, suasana cukup sepi, sehingga cukup nyaman menikmati waktu sambil membaca buku.

Tepat pukul 13.29 WIB, kereta tiba di Stasiun Solobalapan. Setibanya di Solo, perjalanan dilanjutkan menuju Jalan Slamet Riyadi, salah satu urat nadi Kota Solo yang selalu hidup. Deretan bangunan bersejarah, serta pilihan tempat makan dan kafe yang nyaman. 

Kita bisa memilih Front One Cabin Slamet Riyadi Solo untuk beristirahat, dimana hotel ini berlokasi strategis karena dekat sejumlah stasiun transit, berjarak 8 menit berkendara dari Stasiun Solo Balapan.

Selain sangat mudah diakses, hotel ini dekat dengan restoran cepat saji mulai dari McDonald’s Almaz dan KFC. Keberadaan McDonald’s dan KFC di sekitar hotel menjadi nilai tambah tersendiri, terutama bagi tamu yang ingin mencari makanan cepat dan praktis tanpa harus berjalan jauh atau mencari lokasi lain.

Di malam hari, kawasan sekitar hotel tetap terasa hidup. Jalan Slamet Riyadi dikenal sebagai salah satu area paling aktif di Solo, namun tetap memberikan suasana yang relatif tertib dan nyaman. 

Sunday, December 14, 2025

Memilih Solusi Hidup : Permen, Obat, dan Jamu

Bayangkan seorang anak kecil yang sedang menangis karena sakit. Tangisnya keras, penuh ketakutan, dan ia hanya ingin rasa tidak enak itu segera hilang. Di hadapannya ada tiga pilihan. Yang pertama, kita memberinya permen. Tangisnya mungkin berhenti sejenak, wajahnya kembali cerah, dan perhatian beralih dari rasa sakit ke rasa manis. Namun sakitnya tetap ada, hanya tertutupi sesaat. Begitu rasa manis itu hilang, tangisan akan kembali, bahkan bisa lebih keras.

Pilihan kedua, kita memberinya obat. Anak itu mungkin menolak, menangis lebih kencang karena rasanya pahit, tetapi perlahan tubuhnya mulai membaik. Obat tidak memberi kenyamanan instan, tetapi bekerja pada sumber sakitnya. Ia membutuhkan waktu, aturan minum, dan kesabaran, baik dari anak itu maupun dari orang yang merawatnya.

Pilihan ketiga adalah jamu. Rasanya paling pahit, baunya tidak familiar, dan hampir pasti ditolak di awal. Namun jamu tidak hanya meredakan sakit, ia menguatkan tubuh anak itu dari dalam. Ia tidak sekadar menyembuhkan hari ini, tetapi membantu tubuhnya lebih siap menghadapi sakit di kemudian hari.

Dalam hidup, kita sering mencari solusi yang paling cepat membuat perasaan membaik. Kita ingin jawaban yang instan, hasil yang segera terlihat, dan rasa nyaman yang bisa langsung dirasakan. Tanpa sadar, cara kita menyelesaikan masalah hidup tidak jauh berbeda dengan pilihan kita saat ingin meredakan rasa tidak enak di tubuh: apakah kita memilih permen, obat, atau jamu.

Permen adalah solusi yang paling menyenangkan. Rasanya manis, mudah didapat, dan langsung memberi rasa lega. Dalam hidup, permen adalah pelarian-pelarian kecil yang kita gunakan untuk menenangkan diri sementara: hiburan berlebihan, validasi dari media sosial, belanja impulsif, atau menyalahkan keadaan agar hati terasa ringan sesaat. 

Permen tidak salah, bahkan kadang diperlukan. Tetapi jika terus-menerus mengandalkannya, masalah tidak pernah benar-benar selesai. Rasa manis itu cepat hilang, dan sering kali meninggalkan ketergantungan.

Obat berada satu tingkat di atas permen. Ia pahit di awal, tetapi dirancang untuk menyembuhkan. Dalam kehidupan, obat adalah solusi rasional dan terstruktur: belajar dari kesalahan, memperbaiki kebiasaan, mencari bantuan, berdiskusi, dan mengambil keputusan sulit. 

Obat tidak selalu nyaman, bahkan sering membuat kita harus menghadapi kenyataan yang tidak kita sukai. Namun, ia bekerja pada sumber masalah, bukan sekadar gejalanya. Obat menuntut disiplin dan konsistensi, bukan sekadar keinginan untuk merasa baik hari ini.

Lalu ada jamu. Ia paling pahit, paling tidak populer, dan sering dihindari. Tetapi jamu bekerja jauh lebih dalam dan lebih lama. Dalam hidup, jamu adalah penerimaan, kesabaran, dan proses pendewasaan diri. Ia adalah doa yang terus dipanjatkan meski belum dijawab, ikhlas pada hal-hal yang tidak bisa diubah, dan bertahan ketika hasil belum terlihat. 

Jamu tidak menjanjikan kesembuhan cepat, tetapi membangun daya tahan dari dalam. Ia menguatkan, bukan hanya menyembuhkan.

Masalahnya, banyak dari kita ingin hidup diselesaikan hanya dengan permen. Kita ingin bahagia tanpa berproses, tenang tanpa menghadapi, dan sembuh tanpa luka. Padahal, hidup yang matang justru lahir dari keberanian menelan obat dan kesediaan meminum jamu, meski rasanya tidak enak. Permen boleh sesekali, tetapi tidak bisa dijadikan fondasi.

Hidup tidak selalu butuh solusi yang manis. Kadang ia butuh kejujuran yang pahit, disiplin yang melelahkan, dan kesabaran yang panjang. Dan seiring waktu, kita akan mengerti bahwa rasa pahit itu tidak datang untuk menyiksa, melainkan untuk menguatkan.

Namun ingat, bahwa terkadang orang terlalu sibuk mencari jalan keluar, harusnya kita lebih mencari jalan kedalam untuk mengetahui siapa diri kita, dan mau kemana

Pada akhirnya, solusi hidup bukan tentang memilih yang paling enak, tetapi memilih yang paling menyembuhkan. Karena hidup yang benar-benar sehat bukan hidup yang selalu terasa manis, melainkan hidup yang mampu bertahan, pulih, dan tumbuh meski harus melalui rasa pahit terlebih dahulu.

Begitulah hidup bekerja pada kita. Ketika kita sedang “menangis” karena masalah, kecewa, atau lelah, kita sering meminta solusi yang paling cepat menghentikan rasa sakit. Kita ingin permen, bukan obat, apalagi jamu. Padahal, tidak semua tangisan butuh dimanjakan—sebagian justru butuh keberanian untuk menjalani proses penyembuhan yang tidak nyaman.

Dari sinilah kita mulai memahami bahwa solusi hidup tidak selalu tentang membuat hati segera tenang, tetapi tentang membuat diri benar-benar pulih.

Sunday, December 7, 2025

Kembali ke Jawa

Di tengah arus modernitas yang kian deras, manusia sering merasa semakin cepat namun semakin kosong; semakin terhubung namun semakin jauh dari kesejatian diri. Muncul satu pesan batin yang seolah berbisik lembut: sudah saatnya kita kembali ke Jawa. 

Bukan dalam arti sekadar kembali ke tanah kelahiran, namun kembali kepada filsafat Jawa sebagai warisan local wisdom yang mengajarkan kedalaman hati, ketenangan pikir, dan keseimbangan hidup.

Filosofi Jawa bukan sekadar tradisi masa lalu, tetapi cermin kearifan yang membimbing manusia untuk hidup selaras dalam tiga dimensi: dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan dirinya sendiri. Nilainya tercermin dalam prinsip eling lan waspada—senantiasa ingat kepada Yang Maha Kuasa dan waspada akan hawa nafsu dan sikap diri. 

Ada pula ajaran rukun agawe santosa yang menekankan pentingnya menjaga harmoni sosial, dan tepo seliro yang mengajarkan empati, tenggang rasa, dan kemampuan menempatkan diri. Kearifan ini membentuk karakter yang lembut namun tegas, rendah hati tanpa merendahkan diri, dan kuat tanpa harus menjatuhkan orang lain.

Di saat dunia mendorong kecepatan, filosofi Jawa mengingatkan pentingnya pitutur, yaitu jeda untuk merenung sebelum melangkah. 

Di saat dunia mendorong gengsi dan pamer, filosofi Jawa mengajarkan alon-alon waton kelakon—pelan bukan berarti lemah, tetapi memastikan setiap langkah membawa berkah. 

Dan di saat dunia mengagungkan popularitas, filosofi Jawa mengingatkan untuk tetap andhap asor—menjadi besar tanpa merasa ingin terlihat besar. Local wisdom Jawa bukan untuk membatasi kemajuan, tetapi untuk memastikan kemajuan itu tidak menyebabkan kita kehilangan kemanusiaan.

Kembali ke Jawa bukan berarti menolak perubahan. Dunia akan terus bergerak maju, dan kita harus ikut bergerak bersamanya. Namun, saat kita berjalan ke depan, kita perlu membawa akar yang menjaga jati diri. 

Itulah makna sejati dari kembali ke Jawa: kembali ke nilai-nilai yang membuat kita lebih manusiawi, lebih tenang, lebih bijak, dan lebih menghargai kehidupan. Di tengah modernitas yang serba instan, local wisdom Jawa menjadi jangkar spiritual dan moral agar kita tidak hanyut oleh zaman.

Pada akhirnya, kembali ke Jawa adalah ajakan untuk menata batin sebelum menata kehidupan; untuk memperbaiki diri sebelum memperbaiki dunia. Sebab sebagaimana pitutur para leluhur:

Ngelmu kuwi kelakone kanthi laku — pengetahuan hanya bermakna bila diwujudkan dalam perbuatan.

Semoga kita tidak sekadar menjadi orang Jawa secara identitas, tetapi juga secara kearifan. Karena ketika dunia semakin gaduh, rumah terbaik untuk kembali adalah hikmah yang menenangkan jiwa.

Friday, December 5, 2025

Plastik

(Series Karier #9)

Industri plastik masih menjadi salah satu sektor manufaktur yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama melalui produk botol dan gelas plastik. Kedua produk ini hadir hampir di setiap aktivitas manusia, mulai dari kebutuhan rumah tangga, industri makanan dan minuman, hingga kegiatan komersial berskala besar. 

Di balik produk yang tampak sederhana tersebut, terdapat perusahaan plastik yang menjalankan proses produksi kompleks, terstandar, dan menuntut konsistensi tinggi dalam kualitas, efisiensi, serta keamanan produk.

Perusahaan plastik yang memproduksi botol dan gelas plastik umumnya mengandalkan bahan baku seperti PET, PP, dan PS, yang dipilih berdasarkan fungsi, kekuatan, dan keamanan untuk kontak dengan makanan dan minuman. 

Proses produksinya melibatkan teknologi injection molding, blow molding, hingga thermoforming, yang semuanya membutuhkan pengendalian kualitas yang ketat. 

Di sisi lain, perusahaan plastik juga menghadapi tantangan besar terkait efisiensi biaya dan keberlanjutan. Harga bahan baku yang fluktuatif, konsumsi energi mesin yang tinggi, serta tuntutan pasar akan harga yang kompetitif memaksa perusahaan untuk terus melakukan optimalisasi proses produksi

Banyak perusahaan mulai menerapkan prinsip lean manufacturing, pengurangan waste, serta pemanfaatan data produksi untuk meningkatkan yield dan menekan reject. Botol dan gelas plastik bukan lagi sekadar produk massal, tetapi hasil dari proses produksi yang terukur dan berbasis analisis.

Keberhasilan perusahaan di sektor ini ditentukan oleh kemampuannya menjaga kualitas, menekan biaya, beradaptasi dengan regulasi, serta terus berinovasi menghadapi perubahan perilaku konsumen. Dalam konteks inilah, industri plastik tetap relevan dan terus berkembang seiring kebutuhan manusia yang tak pernah berhenti.

Related Posts