Thursday, August 28, 2025

Jika Tidak Bisa Menaklukkan Langit, Maka Mintalah pada yang Membuat Langit

Ada banyak hal dalam hidup ini yang sering kali membuat kita merasa kecil, rapuh, bahkan tak berdaya. Seperti langit yang membentang luas, begitu tinggi dan tak tersentuh, begitu pula masalah dan cita-cita yang kita hadapi terkadang tampak mustahil untuk diraih. 

Kita berusaha mendaki, berlari, berjuang sekuat tenaga, namun tetap saja terasa seperti menghadapi sesuatu yang tak mungkin dikalahkan.

Kita ingin menaklukkan langit, tapi sering lupa bahwa langit bukan untuk ditaklukkan. Langit adalah simbol keterbatasan kita sebagai manusia. Ada batas yang tidak bisa kita lewati, ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, sekeras apa pun usaha kita. 

Dan pada titik itulah kita diingatkan: jika tak bisa menaklukkan langit, maka mintalah pada yang membuat langit.

Karena di balik langit yang biru, yang penuh bintang, yang kadang gelap atau memancarkan cahaya mentari, ada Sang Pencipta yang mengatur segalanya dengan keseimbangan yang sempurna. Tuhanlah yang menciptakan langit, bumi, dan segala isinya. 

Ia yang memegang kunci dari segala sesuatu yang tampak mustahil di mata kita. Apa yang tidak bisa dijangkau oleh tangan manusia, bisa saja mudah digerakkan dengan izin-Nya.

Sering kali kita terjebak pada rasa ingin menguasai segalanya. Kita ingin semua berjalan sesuai keinginan kita: karier yang melesat cepat, rumah tangga yang sempurna, bisnis yang terus untung, tubuh yang selalu sehat, dan hidup yang mulus tanpa hambatan. 

Tapi hidup bukan seperti itu. 

Seperti langit yang luas, ia terlalu besar untuk digenggam manusia. Kita hanya bisa berjalan sejauh yang kita mampu, dan selebihnya kita serahkan pada-Nya.

Meminta pada yang membuat langit bukan berarti menyerah atau berhenti berusaha. Justru itu adalah bentuk kebijaksanaan. Kita berusaha semaksimal mungkin dengan segala daya, tetapi kita sadar ada kekuatan yang lebih besar daripada diri kita sendiri. 

Kita belajar untuk berdoa, bersandar, dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi—bahkan yang tidak sesuai harapan kita—tetap berada dalam kendali Tuhan.

Bayangkan seorang pelaut di tengah samudra. Ia tidak bisa mengatur arah angin, tidak bisa menahan gelombang, dan tentu saja tidak bisa menaklukkan luasnya lautan. Tetapi ia bisa mengatur layarnya, bisa berdoa agar angin membawanya ke arah yang tepat, dan bisa percaya bahwa di balik badai ada daratan yang menunggunya. 

Begitu pula kita dalam hidup: kita tidak bisa mengendalikan langit, tapi kita bisa meminta kepada yang menciptakan langit agar diberi jalan.

Maka, ketika langkahmu terasa buntu, ketika usahamu seperti berakhir di dinding yang tinggi, ketika doa-doamu seakan tak kunjung terjawab, jangan berhenti. 

Lihatlah ke langit. Ingatlah bahwa ada yang membuat langit, dan Ia selalu mendengar.

Sebab, jika tidak bisa menaklukkan langit, maka mintalah pada yang membuat langit. Dan di situlah kita menemukan arti pasrah, arti doa, dan arti percaya bahwa yang mustahil bagi manusia, tidak pernah mustahil bagi Tuhan.

Blogger Tricks

Monday, August 25, 2025

Penulis dan Halaman Kosongnya

Bagi seorang penulis, halaman kosong sering kali menjadi ruang yang menakutkan sekaligus memikat. Ada yang menyebutnya sebagai writer’s block, ada pula yang melihatnya sebagai kebebasan mutlak. Apa pun namanya, halaman kosong adalah titik awal, ruang hampa yang menunggu untuk diisi dengan kata, ide, dan makna.

Seorang penulis berhadapan dengan halaman kosong tidak hanya sebagai tantangan teknis, tetapi juga sebagai cermin dirinya. Di balik layar putih atau kertas polos, tersimpan keraguan: apakah kata-kata yang ditulis nanti akan cukup berarti? 

Apakah cerita yang lahir dari jemarinya bisa menyentuh pembaca? 

Pertanyaan-pertanyaan itu menekan, membuat halaman kosong terasa seperti jurang yang tak berujung.

Namun justru di situlah keindahannya. Halaman kosong bukanlah musuh, melainkan sahabat yang setia menunggu. Ia tidak menuntut, tidak menghakimi, hanya memberi ruang. Seperti kanvas bagi pelukis, seperti panggung yang masih gelap bagi aktor. 

Halaman kosong memberi janji, bahwa apa pun yang dituliskan bisa menjadi sesuatu yang abadi.

Kadang, penulis mengisinya dengan coretan penuh gairah, menulis tanpa henti hingga halaman demi halaman terlampaui. Kadang pula, ia hanya menatap lama, sambil menimbang apakah kata pertama yang akan lahir sudah cukup kuat. Tapi yang paling penting adalah keberanian untuk memulai. Satu kata akan melahirkan kalimat. 

Satu kalimat akan memicu paragraf. Dan satu paragraf akan menuntun pada cerita utuh.

Penulis dan halaman kosongnya adalah dua sahabat yang saling membutuhkan. Tanpa penulis, halaman kosong tetaplah kosong. Dan tanpa halaman kosong, penulis kehilangan wadah untuk mengabadikan pikirannya. Justru dari kekosongan itu, lahirlah dunia-dunia baru yang tak terhitung jumlahnya.

Halaman kosong adalah simbol kesempatan. Kesempatan untuk bercerita, untuk berterus terang, untuk menyusun ulang ingatan, atau sekadar membiarkan diri bermimpi. Dan tugas penulis, sesederhana tapi juga serumit itu: berani menorehkan kata pertama, lalu terus berjalan di antara barisan kalimat yang mengikuti.

Friday, August 22, 2025

Bertanggung Jawab

Dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) pasal 106 ayat 2, yang berbunyi: "Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda". 

Selanjutnya pada ayat 4 juga dijelaskan, setiap orang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan. Di antaranya berupa rambu perintah dan larangan, marka jalan serta, alat pemberi insyarat lalu lintas dan aturan-aturan lainnya yang berlaku di jalan raya.

Jika pengendara motor yang tertabrak melakukan pelanggaran seperti menerobos lampu merah, maka pengendara lainnya (si penabrak) mungkin bisa dibebaskan dari tuntutan pidana atau kewajiban ganti rugi. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 234 ayat (3) UU LLAJ, yang menyatakan bahwa pertanggungjawaban tidak berlaku apabila kejadian disebabkan oleh perilaku korban itu sendiri.

Kembali pada Pasal 234 angka (3) UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ yang menyebutkan: Ketentuan untuk mengganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak berlaku jika:

  1. Adanya keadaan memaksa yang tidak dapat dielakkan atau diluar kemampuan pengemudi
  2. Disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga dan/atau
  3. Disebabkan gerakan orang dan/atau hewan walaupun telah diambi tindakan pencegahan

Dikarenakan adanya kesengajaan dari si pengendara motor untuk menerobos lampu merah padahal seyogyanya dia menaati rambu-rambu lalu lintas dan berhenti pada saat lampu merah maka pengemudi mobil dapat dibebaskan dari tuntutan pidana, begitu pula dengan sebaliknya bila dikarenakan pengendara motor tersebut menerobos dan tertabrak oleh pengemudi mobil padahal pengemudi mobil sudah tepat yaitu jalan disaat lampu hijau maka ketentuan Pasal 234 angka (3) UU LLAJ dapat menjadi alasan bagi si pengendaran mobil untuk terhindar dari ganti kerugian kepada pengendara motor tersebut.

Jadi, jika yang ditabrak melanggar rambu, maka secara hukum dia bisa dianggap bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Pengemudi lainnya yang tertabrak memiliki peluang untuk dibebaskan dari tuntutan jika terbukti tidak lalai dan kecelakaan terjadi akibat kesalahan pihak pelanggar.


Sumber :

https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/15/064200215/video-motor-tertabrak-karena-lewati-garis-lampu-merah-ini-sanksinya

https://www.kompasiana.com/aprilgsrynx/5ff720db8ede48324033c722/kecelakaan-lalu-lintas-benarkah-penabrak-selalu-salah


Saturday, August 9, 2025

Ganti Rem Belakang

Beberapa bulan lalu, saya sempat menulis tentang pengalaman mengganti rem cakram depan motor karena bunyi berdecit yang mengganggu. Setelah ganti, performa rem depan jadi pakem, bunyi hilang, dan berkendara pun terasa lebih nyaman. Tapi ternyata, cerita soal rem motor saya belum selesai.

Beberapa bulan berselang, saya mulai merasakan ada yang berbeda saat mengerem menggunakan rem belakang. Awalnya terasa kurang pakem, lalu muncul bunyi gesekan halus ketika pedal rem diinjak. Saya pikir mungkin hanya kotor atau terkena debu jalanan, tapi lama-lama bunyinya makin sering terdengar, bahkan saat motor berjalan pelan.

Saat dibawa ke bengkel, mekanik langsung memeriksa kampas rem belakang. Ternyata kampasnya sudah menipis, bahkan hampir habis. Wajar saja kalau performanya menurun. Mekanik menjelaskan, kampas rem belakang memang sering aus belakangan kalau rem depan sebelumnya sudah diganti. Alasannya sederhana: beban pengereman yang awalnya terbagi, menjadi lebih banyak ditanggung rem belakang ketika rem depan mulai kembali optimal.

Penggantian kampas rem belakang ini lebih cepat dibanding rem depan, karena sistemnya tromol, bukan cakram. Mekanik membersihkan bagian dalam tromol dari debu dan sisa kampas lama, lalu memasang kampas baru. Setelah itu, disesuaikan setelan rem supaya tidak terlalu keras atau longgar.

Hasilnya langsung terasa. Rem belakang jadi lebih responsif, tidak ada lagi bunyi gesekan, dan pengereman terasa lebih seimbang. Pelajaran yang saya ambil adalah pentingnya mengecek kedua rem secara berkala, bukan hanya saat terasa bermasalah. Karena kalau salah satu sudah diganti, besar kemungkinan yang satunya menyusul dalam beberapa bulan.

Wednesday, July 30, 2025

Karena Sejak Saat Itu, Hidup Bukan Lagi Tentang Kita

Anak, Alasan Terbaik dan Dorongan Terkuat (the best reason & push for anything)

Dalam perjalanan hidup, banyak hal yang membuat kita melangkah lebih jauh, lebih keras, dan lebih kuat. Namun tidak ada dorongan yang sekuat kehadiran seorang anak. Anak adalah alasan terbaik dan dorongan terhebat untuk segala hal: bekerja lebih keras, berhemat lebih bijak, belajar lebih dalam, bahkan berdoa lebih khusyuk. Ketika menjadi orang tua, kita mulai menyadari bahwa keputusan-keputusan besar dalam hidup bukan lagi tentang diri kita semata. Bukan tentang ambisi pribadi, kenyamanan, atau pencapaian ego. Segala sesuatu berubah menjadi tentang bagaimana membangun masa depan yang lebih baik untuk mereka—tempat yang aman, dunia yang layak, dan warisan nilai yang kuat. Anak membuat kita sadar: hidup ini bukan soal kita, tapi soal bagaimana kita menjadi fondasi yang kokoh bagi tumbuh kembang mereka. Sebab cinta yang paling sejati tak selalu diucapkan, tapi diwujudkan dalam kerja keras dan pengorbanan yang tulus.

Ini Bukan Lagi Tentang Kita (it's never about us)

Ada satu momen dalam hidup yang mengubah segalanya. Bukan ketika kita mendapatkan pekerjaan pertama, bukan ketika meraih gelar, bahkan bukan ketika meraih kesuksesan yang selama ini diperjuangkan. Perubahan sejati justru datang ketika seorang anak hadir di dunia. 

Saat itu, dunia bergeser. Fokus hidup tak lagi berada pada diri sendiri, melainkan pada sosok kecil yang mengandalkan kita sepenuhnya. Sejak detik itu, hidup bukan lagi tentang “aku”, melainkan “kita”—lebih tepatnya, tentang “dia”, si kecil yang membuat kita menemukan alasan paling tulus untuk berjuang.

Anak adalah alasan terbaik untuk segala sesuatu. Alasan mengapa kita bangun lebih pagi, menempuh jarak lebih jauh, menahan lelah lebih lama, dan menelan amarah lebih sabar. Mereka adalah pengingat konstan bahwa setiap kerja keras yang kita lakukan bukan sekadar untuk membayar tagihan atau menambah angka di rekening bank. Tapi untuk memberi arti. Untuk menyediakan pijakan yang kokoh bagi langkah mereka di masa depan.

Kehadiran anak juga menjadi dorongan terbesar untuk bertumbuh. Banyak orang tua yang akhirnya belajar hal-hal baru karena ingin menjadi contoh yang baik. Ada yang mulai belajar mengelola keuangan dengan lebih bijak, memahami emosi dengan lebih dalam, atau bahkan mengejar pendidikan lagi karena ingin memberikan teladan. 

Tak sedikit pula yang akhirnya berani mengubah haluan karier, berwirausaha, atau menantang diri keluar dari zona nyaman karena dorongan untuk memberikan yang terbaik. Semua itu dilakukan dengan satu harapan sederhana: agar anaknya kelak bisa hidup lebih baik dan lebih bijak dari dirinya sendiri.

Menjadi orang tua juga berarti belajar melepaskan ego. Impian-impian pribadi yang dulu terasa penting bisa jadi tak lagi relevan, atau setidaknya harus ditunda. Keputusan besar seperti pindah kota, memilih pekerjaan, bahkan bersosialisasi, kini melibatkan pertimbangan tentang anak: apakah ini baik untuknya? Apakah dia akan tumbuh dengan bahagia dan aman di sana? Hidup menjadi penuh pertimbangan, namun juga penuh makna.

Dan yang paling menyentuh, anak mengajarkan kita bentuk cinta yang paling murni. Cinta yang tak banyak bicara, tapi penuh tindakan. Cinta yang tak menuntut balasan, tapi tetap setia memberi. Ketika kita bekerja keras meski tubuh lelah, saat kita memeluk mereka di malam hari tanpa tahu apakah mereka sadar, atau ketika kita menahan tangis di depan mereka agar tetap terlihat kuat—semua itu adalah bentuk cinta yang hanya bisa dipahami oleh hati yang pernah menjadi orang tua.

Jadi, bila suatu saat kita merasa lelah, goyah, atau ragu dengan pilihan hidup ini, ingatlah satu hal: kita sudah memiliki alasan terbaik untuk tetap melangkah. Anak bukan hanya amanah, tapi juga kekuatan. Bukan hanya tanggung jawab, tapi juga sumber inspirasi. Bukan hanya bagian dari hidup kita, tapi alasan terbesar mengapa kita hidup dengan lebih sungguh-sungguh.

Karena pada akhirnya, ini memang bukan tentang kita. Ini tentang mereka—tentang harapan yang kita titipkan pada masa depan, lewat cinta, kerja keras, dan ketulusan yang kita tanam hari ini.

Friday, July 18, 2025

Sore: Istri dari Masa Depan

"Kenapa senja itu menyenangkan? Kadang ia merah merekah bahagia, kadang ia hitam gelap berduka. Tapi, langit selalu menerima senja apa adanya"

Film yang berjudul Sore: Istri dari Masa Depan dibuka dengan kutipan yang cukup dalam, yang menyiratkan bahwa kehidupan manusia seperti senja, yang terkadang cerah, dan terkadang muram. Namun meski demikian cinta sejati akan menerima apa pun suasana itu tanpa syarat.

Rasanya sudah lama, tidak menonton film Indonesia langsung di bioskop. Dan ada rasa menyesal sewaktu film Jatuh Cinta Seperti di Film-film tayang di bioskop tapi sayangnya tidak ada kesempatan untuk menonton langsung di layar lebar.

Oleh karena itu, tidak boleh kejadian untuk film Sore: Istri dari Masa Depan. Ya, kedua film tersebut sama, dibuat oleh Yandy Laurens.

Film ini mengulas luka batin tentang seseorang yang belum selesai dengan dirinya sendiri. Atau yang juga disebut dengan attachment wound, yaitu luka keterikatan. Attachment wound adalah luka emosional yang terjadi dalam hubungan, yang disebabkan oleh pelanggaran kepercayaan atau pengalaman yang membuat seseorang merasa dikhianati atau ditinggalkan, yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam membentuk hubungan yang sehat di masa depan. 

Luka Jonathan berasal dari hubungan dengan ayahnya, sehingga luka tersebut menjadi trauma antar generasi yang mempengaruhi kemampuan Jonathan dalam upaya membuka diri kepada pasangan.

Trauma masa lalu Jonathan terjadi karena ayahnya meninggalkan ibunya, dirinya, dan kakaknya untuk memilih bersama perempuan lain, untuk mengikuti keinginan hatinya, kesenangan dirinya sendiri. Dia merasa dirinya tak dipilih oleh sang ayah. 

Rasa kecewa, pahit hati, amarah, dan dendam pada sang ayah, tersimpan dalam dirinya hingga dia tumbuh dewasa. Tapi, jauh dalam lubuk hatinya, ia masih menyayangi dan rindu sosok seorang ayah. 

Kehadiran Sore pun mencoba membantu Jonathan agar bisa berdamai dengan masa lalu.Tapi ratusan hingga bahkan ribuan kali Sore mencoba merubah Jonathan hanya berujung dengan kegagalan, mengharuskan Sore kembali ke awal. 

Over and over and over again, stuck in a loop where every effort to save him seems to reset.

Sore harus melakukan reinkarnasi berkali-kali untuk membayar karma. Dia terjebak dalam time loop

Segala upaya yang dilakukan Sore tetap berujung kegagalan. Bahkan dia suatu waktu mencoba pendekatan yang berbeda dengan cara mengajak Jonathan untuk menghadapi masa lalunya, dengan menemui sang ayah, yang notabene merupakan sumber luka batin terdalamnya. 

Tapi gagal.

Di titik ini, Sore mulai goyah terhadap keyakinannya sendiri: apakah cinta sekuat itu? Apakah pengorbanan bisa melawan takdir?

"Kalau aku harus ngulang seribu kali pun, kayaknya aku bakal tetap milih kamu, deh."

"Gak apa-apa, kita mulai dari awal, ya?"

Namun, terkadang untuk membuat seseorang akan tumbuh dengan perasaan tidak lah cukup, lalu berharap lebih pada orang dekat untuk bisa "menyembuhkan" luka tersebut, padahal tanggung jawab penyembuhan luka batin merupakan kewajiban diri sendiri.

Dan akhirnya, Sore pun memilih tidak mencoba mengubah Jonathan, dia berhenti mengatakan

"Hi, aku Sore, istri kamu masa depan."

Sore pun ikhlas dan pasrah, sembari mengucapkan

"Hi, aku Sore, istri kamu... selamanya."

Sore yang semula tidak mau kehilangan Jonathan, yang di masa depan meninggal karena kompilasi penyakit yang diderita akibat gaya hidup berantakan, seperti sering begadang, merokok dan minum alkohol. 

Sekarang tidak lagi.

Dan, di saat Sore telah berserah dan berdamai, di situlah sang takdir bekerja, ada sesuatu yang lebih besar dari kita manusia yang selalu mengarahkan kita to unfold our life stories

"Laki-laki tidak akan bisa dirubah sesuai dengan kemauan wanita, tapi laki-laki akan berubah karena dia benar-benar mencintai wanitanya."

"Ada 3 hal yang tidak bisa kita rubah: masa lalu, kematian dan rasa sakit."

"...tapi manusia bisa berubah."

Di saat itulah terjadi the great reset

Tidak hanya sekedar reset seperti sebelumnya yang telah terjadi ratusan kali. Sungguh ironis, Jonathan yang sebelumnya sangat peduli terhadap perubahan iklim yang menghancurkan Bumi dengan mengabadikannya lewat karya foto, namun dia lupa bahwa perubahan dalam dirinya telah menghancurkan dirinya, baik secara jasad maupun psikis. 

Tapi sekali lagi ini adalah the great reset.

Perasaan yang ditinggalkan oleh Sore selama ratusan hingga ribuan kali dalam melakukan hal yang sama akhirnya membekas pada diri Jonathan.

Seakan dejavu.

Sehingga Jonathan seakan mendapatkan ilham untuk melakukan pemulihan jasad, dengan berhenti merokok, dan berhenti minum alkohol. Bahkan dia pergi ke rumah ayahnya, meski pun setelah berada di dalam ruang tamu, dia kemudian hanya menuliskan pada selembar foto, yang inti isinya adalah dia telah memaafkan ayahnya dan berterima kasih dalam kebersamaan 1 tahun di masa kecilnya.

Dan segera Jonathan pun kembali ke Indonesia untuk bertemu ibunya dengan jasad atau tubuh yang lebih sehat dan bugar. Karena selain tidak merokok dan tidak minum alkohol dia juga rajin berolahraga. 

Ingat bahwa when we choose to love someone, we’re also choosing to accept the pain that may come with it


Sumber :

https://www.rri.co.id/hiburan/1655094/kutipan-menyentuh-film-sore-istri-dari-masa-depan

https://www.orami.co.id/magazine/quotes-film-sore-istri-dari-masa-depan

https://www.cxomedia.id/art-and-culture/20250717155541-24-181475/tentang-luka-dan-cinta-dalam-sore-istri-dari-masa-depan

https://www.attachmentproject.com/psychology/attachment-wound/#:~:text=Apa%20itu%20Luka%20Perlekatan?,kemungkinan%20besar%20akan%20tetap%20berkembang.

https://www.antaranews.com/berita/4974649/makna-filosofis-cinta-di-balik-film-sore-istri-dari-masa-depan

https://medium.com/@espressodingin/review-film-sore-istri-dari-masa-depan-394227044d04

https://farhangga.com/blog/teori-film-sore-istri-dari-masa-depan/

https://medium.com/@e.drnts/what-sore-istri-dari-masa-depan-taught-me-c49c49b29eb7

https://mojok.co/liputan/aktual/fakta-menyedihkan-di-balik-film-sore/

https://www.popbela.com/relationship/married/pelajaran-cinta-dari-film-sore-istri-dari-masa-depan-00-jclkf-bbsyxl

https://movfreak.blogspot.com/2025/07/review-sore-istri-dari-masa-depan.html

Thursday, July 17, 2025

Undecided

Senja mulai turun ketika badan ini akhirnya dihempaskan ke jok mobil untuk membawa pulang setelah perjalanan dari luar kota. Ditemani suara angin dan mendung yang menggantung di langit kelabu sambil melamun di persimpangan antara melepaskan yang sudah lama digenggam, atau tetap bertahan meski hatinya mulai letih.

Bukan keputusan ringan. 

Karena apa yang dulu menghangatkan kini mulai terasa hampa.

Dalam diam, semua ditimbang antara rasa takut, kehilangan, dan penyesalan. Melepaskan bukan berarti menyerah. Namun bertahan pun bukan berarti lemah. Ini saatnya agar kita berani jujur pada apa yang kita rasakan. 

Terdengar sayup sayup lagu di radio mobil.

It's weighin’, weighin' on me

Don't wanna wake up in the mornin'

Chris Brown - Undecided

Lagu dari Chris Brown yang berjudul Undecided menemani selama awal perjalanan. Lagu "Undecided" adalah lagu R&B dan pop. Yang unik dan terasa sangat familiar adalah karena dalam lagu ini berisi sampel singel penyanyi R&B Amerika Shanice tahun 1991 yang berjudul "I Love Your Smile".

Langsung aku beralih, dari radio mobil ke smartphone untuk memutar lagu "I Love Your Smile" dari Shanice.

Time came and showed me your direction

Now I know, I'll never ever go back

Shanice - I Love Your Smile

Langkah pertama bukan memilih, tapi memahami. 

Bimbang itu manusiawi — dan tak ada keputusan yang benar, kecuali yang kita ambil dengan hati yang jujur dan penuh tanggung jawab.


Related Posts