Monday, June 9, 2025

Waktunya Ganti Rantai Set

Pengalaman ini jadi ingat pengalaman pertama tentang rantai sekira 12 tahun lalu. Yaitu saat rantai sepeda motor Thunder kendor, sehingga sebelum berkendara pastikan kekencangan rantai motor agar saat berkendara bisa dengan aman dan lancar. 

Setelah seharian berjibaku dengan tumpukan pekerjaan di kantor, ada kepuasan tersendiri ketika bisa menyempatkan waktu untuk hal-hal sederhana tapi penting—seperti merawat kendaraan kesayangan. Sore itu, sepulang dari kantor, saya langsung mengarahkan motor ke bengkel langganan. 

Sudah terasa sejak beberapa hari terakhir bahwa rantai mulai kendor dan suara gesekan mulai mengganggu kenyamanan saat berkendara. Ditambah lagi, sudah waktunya ganti oli. Maka keputusan singkat pun dibuat: ganti rantai set sekalian ganti oli dengan spesifikasi SAE 20W-50 seperti sebelumnya.

Di bengkel, mekanik langsung paham apa yang harus dilakukan. Rantai set diganti dengan yang baru, lebih kuat dan mulus saat dipasang. Tak hanya mengurangi suara berisik, tapi juga memperbaiki performa tarikan motor. 

Sementara itu, oli Mesran 20W-50 menjadi pilihan karena kekentalannya yang cocok untuk mesin yang sudah mulai berumur dan sering digunakan dalam kondisi jalanan padat—cocok untuk pemakaian harian dari rumah ke kantor. 

Oli ini memberikan perlindungan maksimal terhadap aus dan menjaga suhu mesin tetap stabil, apalagi di kemacetan kota yang sering bikin mesin cepat panas.

Perawatan ringan seperti ini memang sering dianggap sepele, tapi justru di sinilah pentingnya: menjaga agar kendaraan tetap prima dan tidak mendadak rewel di tengah jalan. Sore yang singkat itu terasa produktif dan memberi ketenangan. 

Karena bukan hanya tubuh yang butuh istirahat setelah seharian kerja, kendaraan pun perlu perhatian agar tetap setia menemani perjalanan esok hari.

Kalau kamu juga merasa motor mulai tak nyaman dikendarai, mungkin ini saatnya mampir sebentar ke bengkel. Karena perawatan kecil hari ini bisa menyelamatkan dari kerusakan besar di kemudian hari.

Blogger Tricks

Saturday, May 31, 2025

Merajut Langkah, Menyulam Makna

Perjalanan Lanjutan dari Bumiaria ke ITB Jatinangor dan Ganesha.

Perjalanan panjang dari Surabaya ke Jatinangor dengan kereta Harina bukan hanya tentang jarak, tapi juga tentang transisi suasana. 

Dari kost Bumiaria, Jatinangor, langkah dimulai. Udara pagi masih segar, jalanan belum terlalu padat. Tujuan pertama: kampus ITB Jatinangor. Tak jauh dari tempat kost, cukup berjalan kaki hanya memakan waktu beberapa menit, kampus sudah terlihat dengan bangunan-bangunan yang menunjukkan geliat perkembangan pendidikan.

Di ITB Jatinangor, suasana begitu segar sembari memandangi langit Sumedang yang berawan tipis.

Menjelang siang, perjalanan berlanjut menuju ITB Ganesha, kampus utama yang ikonik di pusat kota Bandung. Menggunakan moda transportasi online perjalanan kurang lebih 1 jam.


ITB Ganesha menyambut dengan suasana khasnya—pohon besar menaungi jalan, mahasiswa berdiskusi di selasar, dan suasana kampus yang menyimpan sejarah panjang pendidikan teknik dan sains di Indonesia. 

Di sinilah berbagai kenangan terpatri akan berbagai tokoh bangsa yang pernah mengenyam pendidikan disana. Perjalanan dari ITB Jatinangor ke kampus Ganesha Bandung bukan sekadar perpindahan lokasi, tapi peralihan dari satu fase kehidupan ke fase berikutnya—dari belajar menjadi berkontribusi.

Langkah-langkah hari itu mungkin terasa biasa. 

Namun di balik itu terselip semangat yang tak biasa: semangat untuk terus belajar, bertumbuh, dan menjelajah lebih luas lagi. 

Sebuah perjalanan yang tampaknya lokal, tapi bermakna universal: dari kamar kecil di rumah, menuju ruangan mimpi besar.

Semangat kuliah anakku.

Friday, May 30, 2025

Bukan Hanya Tentang Jarak

Sore ini, Jumat 30 Mei 2025, Stasiun Pasar Turi Surabaya mulai ramai. Di antara deretan penumpang yang bersiap naik kereta jarak jauh, aku berdiri menunggu keberangkatan KA Harina—kereta malam yang menghubungkan Surabaya dan Bandung. 

Kereta ini memiliki waktu tempuh yang cukup panjang, sekitar 10 jam, yang menempuh perjalanan lintas provinsi dari Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jawa Barat.

Kereta berangkat pada pukul 17.45 WIB, ke arah Barat melewati Lamongan, Semarang, hingga Cikampek. Lalu kemudian berbelok ke arah Selatan menuju Bandung.

Di dalam kereta, suasananya nyaman: penumpang tenang, AC sejuk, dan pramugari kereta sesekali lewat menawarkan makanan dan kopi panas. Sambil menyeruput kopi dari restorasi, saya sempat membuka laptop, menyelesaikan beberapa pekerjaan ringan. Malam berganti, dan mata pun terpejam ditemani guncangan lembut roda baja di atas rel.

Sabtu dini hari, sekitar pukul 04.15 WIB, KA Harina tiba di Stasiun Bandung. Suasana masih dingin dan berkabut kita sholat subuh di masjid stasiun. Beruntung didepan stasiun ada outlet Burger Bangor yang sudah buka, jadi sambil menunggu matahari terbit kita sarapan terlebih dahulu.

Dari sana, saya lanjutkan perjalanan menuju Jatinangor menggunakan layanan jasa transportasi online. Perjalanan Bandung–Jatinangor memakan waktu sekitar 1 jam jika lalu lintas lancar, melewati kawasan Dago dan Cileunyi yang mulai ramai oleh aktivitas pagi.


Tiba di Jatinangor, sebelum jalan-jalan ke ITB Kampus Jatinangor, kita mencari kos Bumiaria yang sebelumnya sudah kita kontak. Lanjut ke kampus Jatinangor, langsung terasa suasana kampus yang tenang, rindang, dan penuh semangat akademik. 

Perjalanan panjang dari Surabaya ke Jatinangor dengan kereta Harina bukan hanya tentang jarak, tapi juga tentang transisi suasana: dari hiruk-pikuk kota pelabuhan menuju atmosfer pendidikan yang tenang dan reflektif. 

Dan dalam perjalanan itulah, saya menemukan jeda yang berharga untuk merenung, mengingat, dan menyusun langkah berikutnya.

Thursday, May 29, 2025

Orisinalitas Bukanlah Selalu Melulu Hal yang Baru

Ketika mendengar kata orisinalitas, sebagian besar orang langsung membayangkan sesuatu yang benar-benar baru, belum pernah ada sebelumnya, dan muncul dari kekosongan. Padahal, kenyataannya orisinalitas tidak selalu harus identik dengan kebaruan mutlak. 

Dalam banyak hal, orisinalitas justru muncul dari cara pandang baru terhadap hal lama, dari keberanian meramu ulang gagasan yang sudah ada menjadi sesuatu yang relevan dan bermakna.

Seorang seniman, penulis, atau inovator seringkali tidak menciptakan sesuatu dari nol. 

Mereka memetik dari ingatan kolektif, dari tradisi, sejarah, dan referensi yang telah ada sebelumnya. Orisinalitas mereka terletak pada sudut pandang, pada keberanian untuk menantang pakem lama dengan pendekatan segar, atau pada keberhasilan mereka menyuarakan sesuatu yang dirasakan banyak orang tapi belum pernah diungkapkan dengan cara tersebut.

Dalam dunia bisnis pun demikian. 

Tidak semua startup yang disebut inovatif benar-benar menciptakan kategori baru. Banyak dari mereka justru sukses karena memodifikasi ide lama dengan pendekatan yang lebih relevan, efisien, atau humanis. Layanan transportasi daring, misalnya, bukan menciptakan konsep transportasi itu sendiri, tetapi merevolusi cara kita mengakses dan menggunakannya.

Maka, penting untuk menyadari bahwa mengejar orisinalitas bukan berarti harus memaksakan kebaruan yang belum tentu berguna. Kadang, yang dibutuhkan adalah kepekaan membaca kebutuhan zaman, lalu menjawabnya dengan pendekatan yang unik—meskipun bahan-bahannya sudah ada sejak lama. 

Karena pada akhirnya, orisinalitas bukanlah soal menemukan hal yang belum pernah ada, melainkan tentang menyampaikan sesuatu dengan cara yang belum pernah ada.


Batik tulis adalah contoh sempurna dari orisinalitas yang tidak selalu harus “baru”, tetapi kaya akan keunikan, ekspresi personal, dan nilai budaya. 

Setiap lembar batik tulis adalah karya yang lahir dari tangan manusia—dengan ketidaksempurnaan yang justru menjadi ciri khas dan bukti orisinalitasnya. Tidak ada dua batik tulis yang benar-benar sama, karena motif, tekanan malam, goresan canting, dan suasana hati pembatik ikut membentuk hasil akhirnya.

Sementara itu, batik cetak atau batik printing meskipun efisien dan masif, kehilangan unsur personal tersebut. Ia bisa diulang persis, diproduksi cepat, tapi tidak menyimpan jejak kisah dan proses yang intim seperti batik tulis. 

Maka bisa dikatakan, orisinalitas batik tulis tidak terletak pada kebaruan motif semata, melainkan pada cara dan jiwa yang tertanam dalam pembuatannya.


Tulisan tangan seseorang pada sebuah artikel memancarkan orisinalitas dalam bentuk yang paling manusiawi—emosi, sudut pandang, dan pengalaman hidup yang tak bisa direplikasi persis oleh siapa pun, termasuk oleh kecerdasan buatan. Dalam tulisan manusia, kita bisa merasakan kegelisahan, semangat, atau bahkan kejanggalan logika yang justru menunjukkan proses berpikir yang hidup.

Sebaliknya, tulisan dari AI, meski rapi, cepat, dan informatif, cenderung terstruktur dan netral. Ia mampu meniru gaya, tapi tidak bisa sepenuhnya menyamai nuansa batin yang tertuang dalam tulisan personal. 

Seperti halnya batik tulis yang mengandung jiwa pembuatnya, tulisan tangan adalah ekspresi orisinal dari cara seseorang melihat dan merespons dunia—bukan sekadar kumpulan kata, tetapi narasi yang ditenun dari kesadaran unik.

Sunday, May 25, 2025

I Am Back

Hijrah seringkali dipahami sebagai langkah mulia meninggalkan masa lalu yang kelam menuju kehidupan yang lebih baik, lebih dekat dengan nilai-nilai spiritual dan kebaikan. 

Namun, tidak sedikit yang mengalami fase sulit dalam prosesnya—jatuh, tergelincir, bahkan kembali ke titik awal setelah berjuang. Artikel ini mengangkat sisi manusiawi dari perjalanan hijrah: saat seseorang memutuskan untuk kembali setelah pernah mundur.

“I am back”—sebuah pernyataan sederhana, tapi sarat makna. Ini bukan sekadar pengumuman, tapi bentuk pengakuan dan tekad untuk bangkit dari kejatuhan. Mereka yang pernah hijrah dan kemudian kembali ke kehidupan lama tidak layak dicaci. 

Justru, ketika seseorang mengakui kesalahan dan berniat kembali ke jalan kebaikan, itulah momen di mana kekuatan spiritualnya sedang bekerja paling nyata. Bukan semua orang berani mengakui bahwa ia sempat mundur. Lebih sedikit lagi yang berani melangkah lagi ke depan setelah itu.

Fenomena “hijrah yang kembali” bukan kegagalan, tapi fase rekalibrasi. Seperti GPS yang mencari ulang rute ketika kendaraan salah arah, manusia pun butuh waktu untuk memahami arah sejati hidupnya. 

Mungkin dulu hijrah dilakukan karena tren, tekanan sosial, atau semangat sesaat. Namun kali ini, saat seseorang berkata “I am back,” itu mungkin lahir dari perenungan panjang, luka batin, dan kesadaran mendalam bahwa perjalanan ini bukan tentang sempurna—tetapi tentang terus memilih kembali.

Hijrah bukan garis lurus. 

Ia berliku, penuh tantangan, bahkan kadang membuat pelakunya merasa sendirian. Tapi bagi yang memilih kembali, mereka tahu bahwa Tuhan tidak pernah benar-benar meninggalkan. Setiap langkah menuju perbaikan adalah bagian dari proses yang disambut hangat oleh langit.

Dan untuk mereka yang kini kembali, dengan malu-malu atau penuh keyakinan, ketahuilah: kamu tidak sendiri. Tak perlu menjelaskan apa pun kepada dunia. Cukup jalani perjalanan ini, satu langkah kecil yang konsisten. Karena setiap kembalinya seorang hamba—itu bukan akhir, melainkan awal yang baru.

Wednesday, May 21, 2025

Mission: Impossible – The Final Reckoning

Film Mission: Impossible – The Final Reckoning menjadi penutup epik dari perjalanan Ethan Hunt dalam aksi spionase yang legendaris. Film ini langsung menjadi lanjutan dari peristiwa dari Dead Reckoning Part One. 

Ethan Hunt dan tim IMF menghadapi ancaman terbesar mereka: The Entity, sebuah kecerdasan buatan (AI) yang telah menjadi sadar diri dan memiliki potensi untuk mengendalikan sistem nuklir global. 

Ethan dan rekannya, Grace, berusaha menghentikan Gabriel, agen yang sebelumnya bekerja untuk The Entity. Gabriel memaksa Ethan untuk mengambil modul inti dari kapal selam Rusia yang tenggelam, Sevastopol, yang berisi kode sumber The Entity. 

Dengan bantuan Benji Dunn, Paris, dan Theo Degas, mereka menemukan perangkat komunikasi yang digunakan Gabriel untuk berinteraksi dengan The Entity. Perangkat ini menunjukkan visi tentang kiamat nuklir yang akan datang. Ethan menyadari bahwa The Entity membutuhkan akses ke bunker digital aman di Afrika Selatan untuk memastikan kelangsungan hidupnya. 

Tim IMF berusaha mendapatkan koordinat Sevastopol, sementara Ethan dan Luther Stickell mencoba menjinakkan bom nuklir yang ditanam Gabriel di London. Luther mengungkapkan bahwa ia telah mengembangkan malware bernama "Poison Pill" untuk melumpuhkan The Entity, namun Gabriel telah mencurinya. 

Setelah berhasil mengambil modul, Ethan hampir tenggelam saat kapal selam mulai meluncur ke dasar laut. Ia diselamatkan oleh Grace dan Tapeesa menggunakan ruang dekompresi darurat. Ethan kemudian merencanakan untuk menggunakan Poison Pill bersama modul untuk mengisolasi The Entity dari dunia luar. 

Tim tiba di bunker di Afrika Selatan dan menemukan Gabriel yang menyiapkan bom dengan hitungan mundur 20 menit. Dalam pertempuran yang terjadi, Gabriel melarikan diri, dan Paris melakukan operasi darurat pada Benji yang terluka parah. Grace berhasil memulai ulang sistem bunker untuk menjebak The Entity. 

Ethan mengejar Gabriel menggunakan pesawat biplane dan berhasil naik ke pesawat Gabriel di udara. Gabriel melompat dengan parasut, namun tewas setelah menabrak bagian pesawat. Ethan kemudian menggunakan Poison Pill dan modul untuk menyelesaikan proses isolasi The Entity. 

Setelah misi selesai, Ethan menyerahkan modul yang telah dihancurkan kepada Kittridge dan agen CIA Jasper Briggs, yang ternyata adalah putra dari mantan pemimpin tim Ethan, Jim Phelps. Tim IMF bersatu kembali di London, dan Grace memberikan The Entity yang telah diisolasi kepada Ethan. Mereka kemudian berpisah, menandai akhir dari perjalanan panjang mereka.

Tuesday, May 13, 2025

Ganti Ban Motor Depan & Belakang

Sore itu, setelah beberapa waktu menunda, akhirnya saya menyempatkan diri untuk mengganti ban sepeda motor kesayangan, Suzuki Thunder 125. Ban depan dan belakang sudah menunjukkan tanda-tanda aus: grip berkurang, alur yang mulai menipis, dan sensasi berkendara yang terasa kurang mantap saat melewati tikungan atau jalan basah. 

Pilihan jatuh pada penggantian ban depan dan belakang sekaligus—termasuk ban dalamnya.

Saya menginginkan spesifikasi ban luar yang sesuai dengan standar kenyamanan dan kestabilan Thunder, yaitu ukuran 90/90-18 untuk ban belakang dan 80/90-18 untuk ban depan. Namun, saat sampai di bengkel crspeed_tokobanmotor, mekanik menyampaikan bahwa ketersediaan mereka dalam satuan ukuran lokal adalah 300-18 untuk belakang dan 275-18 untuk depan. 

Meski secara penamaan berbeda, setelah dijelaskan, ukuran tersebut setara dan kompatibel dengan kebutuhan motor saya.

Proses penggantian berjalan lancar. Ban luar dan dalam diganti bersamaan untuk memastikan tidak ada kebocoran atau ketidakseimbangan dari ban lama. Mekanik juga melakukan balancing ringan serta mengecek kondisi velg. 

Hasilnya sangat memuaskan—Thunder kembali terasa stabil di kecepatan tinggi dan lebih nyaman saat melewati jalanan berliku.

Related Posts