Sunday, April 2, 2023

Superfluous Apologies

I'm Sorry About the Rain! 

Aku Maaf Tentang Hujan! 

Ini adalah jenis permintaan maaf yang berbeda, yang dikenal sebagai Superfluous Apologies atau permintaan maaf berlebihan, yaitu permintaan maaf untuk sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan. Seperti meminta maaf atas hujan dimana kita tidak memiliki kendali atas cuaca.

Permintaan maaf yang berlebihan menunjukkan kepedulian empati dan dapat meningkatkan kepercayaan. Maaf yang berlebihan bukanlah kesalahan individu dari peminta maaf, yaitu misalnya, permintaan maaf untuk lalu lintas yang padat atau cuaca buruk. Permintaan maaf yang berlebihan ini sebagai ungkapan penyesalan atas keadaan yang tidak diinginkan yang jelas-jelas tidak menjadi tanggung jawab peminta maaf. 

Permintaan maaf ini dapat menjadi alat untuk membangun hubungan dan membangun kepercayaan dengan orang lain. Sehingga dapat menjadi serta menunjukkan perhatian empatik, yang memotivasi peningkatan kepercayaan dan rasa suka.

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Harvard Business School dan University of Pennsylvania dengan judul “I'm Sorry About the Rain! Superfluous Apologies Demonstrate Empathetic Concern and Increase Trust” yang dipublikasikan oleh Social Psychological and Personality Science Journal.

Dalam penelitian atau studi adalah salah satu dari empat percobaan berbeda yang diuji memberikan permintaan maaf yang berlebihan kepada para peserta penelitian. Salah satu eksperimennya melibatkan seorang aktor (pada hari hujan) meminta 65 orang untuk meminjam ponsel mereka. Dalam setengah interaksi, aktor tersebut berkata, “Saya sangat menyesal tentang hujan. Bolehkah aku meminjam ponselmu?” dan di separuh lainnya aktor hanya bertanya, “Bolehkah aku meminjam ponselmu?” Studi tersebut menunjukkan bahwa 47% individu yang menerima permintaan maaf memberikan ponsel kepada aktor tersebut, dibandingkan dengan hanya 9% individu yang tidak menerima permintaan maaf.

Kesimpulannya adalah bahwa "bahkan tanpa kesalahan, individu dapat meningkatkan kepercayaan dengan mengatakan 'Saya minta maaf'—bahkan ketika mereka hanya 'maaf' tentang hujan."

Jika kita melakukan atau mengatakan sesuatu yang memerlukan permintaan maaf maka hal ini adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan. Permintaan maaf yang tulus dapat membantu kita membangun atau membangun kembali kepercayaan dengan orang lain. Terlebih ketika kita tidak bersalah.

Permintaan maaf memang tidak dapat mengembalikan dan mengubah apa yang telah terjadi.

Namun bagi beberapa orang meminta maaf itu seperti mengakui kesalahan dan seakan-akan menyerahkan kemenangan kepada orang lain. Pola pikir menang/kalah ini merupakan penghalang besar bagi organisasi ini untuk dapat bergerak maju dan pulih.

Meminta maaf bukanlah soal benar atau salah. 

Juga bukan tentang menjadi lemah atau menyerah atau menjadi manipulatif. 

Namun merupakan sebagai wujud untuk menunjukkan kepedulian empati terhadap orang lain, situasi mereka dan bagaimana perasaan lawan bicara. Bahwa kita menyesal atas situasi ini dan dampaknya terhadap semua orang yang terlibat.

Sang peminta maaf berusaha untuk menyampaikan bahwa dia telah mengambil sudut pandang korban, mengakui kesulitan, dan menyatakan penyesalan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan korban pada peminta maaf. 

Permintaan maaf yang tulus dapat membuka jalur komunikasi dan membuka jalan bagi awal yang baru yang baik.


Sumber :

https://www.hbs.edu/faculty/Pages/item.aspx?num=45471

https://www.linkedin.com/pulse/apologize-rain-build-trust-shana-ring/

https://adventistregionalministries.org/when-im-sorry-is-sorry/

No comments:

Post a Comment

Related Posts