Wednesday, April 12, 2023

Lagi Bete

Piala Dunia 2022 lalu di Qatar cukup heboh gara-gara 4 negara yaitu Inggris, Wales, Jerman, dan Denmark tetap ngotot memakai ban kapten pelangi sebagai bentuk dukungan terhadap LGBT. Padahal FIFA melalui Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan pihaknya tidak mendukung secara terbuka penggunaan ban kapten pelangi di Piala Dunia. 

Karena itu mereka merilis kampanye versi FIFA untuk dipakai di Piala Dunia 2022. Menurut beliau kita harus mencari topik yang semua orang bisa rayakan. 

Propaganda tidak hanya melalui sepakbola, namun juga melalui film Hollywood. Salah satunya yang paling terakhir adalah film Marvell yang berjudul Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Masih dari MCU sebelumnya juga muncul di film Eternals (2021).

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Orang yang terpapar LGBT terjadi karena ada unsur penyimpangan yang berawal dari 3 faktor yaitu pola asuh keluarga, sekolah/pendidikan, dan lingkungan. Untuk itu orang tua harus tahu dengan siapa dia bergaul.

Pola asuh keluarga terutama sosok ayah juga harus dihadirkan dalam keseharian karena dibutuhkan untuk mengembangkan otak kiri anak.

Namun di era yang serba teknologi ini, yang sangat dominan pengaruh buruk adalah anak kecanduan menggunakan gadget. Jika tidak diawasi maka mereka dapat terpapar konten yang tak sesuai usia yang salah satunya dapat merangsang produksi hormon dopamin, lalu ketagihan, dan mendorong peniruan.

Ini merupakan pemicu pertama. Oleh karena itu orang tua harus berperan agar anak tidak boleh lemah dalam berpikir karena anak cenderung tidak tahu bahwa hal tersebut adalah perilaku negatif.

Hal diatas dapat diatas dengan pendidikan dan pemahaman agama, yang tidak sebatas ritual ibadah, namun juga penanaman nilai-nilai dan perilaku sehari-hari. Hal tersebut akan selalu menyisakan rasa bersalah dan berdosa. 

Yang menjadi rawan adalah saat ini LGBT sudah menjadi gerakan global dengan propaganda yang cukup masif melalui berbagai jaringan dan media sosial. Kita bisa melihatnya di musik, film bahkan gelaran piala dunia sepakbola.

Peran orang tua untuk membendungnya adalah memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus dan dapat dirasakan anak secara nyata, yang dapat diungkapkan melalui perasaan positif kita seperti sentuhan, belaian, pelukan, rangkulan, dan kehangatan hingga komunikasi yang memberi rasa aman bagi anak.

Hindari memberikan respons seperti reaksi marah, mencela, menghakimi, dan menyudutkan anak. Respon masalah yang muncul melalui pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas hubungan selanjutnya. Sehingga anak dapat semakin percaya, merasa diterima, dan semakin yakin dengan pilihannya untuk curhat dan berkomunikasi dengan orang tua.

Perkuat ketahanan pribadi, keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa agar tercipta keluarga tangguh, dan masyarakat yang beradab.

Perilaku abnormal ini perlu kita kembalikan kondisi tersebut menjadi normal. Dari sisi agama kita tekankan bahwa perilaku tersebut dibenci Tuhan dan mendatangkan dosa. Dimana hakekat penciptaan manusia adalah untuk meneruskan keturunan dan berkembang biak.

Lakukan penyadaran secara berulang-ulang sehingga membutuhkan waktu panjang dan lama untuk itu membutuhkan kesabaran dan kekuatan. Jauhkan dan batasi pergaulan anak dari dari pergaulan yang negatif.

Terakhir dan yang paling penting adalah sering berdoa agar bisa kembali dekat dengan Tuhan.


Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20221120133242-142-876123/4-negara-ngotot-pakai-ban-kapten-pelangi-dukung-lgbt-di-piala-dunia

https://www.solopos.com/tips-keluarga-tips-menghindarkan-anak-dari-lgbt-848259.

https://www.orami.co.id/magazine/6-kesalahan-pola-asuh-orang-tua-yang-membuat-anak-jadi-lgbt

https://suaraaisyiyah.id/mencegah-dan-mewaspadai-anak-terpapar-lgbt/

https://www.laduni.id/post/read/48293/bagaimana-cara-menyadarkan-anak-yang-sudah-terjebak-pada-penyuka-sesama-jenis

https://kincir.com/movie/cinema/film-hollywood-tema-lgbt-kena-cekal-x8Mf34JlqWohL

No comments:

Post a Comment

Related Posts