Thursday, February 7, 2013

Product Development

Product Development


Taufan Yanuar

Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

7 Februari 2004


Dalam melakukan perencanaan dan pengembangan produk, memang tidak ada cara yang baku yang terbaik yang harus kita laksanakan. Namun terdapat beberapa langkah yang dapat kita jadikan acuan yaitu sebagai berikut:


1. Pemilihan Produk

Produk yang akan dikembangkan dipilih yang memiliki kriteria Fast Moving, maksudnya yang keadaannya di pasar mempunyai peredaran atau perputaran yang cepat. Data ini dapat kita peroleh dari buku atau internet jika tidak ada, maka kita lakukan survey langsung ke pasar, yaitu kita bertanya langsung kepada beberapa toko yang menjual produk tersebut, sehingga nantinya kita akan tahu produk mana yang memiliki kriteria Fast Moving.
Setelah produk dipilih dan ditentukan selanjutnya kita juga perlu tahu produk-produk serupa yang ada pasar saat ini apa saja. Dan semua produk serupa yang ada di pasar akan kita kelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:

  1. OE (Original Equipment), produk atau part seperti ini merupakan part yang telah ada di benda tersebut. Misalnya muffler (atau yang familier kita kenal sebagai knalpot), knalpot yang termasuk kategori Original Equipment adalah knalpot yang telah terpasang di sepeda motor tersebut.

  1. GP (Genuine Part), yang dimaksud dengan Genuine Part adalah produk yang ada di pasar yang mempunyai kualitas hampir menyamai Original Equipment. Biasanya Genuine Part ini merupakan Original Equipment Brand.

  1. RP (Replacement Part), atau yang juga sering disebut sebagai After Market. Produk yang semacam ini pada umumnya mempunyai kualitas yang beda dengan Original Equipment.

  1. Alternatif Part, atau yang lebih dikenal dengan produk imitasi. Dan biasanya kualitas dari produk ini benar-benar dibawah standart.

Kebanyakan produk yang akan dikembangkan termasuk pada kategori 4 yaitu produk After Market. Mengapa, karena menurut survey, hampir 85% konsumen menyukai membeli produk yang dalam kategori After Market. Sebenarnya, idealnya prioritas kita membuat produk yang setara dengan OE, namun pada akhirnya harga produk menjadi mahal. Jika produk yang kita jual mahal sedangkan brand yang kita sandang masih baru, atau kurang mendukung, maka pada akhirnya pembeli akan kurang. Oleh karena itu produk yang dikembangkan akhirnya yang After Market, alasannya karena selain murah sehingga kemungkinan besar dapat terjual dengan cepat di pasar, juga dapat dibuat dengan cepat.
Selain itu juga data yang perlu kita perhitungkan pada riset pasar ini adalah Market Share dan Market Size. Dari data-data ini nantinya juga akan membantu kita dalam mendukung keputusan kita.


2. Identifikasi Produk

Sebelumnya kita beli produk yang akan kita kembangkan yang telah ada di pasaran. Kita beli beberapa jenis produk yang dapat mewakili ketiga kategori produk. Dari masing-masing jenis produk kita lakukan re-drawing atau penggambaran kembali. Fungsinya adalah jelas, yaitu agar kita tahu berapa masing-masing dimensi dari masing-masing jenis produk. Re-drawing ini biasanya cukup menggunakan CAD software yang sederhana yaitu AutoCAD ataupun solidwork dan pro/Engineering. Kemudian semua jenis produk tersebut kita lakukan pengujian logam. Diantaranya yaitu:
  1. Uji kekerasan.
  2. Uji tarik.
  3. Uji kekasaran permukaan.
  4. dan lain-lain.

Manfaat setelah kita melakukan uji-uji tersebut adalah agar kita dapat mengetahui material dari produk, dimensi dari produk, perlakuan apa saja pada material (mulai dari foundry, forging, heat treatment dan lainnya), kekerasan dari material berapa dan lainnya.


3. Teknologi Aliran Proses

Dalam mencari tahu teknologi proses apa saja yang dilakukan pada suatu produk, maka ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, misalnya

  1. Aktual lapangan
Kita langsung turun ke lapangan atau lantai produksi dari perusahaan kita sendiri. Kemudian kita mencari proses produksi yang serupa.

  1. Melihat ke competitor
Kita coba menuju ke perusahaan lain. Kemudian kita mencoba melihat proses produksinya. Setelah tahu, lalu kita coba menirunya.

  1. Mencari teori dari buku atau internet
Kebanyakan teori yang ada dibuku atau diinternet tidak dapat dipraktekkan atau digunakan langsung 100%, untuk itu kita perlu selektif dalam memilih teori yang aplikatif.

Manfaat dari langkah ini adalah selain mengetahui aliran proses yang baik juga agar saat implementasi nanti kita dapat mengarah proses apa yang akan kita pakai dengan berdasarkan pertimbangan total biaya yang akan dikeluarkan, yang artinya juga akan menentukan kita akan membuat produk dengan harga berapa. Sekaligus kita tentukan mesin apa yang akan kita gunakan, masing-masing proses akan dilakukan inhouse (reguler), overtime atau subkontrak. Termasuk apabila kita lakukan sendiri atau inhouse, kita perhitungkan berapa tenaga kerja yang akan digunakan, lay out bagaimana, berapa kapasitas dan lain sebagainya.

4. Perencanaan Biaya
Setelah material dan proses produksi jelas, maka langkah selanjutnya adalah kita melakukan perencanaan biaya. Mulai dari biaya material, biaya produksi, biaya tenaga kerja, jika mesin tidak tersedia juga kita tentukan berapa investasi dan biaya lainnya. 


ck#27

No comments:

Post a Comment

Related Posts