Umumnya kita terpedaya dengan pendapat mayoritas, perilaku mayoritas, menjadikannya sebagai standar menilai kebenaran. Penilaian dengan hanya berdasarkan hal tersebut tanpa melihat dalil yang mendukungnya, merupakan cara yang keliru.
Memang kebiasaan adalah suatu hal yang sulit untuk dirubah, terlebih jika kebiasaan keliru terjadi karena perilaku yang berulang-ulang. Pemandangan keliru menjadi sesuatu yang sudah dianggap “biasa”.
Kita semua mengharapkan perubahan. Perubahan hanya bisa datang kalau para individu mau “bergerak” bukan hanya dengan omongan atau berwacana saja.
Suatu organisasi perlu memiliki sumber daya (terutama teknologi dan finansial) yang cukup untuk mendongkrak perubahan, terutama faktor human capital. Semuanya itu perlu dikelola dengan baik oleh manajemen, terutama para pemimpinnya untuk merubah cara berpikirnya, dan merubah paradigma.
Membiasakan yang benar membutuhkan keteladanan, keberanian dan konsistensi tingkat tinggi. Setidaknya kita bertanggung jawab untuk membiasakan diri dalam hidup yang benar.
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Hari Jumat adalah tanggal kalender merah karena bertepatan dengan hari libur nasional, sehingga waktu yang tepat untuk pergi sowan ke rumah ...
-
Jika kita mendengar debat para politisi atau para pakar di televisi, sering kita dengar kata-kata "Substansi" dan "Esensi&...
-
Keynesianisme atau Keynesian economics atau Ekonomi Keynesian atau , merupakan teori ekonomi yang dipopulerkan oleh seorang ekonom John May...
-
"It's just my two cents" , atau terkadang ditulis dengan "Just my two cents" atau "My two cents" dalam ...
-
Ini adalah bentuk paralel (Latin) prefiks yang digunakan untuk jumlah besar, (1) : Single (singleton, sole, only) (2) : Double (pair...

No comments:
Post a Comment