Sunday, September 1, 2019

Rain City without Rain

Bogor dikenal sebagai kota hujan. Disebut kota hujan karena meski kemarau pun banyak hujan.
Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut, sehingga udaranya relatif sejuk dengan suhu terendah di Bogor adalah 21,8°C.

Hal ini dikarenakan wilayah Bogor terletak pada kaki Gunung Gede dan Gunung Salak membuat kawasan ini sering dilanda hujan orografi (hujan yang terjadi di daerah pegunungan). Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan.

Musim kemarau di Bogor terjadi pada bulan Juli hingga September. Sehingga selama 2 hari 1 malam di Bogor kemarin tidak ada hujan sama sekali.


Setiba sore hari sekitar pukul 15.00 hingga 16.00 kita sudah sampai di Hotel Duta Berlian yang terletak di  Jalan Raya Dramaga No.1 Km 8, Babakan, Dramaga, Balungbangjaya, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16680, Telepon: (0251) 8627627.


Keesokan harinya setelah sarapan di Riung Kuring, kita bersiap ke kampus IPB (Institut Pertanian Bogor) Dramaga untuk mengikuti Final Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI) ke-4. Acara ini dibuka oleh Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Ir R Ridwan Hasan Saputra MSi.

Ridwan Hasan Saputra mempunyai pendekatan suprarasional yang unik. Dimana beliau membuat lomba ini bisa diminati dan diikuti oleh semua orang, KPM menentukan biaya seikhlasnya, bukan berarti gratis, namun sesuai kemampuan.

Ia berharap, OMSI ini bisa membuat anak-anak berpikir kritis sesuai kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran era 4.0 yaitu critical thinking (berpikir kritis), creative (kreatif), collaborative (kolaboratif), dan communication (komunikasi).


Kegiatan Final OMSI 4 ini diikuti 592 peserta kelas IV, V, dan VI dari berbagai propinsi se-Indonesia, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Riau, Bali, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Sebelumnya, peserta babak penyisihan OMSI ke-4 diikuti lebih dari 6.000 siswa dan digelar serentak pada 21 Juli 2019 di Riau, Sumatra Selatan, Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat.


Kalah dan menang nomor sekian, yang terpenting adalah pengalaman dalam setiap kompetisi. Setelah pengumuman pemenang, kita bergegas menuju Stasiun Bogor untuk naik KRL lagi untuk menuju Stasiun Juanda.


Untuk naik KRL kita bisa menggunakan kartu THB (Tiket Harian Berjaminan) atau menggunakan KMT (Kartu Multi Trip).

Sewaktu berangkat dari Stasiun Sudirman ke Bogor kita naik KRL menggunakan Kartu Multi Trip (KMT). Biaya perjalanan sendiri adalah Rp 9.000, namun kita membeli KMT seharga Rp 30.000, yaitu biaya untuk kartu adalah Rp 20.000 dan isi saldo adalah Rp 10.000

KMT bisa diisi ulang, sehingga kita tidak perlu antri membeli tiket, jika saldo mencukupi, bisa langsung tap in di gerbang stasiun keberangkatan dan tap out di gerbang stasiun kedatangan. Maka saldo akan berkurang sesuai tarif yang dihitung otomatis.

Sewaktu kembali dari Bogor ke Stasiun Juanda, aku membeli 1 kartu THB dan mengisi ulang 2 kartu KMT. Biaya perjalanannya adalah sebesar Rp 6.000, sehingga aku isi saldo Rp 10.000. KMT tidak ada masa kadaluarsa saldo. Jika saldo kita kurang, kita cukup isi saldo di Vending Machine, caranya cukup mudah.

Pertama siapkan uang kertas dengan nominal Rp, 5000, Rp, 10.000, Rp. 20.000, Rp. 50.000, dan Rp. 100.000. Langkah-langkah isi saldo KMT adalah sebagai berikut :
  1. Pilih bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
  2. Letakkan KMT anda pada tempat yang tersedia
  3. Masukkan uang sesuai jumlah yang dibayarkan (tidak ada uang kembalian)
  4. Tekan ya untuk melanjutkan transaksi atau tidak untuk membatalkan transaksi
  5. Ambil kembali kartunya

Tiket Harian Berjaminan (THB) digunakan untuk satu kali perjalanan. Untuk membeli kartu THB ini
untuk biaya kartu THB adalah Rp 10.000, sehingga total biaya adalah Rp 16.000, aku masukkan 2 lembar uang Rp 10.000, kemudian keluar 1 kartu THB dan keluar juga kembalian 2 lembar Rp 2.000

Langkah-langkah pembelian kartu THB adalah
  1. Pilih bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
  2. Tekan tombol buy dan pilih nama stasiun tujuan anda di peta rute KRL
  3. Tentukan jumlah tiket yang akan dibeli
  4. Tekan ya untuk melanjutkan transaksi
  5. Masukkan uang untuk pembelian
  6. Jangan lupa ambil kartunya dan uang kembaliannya (jika ada)

Uang pembelian kartu tidak hangus, untuk itu penumpang cukup melakukan refund di Vending Machine yang tersedia setelah kita melakukan tap out THB. Cara untuk refund adalah sebagai berikut:
  1. Pilih bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
  2. Letakkan THB di tempat yang telah tersedia
  3. Tekan tombol refund
  4. Tekan ya untuk melanjutkan transaksi atau tidak untuk membatalkan transaksi
  5. Ambil uang jaminan anda

Previous Article : Dari Sky Train ke KRL

No comments:

Post a Comment

Related Posts