Saturday, June 17, 2023

Terbuka atau Terluka

Perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global yang terjadi akibat peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Hal ini bisa terjadi karena ulah manusia sendiri.

Perubahan iklim bersifat global untuk itu kita semua dihadapkan pada beberapa pilihan untuk bertindak dengan pilihan antara strategi adaptasi, reduksi, dan proses mitigasi. Untuk itu kita sebagai penduduk Bumi harus berubah sebagai bentuk adaptasi.

Seseorang berubah karena dua hal : pikirannya terbuka atau hatinya terluka.

Terluka misalnya karena mengalami bencana seperti gelombang pasang tinggi, banjir, pergeseran musim dan kekeringan yang merupakan fenomena perubahan iklim yang telah mengakibatkan bencana di Indonesia. 

Namun alangkah lebih baik jika kita dapat berubah karena pikiran kita terbuka kepada arah perubahan ke yang lebih baik sebagai bentuk untuk mengaplikasikan "pola pikir baru" dalam kehidupan.

Salah satu usaha untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah dengan meningkatkan serta menyadarkan akan rasa kepedulian masyarakat tentang pentingnya pemulihan kerusakan sumber daya alam dan lahan melalui penanaman pohon. 

Karena pohon lah yang menyerap karbondioksida sekaligus memproduksi oksigen sehingga udara akan lebih bersih, bumi menjadi tidak terlalu panas dan pada akhirnya dapat bermanfaat bagi kehidupan bagi semua mahkluk hidup di bumi. 

Selain menanam pohon tindakan sederhana yang kedua adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan lebih menggunakan tumbler atau botol minuman atau wadah minuman yang dapat diisi ulang dibandingkan menggunakan botol plastik sekali pakai.

Hal ini tidak berlaku pada botol plastik, namun juga produk plastik lainnya seperti sedotan plastik, sikat gigi dan kantong plastik.

Saat produk plastik belanjaan ini tidak dibutuhkan lagi, maka akan terbuang begitu saja ditempat sampah atau di sembarang tempat, dan akhirnya berujung di TPA atau bahkan di sungai dan di laut yang berpotensi mencemari dan memberikan dampak yang serius bagi keseimbangan ekosistem di laut.

Tidak hanya berpengaruh terhadap pencemaran laut, plastik juga merupakan salah satu pemicu terjadinya perubahan iklim. 

Bagaimana bisa?

Dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Dimana plastik terbuat dari minyak dan gas bumi yang diambil dari perut bumi lalu dikirim ke tempat pengolahan untuk melalui proses pemurnian sehingga mendapatkan berbagai macam turunan minyak dan gas bumi, yang kemudian diolah lebih lanjut untuk menghasilkan pelet atau resin plastik. 

Proses panjang ini membutuhkan energi yang besar sehingga menghasilkan emisi karbon sebesar 1.781 Million Metric Ton CO2.

Setelah menjadi pelet atau resin plastik, langkah selanjutnya yaitu mengirim pelet-pelet ini ke tempat pengolahan dan pencetakan, misalnya untuk memproduksi botol plastik. Proses ini juga membutuhkan suhu tinggi yang didapatkan dari pembakaran batu bara, yang dapat menghasilkan emisi karbon sebesar 535 Juta Metric Ton CO2.

Kemudian pada saat proses pembuangan untuk daur ulang atau dibakar dengan insinerator menghasilkan gas emisi hingga 5.9 Juta Metric Ton CO2.

Itulah mengapa kita harus berubah, entah karena terluka atau terbuka.


Sumber :

https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya

https://www.umy.ac.id/pemanasan-global-dan-perubahan-iklim-menjadi-ancaman-dan-tantangan

https://pekalongankota.go.id/berita/atasi-perubahan-iklim-pemkot-galakkan-budaya-menanam-pohon-.html

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/bagaimana-plastik-berpengaruh-pada-perubahan-iklim/

https://gaya.tempo.co/read/1256758/mengapa-tumbler-lebih-baik-dibandingkan-botol-plastik

No comments:

Post a Comment

Related Posts