Stephen Covey dalam bukunya menjelaskan bahwa manusia mempunyai 4 panggilan, yaitu to live (hidup), to learn (belajar), to love (mencintai) dan to leave a legacy (meninggalkan legacy).
Begitu pula seorang pemimpin besar, akan mewariskan maha karya terbaik untuk bangsa, negara dan daerah tercinta, yang disebut juga sebagai legacy atau warisan terbaik demi keberlangsungan estafet kehidupan yang lebih baik di masa-masa mendatang.
Pada hakikatnya kepemimpinan ber-legacy adalah yakni pemimpin yang selalu dikenang meskipun peradaban berubah dan zaman juga terus berubah, namun legacy-nya tetap abadi dan selalu dikenang karena hasil prestasi yang bisa dinikmati masyarakat.
Seorang pemimpin sukses akan senang untuk mempersiapkan warisan ‘legacy’ yang berarti.
Legacy tidak harus sebuah bangunan, namun juga cukup hanya sekedar perilaku. Perilaku yang baik dan menyenangkan. Seperti misalnya seorang Raja yang berperilaku sabar, menjaga emosi dan kepatutan selama memegang tahta kerajaan. Terlebih dalam masa digital sekarang ini, perilaku kita akan mudah terekam dan menyebar ke media masa. Untuk menghapus konten yang negatif jelas tidak mungkin.
Legacy yang lain adalah manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Misalnya sebuah kota menjadi lebih tertata, trotoar, taman, jalan-jalan, menjadi lebih rapi. Untuk itu diperlukan seorang pimpinan yang tegas. Selain juga harus memiliki integritas tinggi, karakter yang kuat, dan tidak mudah goyah.
Pengawasan menjadi titik utama agar sebuah sistem dapat berjalan. Dan satu lagi, tidak boleh menunda solusi.
Sehingga sekali lagi, legacy menjadi nilai utama kepemimpinan yang membedakan apakah seseorang adalah pemimpin sejati atau hanya sekadar seorang penguasa. Legacy bukan hanya pencapaian, tapi juga sebuah panggilan. Sehingga saat berkuasa seorang pemimpin akan memberikan yang terbaik. Tidak hanya sekedar memberikan wacana, retorika, dan politik citra.
Atau bahkan sekedar smoke and mirrors hide hard truths. Yaitu pemimpin yang sibuk bahkan ahli dalam permainan asap dan cermin (smoke and mirrors), yang diadopsi dari trik yang digunakan para pesulap. Dimana pemimpin malah pintar mengelabui khalayak pencapaian pemerintah yang moncer, padahal kenyataannya hal itu tidak terjadi atau tidak tercapai.
Bagi kamu yang saat ini menjadi pemimpin, mari sibuk berbuat hal yang baik, benar dan bermanfaat sebagai legacy kita kepada anak, cucu dan masyarakat. Dan jika saat ini kita telah memiliki legacy, jangan berbuat hal buruk dan salah, karena legacy kita akan runtuh berantakan.
Sumber :
https://insight.kontan.co.id/news/pola-pikir-yang-menentukan-legacy-sang-pemimpin
https://portal.luwuutarakab.go.id/post/legacy-sang-presiden-dan-logo-kehidupan
https://www.kompasiana.com/171717/606551d78ede48174c5faaf2/legacy-dalam-kepemimpinan
https://funmasteracademy.com/play-legacy-kekuatan-seorang-pemimpin-besar/
https://rm.id/baca-berita/kolom/140924/legacy-kepemimpinan-sang-ratu#google_vignette
https://indrihapsariw.com/2014/03/23/legacy-seorang-pemimpin/
https://www.inilah.com/mr-president-romance-is-over
https://mudanews.com/opini/2023/10/14/gibran-wapres-dan-skenario-legacy-jokowi/
No comments:
Post a Comment