Pesawat Masih Jadi Alat Transportasi Paling Aman
Kecelakan pesawat tahun 2014 lalu sempat membuat heboh dunia yaitu mulai dari tragedi hilangnya pesawat Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH 370) yaitu penerbangan penumpang internasional yang menghilang pada tanggal 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ke Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing, Malaysia Airlines Flight 17 (MH 17) penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur yang ditembak jatuh dengan misil di wilayah krisis Ukraina, dan terakhir AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak selama perjalanan dari Surabaya ke Singapura.
Sehingga banyak orang yang berpikir ulang saat akan naik pesawat udara. Karena mereka takut akan kecelakaan. Tentunya semua orang menginginkan bepergian dengan selamat hingga ke tempat tujuan.
Jadi naik pesawat itu selamat atau gawat?
Moda transportasi apa yang paling aman?
Berdasarkan data statistik menggunakan pesawat bukan saja karena pesawat lebih cepat, tapi secara data perjalanan darat seperti mengendarai mobil, motor, kereta, bahkan berjalan kaki, masih jauh lebih mematikan.
National Highway Traffic Safety Administration menunjukkan data statistik kecelakaan untuk seluruh negara di Amerika Serikat yaitu pada tahun 2008 data Fakta Keselamatan Lalu Lintas menunjukkan jutaan kecelakaan karena mengemudi dan statistik lain menunjukkan 1,27 kematian per 100 juta mil perjalanan darat.
National Transportation Safety Board mengumpulkan data statistik kecelakaan penerbangan pada awal untuk tahun 2008 menunjukkan hanya 20 kecelakaan untuk maskapai penerbangan AS yang beroperasi layanan terjadwal. Itu artinya, hampir nol kecelakaan per juta mil terbang. Tidak ada yang meninggal, dan hanya lima orang luka berat.
Data lain juga menunjukkan bahwa mengemudi atau menggunakan moda transportasi darat lebih berbahaya, dengan lebih dari 5 juta kecelakaan dibandingkan dengan 20 kecelakaan pesawat terbang, seperti dilansir dari laman USA Today. Dari semua penerbangan komersil yang ada, kecelakaan pesawat terjadi pada rasio 1:1,2 juta, seperti dilansir Channel4.
Perjalanan udara terasa lebih berbahaya karena persepsi risiko. Dijelaskannya, mengemudi memberi kontrol yang lebih personal, membuat orang merasa lebih aman. Hal itulah yang tidak didapatkan saat Anda bepergian menggunakan pesawat terbang.
Selain itu, kecelakaan pesawat yang tragis, membunuh lebih banyak orang sekaligus, meraih lebih banyak perhatian dan membuat orang lebih sensitif terhadap hal tersebut. Sedangkan kecelakaan mobil terjadi setiap hari dan menyebar dari waktu ke waktu, membuat efek gabungannya kurang terlihat.
Peralatan di pesawat yang berkait dengan keamanan terbang telah mengalami penyempurnaan yang tiada henti dengan adanya dukungan dari teknologi mutakhir telah membantu banyak pabrik pesawat terbang dalam memproduksi alat angkut udara penyandang teknologi canggih ini sehingga bepergian dengan menggunakan pesawat terbang adalah merupakan perjalanan yang paling aman dibanding dengan menggunakan moda angkutan lainnya.
Demikian pula dengan alat bantu navigasi di darat yang memandu perjalanan pesawat terbang di udara selama ini tidak pula luput dari penanganan para ahli untuk disempurnakan. Walaupun masih terjadi beberapa kecelakaan pesawat terbang akhir-akhir ini, namun angka statistik telah menunjukkan fakta bahwa penerbangan komersial global telah bergerak dan menunjukkan gejala penurunan angka kecelakaan fatal yang terjadi.
Angka statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1989, telah terjadi 1.4% kecelakaan fatal dari setiap 1 juta keberangkatan. Pada tahun 2008, angka itu telah menjadi 0.2% kecelakaan fatal dari setiap 1 juta keberangkatan.
Di Amerika Serikat, catatan statistik memberikan gambaran tentang perbandingan angka kecelakaan fatal pesawat terbang dengan kecelakaan fatal yang terjadi di jalan raya. Angka ini dipercaya dapat mewakili apa yang terjadi rata-rata di seluruh dunia.
Apabila kita teliti lebih jauh maka pada tahun 2007, ternyata telah terjadi kematian 44 orang sebagai akibat atau korban kecelakaan pesawat terbang. Sementara itu untuk kematian yang terjadi di jalan raya, di kurun waktu yang sama angkanya sungguh mengejutkan, yaitu sebanyak 44.000 kematian.
Khusus penyebab kematian yang membawa maut, sebenarnya penyakit jantung adalah merupakan pembunuh yang berada di peringkat 1 sedangkan nomor 2 ditempati oleh penyakit kanker.
Statistik di tahun 2001, menyajikan data sebagai berikut :
Penyakit jantung telah menjadi penyebab 1 dari 5 kematian, sedangkan jalan raya merupakan penyebab 1 dari 100 kematian dan pesawat terbang menjadi penyebab 1 dari 20.000 kematian. Jelas, angka ini memberikan gambaran betapa amannya bepergian dengan pesawat terbang.
NTSB, berkeyakinan, walaupun terjadi kecelakaan fatal pesawat “Air France” flight 447 baru-baru ini dalam penerbangan Brasil menuju Paris, angka statistik dari jumlah kecelakaan pesawat terbang yang fatal tidak akan bergeser banyak, terutama bila dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.
Dengan demikian semua pihak sepakat untuk sampai kepada kesimpulan bahwa “terbang menjadi semakin aman” dari tahun ketahun.
Semoga data dan angka-angka ini juga relevan di Indonesia.
Sumber :
http://www.cnnindonesia.com
http://umum.kompasiana.com
http://id.wikipedia.org
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Monday, January 12, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Biasanya, saat mencetak dengan menggunakan Printer Epson terjadi error sehingga mengharuskan Reset Printer Epson secara Manual . Indikasi a...
-
Dua hari terakhir muncul kode error AC Midea dengan lampu yang kedip-kedip. Kemungkinan penyebab AC Midea error EC karena kebocoran refriger...
-
Jika pada keyboard kita mengenal tombol "Delete" dan "Backspace" untuk menghapus, maka pada kalkulator terdapat 4 tip...
-
Kebun Binatang Surabaya (KBS) atau lebih terkenal dengan Bonbin adalah kebun binatang yang terletak di kota Surabaya pernah menjadi kebun...
-
Abraham Maslow adalah seorang psikolog humanistik yang menyatakan bahwa manusia didorong dan dirangsang oleh behaviorisme atau psikoanalisi...
No comments:
Post a Comment