Saturday, June 16, 2018

Mudik Lebaran 2018 (Ke Pekalongan)

Sabtu, 16 Juni 2018
Jam 05.15

Pagi hari di desa Bae, Kudus sangat sejuk, berbeda dengan udara di Surabaya dan Sidoarjo. Sehingga waktu yang tepat untuk berolahraga. Setelah menggenakan sepatu lari, aku berlari ke arah Selatan. Karena sudah 1 bulan lamanya tidak lari karena bulan puasa, maka lari kali ini tidak aku targetkan seperti biasa, cukup 2.5 km saja


Jam 09.05
Km 362

Selesai lari, mandi dan ganti pakaian, perjalanan mudik selanjutnya yaitu ke kota Pekalongan dimulai. Perjalanan dari Kudus ke Pekalongan akan melewati beberapa kota, yaitu Kudus - Demak - Semarang - Kendal - Batang - Pekalongan.





Jam 09.25

Namun agar tidak kelaparan di sepanjang perjalanan, pastinya kita tidak lupa untuk makan pagi makanan khas di kota Kudus, yaitu Soto Kebo. Lokasinya yang biasa kita sambangi adalah Soto Kebo Bu Marni, yang terletak di jalan Sunan Muria.


Jam 10.15
Km 389

Setelah kenyang menyantap Soto Kebo, perjalanan kita lanjutkan kembali. Namun seperti biasa, belum 30 km perjalanan, terpaksa perjalanan berhenti sejenak untuk berhenti di Alfamart, bukan hanya beli bekal selama perjalanan, namun juga untuk pipis.


Jam 11.50
Km 459

Setelah km 30, sekarang km 100 perjalanan juga harus berhenti sejenak di Alfamart dengan alasan yang sama diatas.



Jam 13.00

Dan akhirnya perjalanan usai sudah setelah sampai di Hotel Dafam Pekalongan sebagai tempat untuk menghabiskan waktu selama 3 hari 2 malam sebelum keliling-keliling kota Pekalongan untuk mengunjungi ke sanak famili.

Total lama perjalanan adalah 3 jam 55 menit atau jika dikurangi dengan waktu rehat adalah 3 jam 5 menit, dengan jarak perjalanan adalah sekitar 170 km.

Hotel Dafam Pekalongan sudah berdiri sejak tahun 2012, tepatnya mulai resmi beroperasi pada tanggal 6 Februari 2012. Hotel Dafam Pekalongan memiliki total kamar sejumlah 89 yang terbagi atas beberapa tipe, antara lain tipe Deluxe, Executive, Junior Suite, Suite dan Royal Suite.


Dan yang menarik dari Hotel Dafam Pekalongan ini adalah kolam renangnya, yaitu dimana kolam renangnya bukan berada di lantai dasar, namun berada di lantai dua. Jika diurut dari lantai B (basement), lantai L (lobi / lantai 1) dan lantai M (meeting / lantai 2).


Kali ini merupakan kunjungan kedua di hotel Dafam setelah sebelumnya juga pernah menginap di hotel ini yaitu pada waktu mudik liburan lebaran tahun 2013.




Hari Minggu
17 Juni 2018

Selain mengunjungi rumah ke sanak famili, liburan tidak lengkap jika tidak melakukan tamasya ke tempat wisata. Tujuan tempat wisata di kota Pekalongan sudah kita tentukan sebelumnya, yaitu kita berencana mengunjungi Museum Batik Pekalongan dan Cafe & Pabrik Limun Oriental.

Museum Batik Pekalongan berada di Jl. Jatayu No 3, tepatnya di kawasan budaya Jatayu Pekalongan dimana merupakan bangunan peninggalan Belanda sebagai kantor administrasi keuangan pabrik gula yang berada di sekitar area karisidenan Pekalongan.


Kemudian bangunan kuno yang telah berdiri sejak tahun 1906 ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 Juli 2006. Museum Batik Pekalongan mempunyai luas sekitar 2500 m2, dengan lahan seluas 3675 m2. Konon gedung ini mulanya adalah sebagai Balai Kota, Kantor Walikota, hingga komplek perkantoran Pemerintah Kota.

Museum Batik Pekalongan menyimpan koleksi batik yang berasal dari daerah pesisiran, daerah pedalaman dan area Jawa lainnya, batik dari berbagai daerah di Nusantaara seperti dari Sumatera, Kalimantan, hingga Papua, dan kain jenis teknik batik dari manca negara.



Di dalam Museum Batik Pekalongan kita bisa mengikuti pelatihan membatik.


Setelah puas mengunjungi Museum Batik Pekalongan, karena cuaca yang panas tentunya haus melanda kerongkongan ini. Maka untuk menghapus dahaga ini yang tepat adalah minum es limun. Dan tidak sampai 100 meter, terdapat pabrik es limun Oriental cap Nyonya. Yaitu tepatnya di jalan Rajawali Utara no.15, Pekalongan.


Konon Nyonya Njoo Giek Lien adalah orang pertama yang menemukan resep Limun Oriental Cap Nyonya. Kandungan gula pada limun tak sebanyak minuman bersoda populer pada masa itu. Rasa manisnya terasa lebih pas. Sebelum berubah nama menjadi Limun Oriental Cap Nyonya, dulu limun bernama Fabriek Lemonade en Mineral Water Njoo Giok Lien.


Pabrik limun ini telah beroperasi sejak tahun 1923 menyediakan berbagai varian rasa, seperti moka, nanas, framboze, jeruk, sirsak, lemon, dan air soda. Dulu mempunyai 9 varian rasa minuman limun. Yakni rasa nanas, kopi moka, jeruk, framboze, sirsak, lemon, anggur, leci dan korma.


Minuman limun ini dibandrol seharga Rp 6.000 jika diminum di tempat, namun jika dibawa pulang bersama botol kacanya, maka kita harus membayar Rp 8.000. Selain minum limun ditempat, kita juga bisa membeli untuk oleh-oleh, dengan harga paket Rp 60.000 untuk beli 6 botol, lengkap dengan botol dan dusnya.


Sumber :
https://museumbatikpekalongan.info/
http://discoverpekalongan.com/id/limun-oriental-pekalongan/
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3637478/main-ke-pekalongan-nikmati-segarnya-limun-resep-lima-generasi?_ga=2.9946037.1286372881.1506090822-1578997129.1495357204

No comments:

Post a Comment

Related Posts