Thursday, June 21, 2018

Mudik Lebaran 2018 (Ke Jember)

Setelah tiba dari mudik dari Kudus hari Selasa, hari Rabu saatnya beristirahat di rumah sambil bersih-bersih. Mulai dari bersih-bersih rumah, nyuci mobil dan yang tak kalah penting adalah mencuci baju kotor yang sebelumnya digunakan selama mudik di Kudus dan Pekalongan.


Hari Kamis, tanggal 21 Juni 2018
Jam 05.40
Km 1.110

Setelah cukup beristirahat dan badan cukup bugar, maka perjalanan mudik dilanjutkan kembali. Jika sebelumnya ke arah Barat ke Jawa Tengah, sekarang perjalanan berubah 180 derajat yaitu ke arah Timur, yaitu ke Jember.


Jam 07.03

Jalanan cukup sepi, sehingga baru 1 jam lewat 20 menit, sudah sampai di area Nguling dan Tongas. Area dimana biasanya kita berhenti untuk rehat dan makan. Namun karena baru terasa sebentar, maka perjalanan tetap dilanjutkan.

Jam 08.10
Km 1.228

Saat waktu tepat 2.5 jam perjalanan, kita sudah mencapai perbatasan Probolinggo - Lumajang.


Jam 08.27
Km 1.239

Kemudian kita berhenti dulu untuk beristirahat sejenak dan mampir ke toilet di POM bensin.


Jam 09.01
Km 1.262

Dan seperti perjalanan sebelumnya, tidak lengkap rasanya jika tidak berhenti di minimarket Alfamart, untuk memenuhi permintaan dari si kecil yang ingin makan makanan kecil di perjalanan.


Jam 10.05
Km 1.295

Sekitar 30 menit dari rehat sebelumnya, ternyata perjalanan harus rehat lagi, dan lagi-lagi mampir ke toilet POM bensin, maklum sang driver terkenal beser.


Jam 10.30

Alhamdulillah berjalan berakhir dengan selamat hingga sampai di tujuan, yaitu di rumah Mbah, yang terletak di desa Kreongan, kecamatan Patrang. Acara hari pertama di Jember dihabiskan full keliling ke rumah saudara-saudara yang ada di Jember. Melepas kangen sambil salam-salaman untuk meminta maaf sebagai tradisi Lebaran.

Total jarak sejauh 180 km ditempuh selama 4 jam 50 menit, atau jika dipotong waktu rehat adalah sekitar 3 jam 50 menit.

Setelah keliling ke rumah saudara, saatnya beristirahat meluruskan punggung. Dikarenakan di Jember rumah sudah dikontrakkan karena tidak dihuni oleh keluarga kita, sehingga sudah tidak ada lagi rumah untuk tidur, maka kita berencana menginap selama 2 malam di Hotel Dafam Lotus Jember.


Hotel Dafam Lotus Jember terletak di jalan Gatot Subroto no 47, Kepatihan, Kaliwates, Jember.

PT Dafam Hotel Management (DHM) bekerja sama dengan PT Griya Artha Langgeng Semesta untuk pembangunan Hotel Dafam Lotus Jember, yang dibangun atas dasar pemikiran dari seorang putra daerah bernama Didik Edhie.

Hotel Dafam Lotus Jember, merupakan hotel berstandar international berbintang tiga dengan fasilitas bintang empat, dibangun dengan konsep modern kontemporer tanpa meninggalkan artistic masa kolonial.

Restaurant dibuat dengan konsep terbuka sehingga para tamu bisa menikmati suasana kota sambil menikmati kicauan burung, karena sebelah Hotel Dafam adalah pasar burung dari dulu hingga sekarang ini.


Selain pasar burung, yang unik lainnya dari Hotel Dafam Lotus Jember ini adalah kolam renang berkonsep skypool, yang berada di lantai 9, sehingga sambil berenang bisa sambil menikmati keindahan kota.

Hotel Dafam Lotus Jember dibangun dengan 10 lantai dengan total kamar 132 diatas lahan seluas 1.596 m2. Terbagi dengan type kamar Deluxe, Executive, Suite dan Penthouse. Akan menjadi hotel tertinggi saat ini.

Peletakan batu pertama pembangunan Hotel Dafam Lotus Jember hotel dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2016, pembangunan memakan waktu 18 bulan.


Pada tanggal 21 Juli 2017, telah dilakukan tasyakuran dan trial opening.

Pada tanggal 9 Agustus 2017 / 6 November 2017, dilakukan soft opening.

Pada tanggal 16 Januari 2018, dilakukan acara”Grand Opening” sebagai tanda telah beroperasinya semua fasilitas Hotel Dafam Pacific Caesar Surabaya.


Hari Jumat, tanggal 22 Juni 2018

Hari kedua liburan Lebaran, waktunya untuk jalan-jalan. Dan tempat tujuan yang akan kita singgahi adalah 2 tempat wisata yang berdekatan. Yang pertama adalah pantai Watu Ulo dan yang kedua adalah pantai Pasir Putih Malikan atau Papuma.

Jarak dari rumah ke tempat wisata tersebut cukup jauh, yaitu menempuh jarak 40 km yang akan ditempuh sekitar 1 jam. Tidak hanya 4 orang dari keluarga kecil kami, namun 9 orang yaitu mengajak sanak famili yang bisa meluangkan waktu.


Pantai Watu Ulo

Untuk memasuki area pantai Watu Ulo dengan mobil yang berisi 4 orang dewasa dan 5 anak-anak, kita ditarik tiket masuk sebesar Rp 70.000 dan saat parkir kendaraan di tepi pantai kita membayar Rp 10.000 untuk parkir.

Pantai Watu Ulo terletak di pantai selatan kecamatan Ambulu, kabupaten Jember, Jawa Timur. "Watu Ulo" berarti "batu ular" dalam bahasa Jawa yang mengacu pada rangkaian batu karang yang memanjang dari pesisir pantai ke laut.

Susunan batu panjang ini menjorok ke pantai dan menyerupai bentuk ular. Panjang Watu Ulo dari pesisir yang menjorok ke laut yang berada di atas pasir dan di bawah air adalah sekitar 500 meter, diyakini bahwa panjang watu ulo dari pesisir ke daratan bisa menembus sampai ke hutan di sekitar kawasan Watu Ulo dan Teluk Papuma.


Terdapat mitos dan legenda yang menceritakan asal usul Watu Ulo, yaitu sebagai berikut:

Konon, wilayah pantai selatan tersebut dihuni oleh Nogo Rojo yang berwujud ular raksasa. Nogo Rojo yang menguasai wilayah pantai ini memakan semua hewan yang ada di dalamnya, hingga masyarakat tidak bisa mendapatkan makanan dari tepat tersebut.

Terdapat dua orang pemuda bernama Raden Said dan Raden Mursodo yang bersaudara. Kedua pemuda tersebut adalah anak angkat dari Nini dan Aki Sambi, pasangan yang sudah berusia cukup tua. Raden Said nantinya dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga.

Kedua pemuda tersebut memancing di tempat Nogo Rojo tinggal. Karena semua hewan di sana telah dimakan oleh Sang Ular Raksasa, maka kedua pemuda tersebut tak berhasil mendapatkan ikan satu pun. Hingga akhirnya, kail Raden Mursodo berhasil mengait satu ikan yang disebut ikan mina.

Ikan mina itu ternyata bisa berbicara. Dia meminta agar dilepaskan dan tidak dibunuh untuk dijadikan makanan. Sebagai gantinya, ikan mina tersebut akan memberikan sisik yang bisa berubah menjadi emas untuk Raden Mursodo. Raden Mursodo menyetujuinya dan melepas ikan mina itu kembali ke laut.

Namun tak berapa lama kemudian, ternyata muncullah Nogo Rojo dan langsung memakan ikan mina yang sudah dilepaskan oleh Raden Mursodo. Geram, Raden Mursodo segera melawan Sang Ular Raksasa dan membelah tubuhnya menjadi tiga bagian. Inilah yang menjadi asal-muasal terbentuknya Watu Ulo di pantai Jember.

Konon, tiga bagian ular raksasa itu terpencar. Bagian badannya berada di Pantai Watu Ulo Jember, bagian kepalanya berada di Grajakan Banyuwangi, dan bagian ekornya berada di Pacitan.


Pantai Papuma

Untuk memasuki area pantai Papuma dengan mobil yang berisi 4 orang dewasa dan 5 anak-anak, kita ditarik tiket masuk sebesar Rp 105.000 dan Rp 10.000 untuk parkir.

Papuma berasal dari akronim Pasir Putih Malikan, yaitu Pantai Tanjung Papuma merupakan penjorokan daratan ke laut dengan pantai pasir putih, batu-batu hijau, hitam, dan putih beraneka bentuk terhampar di sisi barat Papuma. Berbeda dengan Papuma yang di sisi Timur, di sebelahnya Pantai Watu Ulo dan Pantai Payangan yang berpasir hitam.


Pemandangan pantai Papuma cukup indah karena banyaknya karang-karang, setidaknya ada tujuh karang besar di Papuma. Deretan pulau karang ini memiliki nama sendiri-sendiri yang diambil dari tokoh pewayangan seperti, Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Narada, Pulau Nusa Barong, dan Pulau Kajang. Ada juga Pulau Kodok karena pulau karang ini bentuknya mirip dengan kodok raksasa yang timbul tenggelam di tengah laut.


Hari Sabtu, tanggal 23 Juni 2018
Jam 11.37
Km 1.450

Bertemu dengan keluarga sudah, berlibur sudah. Meski singkat namun waktu yang ada sudah kita pergunakan dengan semaksimal mungkin. Sekarang saatnya kembali untuk melakukan perjalanan balik.


Jam 14.17
Km 1.564

Setelah 2 jam 40 menit, sekarang saatnya beristirahat sambil makan siang dan sholat. Kita berhenti di rumah makan Tongas Asri.


Jam 15.14

Perjalanan kita lanjutkan setelah perut kenyang dan badan segar.

Jam 16.58
Km 1.636

Akhirnya jarak 186 km dari Jember ke Sidoarjo kita tempuh dengan selamat selama 5 jam 21 menit, atau jika dipotong waktu istirahat adalah 4 jam 24 menit. Agak lama dibandingkan saat berangkat karena sempat antri panjang dan lama saat di pintu exit tol Japanan.


Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com/2016/08/15/dafam-lotus-hotel-bintang-tiga-di-jember-fasilitasnya-bintang-empat?page=all.
http://www.dafamhotels.com/articles/soft-opening-hotel-dafam-lotus-jember
http://dafamhotels.com/articles/grand-opening-hotel-dafam-pacific-caesar-surabaya
https://www.merdeka.com/gaya/mitos-ular-terbelah-asal-mula-terbentuknya-watu-ulo-jember-wisata-jember-11.html
https://travel.kompas.com/read/2014/07/26/141900627/Papuma.Pantai.Terindah.di.Jatim..

No comments:

Post a Comment

Related Posts