Tuesday, October 22, 2019

It's Time to Revolutionize Education

As Albert Einstein correctly observed, “we can’t solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them.”


Pagi ini, hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019 Presiden Joko Widodo mengumumkan nama menteri dari Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Dalam pengumuman tersebut, yang menjadi sorotan adalah Nadiem Makarim yang ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Menarik untuk ditunggu inovasi dalam merubah sistem pendidikan ke arah yang lebih baik, yang berujung pada peningkatan kualitas SDM Indonesia. Karena sebagai anak muda dan sebagai sosok yang sukses pada startup Gojek, kita harapkan Nadiem dapat membuat terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM yang menyiapkan siap kerja dan me-link and match pendidikan dan industri.

Nadiem Makarim memang dikenal aktor dibalik Fenomena Go-jek. Dimana Go-jek sendiri didirikan tahun 2011 menjadi revolusi industri dan menjadi social enterpreneurship inovatif untuk mendorong perubahan sektor transportasi informal agar dapat beroperasi secara profesional.

Go-Jek merupakan inovasi disruption business yang mampu mengubah perilaku pasar pada umumnya yang sudah berjalan sebelumnya. Nadiem Makarim yang melakukan modernisasi bisnis ojek dari pangkalan menjadi bisnis transportasi sebagai bentuk pergeseran kultur di Indonesia.

Go-Jek tidak melulu ojek yang mengantar penumpang, tapi Go-Jek for Every Need, selain menu Go-ride (Transport), juga ada menu Go-send (Instant Courier), Go-food (Shopping), Go-box (Instant Courier), Go-clean dan Go-massage.

Nadiem Anwar Makarim lahir pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ayahnya lahir di Pekalongan, sedangkan ibunya lahir Pasuruan. Ibunya adalah putri dari Hamid Algadri.

Hamid Algadri adalah seorang pejuang perintis kemerdekaan Indonesia yang berjasa dalam perundingan Linggarjati, perundingan Renville, KMB, dan salah satu anggota parlemen pada masa awal berdirinya Negara Republik Indonesia.

Hamid Algadri menurut silsilah ayah berasal dari tanah Hadramaut di jazirah Arab dan dari garis keturunan ibu dari Malabar, India.

PR pertama Nadiem Makarim sebagai Mendikbud adalah PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun ajaran baru.

Dimana sistem PPPD tahun lalu yang menggunakan konsep Sistem Zonasi sempat ricuh. Zonasi dimaksudkan memberikan akses lebih setara dan berkeadilan tanpa melihat latar belakang kemampuan, perbedaan status sosial ekonomi. Tidak boleh ada diskriminasi, hak ekslusif, kompetisi yang berlebihan atau 3 hal yaitu non excludable, non rivarly, dan non discrimination.

Mungkin adil, tapi apakah merata?

Mungkin adil bagi calon siswa yang mempunyai jarak rumah ke sekolah 0.5 km, namun tidak bagi calon siswa yang mempunyai jarak rumah ke sekolah terdekat 2 km. Sehingga Sistem Zonasi Sekolah di PPDB 2019 memang perlu dievalusi, karena tidak adil dan tidak merata.

PR Kedua adalah sesuai dengan tugas khusus dari Presiden Jokowi agar bisa menciptakan kesinambungan antara pendidikan formal dengan dunia kerja dan industri Indonesia. Sehingga ada  link and match pendidikan ke industri.

Untuk itu Nadiem harus fokus dalam pembangunan SDM agar bisa menciptakan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia yang merata.

PR selanjutnya yang cukup berat adalah memaksimalkan anggaran pendidikan yang sudah dialokasian sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara (APBN) 2020 yang mencapai angka Rp 505,8 triliun.

Dengan nilai anggaran yang cukup besar diharapkan target pendidikan Indonesia bisa maju pesat. Hal ini disampaikan Jokowi saat pidato RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2020 serta nota keuangan di Rapat Paripurna DPR.

Sehingga tidak muncul lagi pemikiran orang bahwa anggaran sebesar itu hanya habis karena dipakai karena sudah hampir akhir tahun, sehingga anggaran akan habis tanpa konsep dan tanpa visi. Semoga Nadiem Makarim dapat mencapai tujuan sebagai Mendikbud. Karena cara paling cepat mentransformasi negara adalah melalui pendidikan.

For better education and culture in our country, Indonesia.

Akan ada banyak siswa yang bangga Mendikbud mereka adalah dari kalangan milineal. Tentunya Nadiem sudah menjadi idola sebagian anak didik sebagai inspirasi anak muda. Tentunya banyak orang berharap nantinya banyak hal yang disederhanakan. Terutama hal yang berkaitan dengan birokrasi.

Jika dilihat tas sekolah anak SD, terkadang tidak tega, tas cukup berat dengan banyak sekali buku untuk 1 mata pelajaran.

Karena sudah bertahun-tahun institusi pendidikan dipimpin oleh orang-orang tua, terkadang mereka lebih mempertanyakan administrasi daripada aksi. Mulai dari perangkat pembelajaran, laporan keuangan, laporan kegiatan, belum lagi kalau menghadapi akreditasi.

Akan lebih baik jika waktu dipakai untuk berinovasi dan berinteraksi.

Sehingga tercipta konsep pendidikan yang menyenangkan untuk anak-anak, tercipta kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekarang dan dimasa depan serta menciptakan guru guru yg berkualitas dan bertanggung jawab.

Dengan dipimpin anak muda yaitu seorang visioner masa depan, semoga dapat mengajak anak-anak ke dalam loncatan quantum ke jaman futuristik. Kita harus mengikuti perubahan, terlebih kecepatan teknologi berubah sangat cepat.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Hamid_Algadri
https://id.wikipedia.org/wiki/Nono_Anwar_Makarim
https://medium.com/the-mission/time-to-revolutionize-education-38fce7fc13a2
http://tentangpasuruan.blogspot.com/2019/05/lahir-pendiri-go-jek-nadiem-makarim.html
https://keepo.me/news/pernah-jadi-bos-gojek-ternyata-ini-alasan-jokowi-pilih-nadiem-makarim-jadi-mendikbud/

No comments:

Post a Comment

Related Posts