Saturday, September 18, 2021

Gowes ke Candi Belahan

Meski cukup panas, namun penandangannya asri dan udaranya menyegarkan

Selama 1 minggu, kepala agak berat, kombinasi antara jenuh dan penat serta stress setelah semingguan kerja. Sehingga harus dijadwalkan untuk gowes ke lokasi yang mengasikkan sekaligus yang menyejukkan. Semula tujuan yang mau dituju adalah Jolotundo, namun dikarenakan beberapa teman gowes ICC ga bisa gabung, sehingga ditunda.

Tujuan lereng Gunung Penanggungan sudah terlihat, namun perjalanan masih 10 km, semangat

Dan sebagai gantinya, cari lokasi yang lebih dekat, yaitu ke Petirtaan Belahan atau Candi Belahan. Lokasinya cukup dekat yaitu dari alun-alun Sidoarjo hanya 20 km.

Perjalanan masih kurang 4 km, sudah semakin dekat

Petirtaan Belahan atau Candi Belahan atau Sumber Tetek adalah petirtaan bersejarah yang terletak di sisi timur Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahanjowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. 

Kurang 750 meter, tanjakan terakhir

Konon sumber air Candi Belahan ini sudah berumur sekitar satu milenium, yaitu dibangun pada masa Kerajaan Medang periode Jawa Timur awal.

Kurang sedikit lagi

Bentuk Candi Belahan adalah kolam empat persegi yang mendapat pasokan air dari sungai kecil yang berada di sisi selatan Dinding sebelah barat dan selatan mengepras lereng tebing dan dibentuk relung-relung yang diberi jaladwara, tempat air memancur. 

Pada dinding sisi barat terdapat dua relung besar yang mengapit satu relung keci. Dua relung besar terdapat dua arca jaladwara, berwujud Dewi Sri dan Dewi Lakshmi. Air terpancar atau tepatnya terpancur dari arca Lakshmi.

Pada sisi selatan, di atas petirtaan, berdiri satu kronogram berwujud arca yang dapat ditafsirkan sebagai tahun 931 Saka, atau 1009 M. Bila dikaitkan dengan angka tahun yang tertulis di kompleks Petirtaan Jolotundo (991 M), Petirtaan Belahan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan raja yang sama; kemungkinan adalah Raja Dharmawangsa Teguh, atau mungkin lebih awal lagi (Mpu Sindok).

Dari sisi geografi, letak Petirtaan Belahan dan Petirtaan Jalatunda mengapit Gunung Pawitra, yang menurut mitologi Jawa adalah puncak dari gunung Mahameru. 

Lokasinya yang berada di lereng Gunung Pananggungan, menjadikan perjalanan menuju Candi Belahan tidaklah mudah, karena harus melewati jalan desa yang rusak, berliku, dan terjal. Apalagi saat berangkat rute yang kita lewati adalah setelah bundaran Gempol kita belok kanan menuju jalan Raya Bulusari, lalu setelah sekitar 1 km belok kiri ke arah Selatan, sehingga total jalan tanjakan yang kita tempuh adalah 6 km.

Sedangkan rute yang kita lalui untuk pulang adalah Jalan Candi lalu perempatan Jalan Bulusari tetap lurus menuju Jalan Pandean, yang lebih landai namun terasa lebih dekat sampai jalan besar, yaitu sekitar 7 km.

Selain 2 buah arca Dewi Sri dan Dewi Lakshmi, di depan area petirtaan terdapat 2 arca lainnya, yang satu berbentuk Lingga, di samping Lingga terdapat sebuah artefak batu berbentuk dinding yang mempunyai relief. 

Waktunya turun & pulang

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Petirtaan_Belahan

https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/candi-belahan-petirtaan-peninggalan-kerajaan-airlangga/

https://travelingyuk.com/candi-belahan/253254

No comments:

Post a Comment

Related Posts