Tuesday, June 11, 2019

Mudik ke Pekalongan 2019 (Bagian Dua)

Sambungan dari Mudik ke Pekalongan 2019 (Bagian Satu)



Rencana kita menginap di kota Pekalongan selama 3 hari 2 malam. Seperti Mudik Lebaran tahun 2018 lalu dan Mudik Lebaran tahun 2013, yaitu kita menginap di Hotel Dafam Pekalongan. Selain menginap di Hotel Dafam Pekalongan ini, saat mudik ke Pekalongan kita juga pernah menginap di Hotel lainnya yaitu Hotel Horison tahun 2015 dan Hotel Gren Mandarin tahun 2011.


Hotel Dafam Pekalongan merupakan hotel bintang tiga yang berada di Jalan Urip Sumoharjo No.53, Medono, Pekalongan Barat, Podosugih, Kec. Pekalongan Bar., Kota Pekalongan, Jawa Tengah yang telah berdiri dan beroperasi sejak tanggal 6 Februari 2012. Hotel ini dibangun di bekas area Bioskop Mataram yang dibangun sejak 11 Maret 2011.


Soleh Dahlan, sang pemilik Dafam Group, telah mendirikan 2 hotel di kota Pekalongan yaitu selain Hotel Dafam juga Hotel Marlin pada November 2010. Hotel Dafam mempunyai 8 lantai ini yang terdiri dari 90 kamar dengan beberapa kelas: deluxe room, executive room, junior suite, dan royal suite.

Konon bisnis hotel Dafam Group ini bermula dari kunjungan Presiden SBY ke Pekalongan untuk meresmikan Museum Batik pada 2006. Sebagai salah seorang panitia penyambutan, Dahlan bingung ketika harus mencari hotel untuk tempat menginap SBY dan rombongannya.


Karena itulah akhirnya dia memutuskan membangun Hotel Marlin yang berbintang dua di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Kemudian pada tahun 2014 SBY transit di Hotel Dafam Pekalongan, hal ini terbukti terdapat tulisan beliau yang tertempel di dinding hotel Dafam.

Keesokan harinya kita bersilaturahmi di desa Sragi yang berada dekat di desa Bojong Pekalongan. Setelah itu kita lanjutkan singgah di Cafe Limun Oriental yang berada sekaligus di Pabrik Limun Oriental.




Lokasi pabrik Limun Oriental berada di belakang Rutan Lodjie dan berada tidak jauh dari Museum Batik Pekalongan, tepatnya beralamat di Jalan Rajawali Utara no.15. Konon Pabrik Limun Oriental dengan merk Cap Nyonya didirikan oleh Njo Giok Liem pada tahun 1923, yang memproduksi limun hasil campuran air sari buah, asam sitrat, dan uap dari CO2.

Selain meminum es limun di Cafe, kita juga beli bungkus sebanyak 2 dus, dimana 1 dus berisi 6 botol, yaitu rasa mangga, nanas, jeruk, lemon, stroberi/frambozen, sirsak, dan kopi/moka.





Sebelum pulang kembali, kita sempatkan terlebih dahulu untuk mampir ke Pasar Grosir Batik Setono. Konon kabarnya Pasar Grosir Batik Setono ini sebelumnya sempat sepi dan anjlok. Pengunjung dan pembeli batik di Pasar Grosir Batik Setono tidak terlalu.

Namun akhirnya Pasar Grosir Batik Setono bisa kembali menjadi tempat tujuan favorit para pengunjung luar daerah untuk berbelaja batik setelah dibuka pintu masuk tol Trans-Jawa dan pembangunan interchange toll Trans Jawa di Kelurahan Sokoduwet, Kecamatan Pekalongan Selatan.




Pasar Batik Setono semula didirikan tanggal 15 Desember 1941 untuk menampung pengusaha kecil dan menengah untuk memasarkan produksi batik di Kota Pekalongan. Pasar Grosir Setono ini menempati bangunan yang dulunya adalah bekas pabrik tekstil yang sudah lama tidak beroperasi. Terdapat 600 toko yang hampir semuanya menjual produk pakaian.

Batik ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Perjalanan balik pun cukup lancar, dimana kita keluar dari Hotel sekitar pukul 09.45, namun kita tidak langsung ke arah Surabaya, karena kita keluar tol Boyolali pada pukul 11.46 untuk silaturahmi ke kerabat yang ada di Boyolali.

Pukul 13.56 perjalanan kita lanjutkan kembali masuk ke tol Boyolali dan kita keluar ke tol Solo pada pukul 14.14 untuk bersilaturahmi ke saudara yang tinggal di Solo.

Pukul 16.31 perjalanan kita lanjutkan kembali untuk pergi menuju ke kota Surabaya. Di tengah perjalanan kita sempatkan untuk istirahat sebentar di Rest Area. Dan akhirnya pada pukul 19.46 kita sampai di exit tol Dupak, hingga akhirnya pukul 20.08 sampai di rumah Surabaya.

Total perjalanan balik dari Pekalongan ke Surabaya adalah 10 jam 23 menit, dengan waktu istirahat yang cukup lama, yaitu 4 jam 49 menit, sehingga waktu perjalanan cukup singkat yaitu hanya 5 jam 34 menit.

No comments:

Post a Comment

Related Posts