Sunday, June 9, 2019

Mudik ke Pekalongan 2019 (Bagian Satu)


Seperti tahun 2018 lalu yaitu kita melakukan Mudik Lebaran ke Pekalongan, tahun 2019 ini kita juga melakukan mudik kembali ke kota Pekalongan, tepatnya di desa Sragi dekat dengan desa Bojong.

Perjalanan dari Surabaya dimulai pukul 05.00, kita berangkat melalui pintu tol Dupak atau Perak (jam 05.20). Jalan tol trans Jawa dimulai saat sampai di Waru saat di KM 740. Dan nanti tujuan akhir di Pekalongan yang menjadi tujuan berada di sekitar KM 313.

Namun dikarenakan ini adalah misi liburan Lebaran, maka kita terburu-buru untuk sampai di kota Pekalongan. Tapi kita jalan sampai dan berhenti di beberapa tempat. Tempat pertama kita berhenti adalah di rest area KM 627 saat jam menunjukkan pukul 06.20.


Dan super kebetulan saat rehat sejenak di rest area tersebut, aku bertemu dengan Ndox (Dwi Pamuji Handoko), dimana kita juga sudah bertemu di Jember saat mudik dengan tajuk Mudik Bareng NoDC 99.

Kemudian pukul 06.32 perjalanan kita lanjutkan kembali. Untuk rehat selanjutnya sekaligus untuk berhenti sarapan pagi, rencana kita akan berhenti untuk menyantap Soto Seger Hj Fatimah yang tersohor di kota Boyolali.

Namun sengaja kita tidak keluar di pintu tol Boyolali, kita keluar dari pintu tol Kartasura pada pukul 08.25. dari sana kita lanjutkan perjalanan sekitar 10 km. Lokasi Soto Seger Hj Fatimah berada di Jl. Raya Boyolali-Semarang No.261, Sidoharjo, Banaran, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Ada juga warung kedua yang berada di Jl. Pandanaran No.257, Sidoharjo, Banaran, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dan pada pukul 09.09 kita makan di warung kedua tersebut.



Soto Seger Hj. Fatimah merupakan soto daging atau soto ayam yang disajikan dalam mangkok kecil dan yang istimewa adalah terletak pada gorengan dan lauk yang disajikan berjajar di meja. Mulai dari gorengan tahu, tempe, perkedel, bakwan, sampai lauk mulai dari sate ayam, sate kikil, sate ati, dan sate telur puyuh.

Konon Soto Seger Hj. Fatimah ini berkaitan dengan Soto Seger Mbok Giyem. Dulu Soto Seger Hj. Fatimah ini bernama Soto Seger Mbok Giyem, lalu sekitar tahun 2013, Mbok Giyem diambil alih oleh keluarga besar, sedangkan pemiliknya Hj. Fatimah memilih untuk membuat brand sendiri. Jadi Soto Segeer Mbok Giyem bertransformasi menjadi Soto Segeer Hj. Fatimah.

Langkah perubahan brand ini cukup berani, karena brand soto Mbok Giyem yang mengambil dari nama ibu kandung pemilik warung tersebut cukup melekat erat di hati masyarakat luas. Namun pengubahan nama ini pastinya sudah ditimbang dan dipikir secara matang dengan tetap menjaga keaslian mutu kualitas sotonya.

Setelah puas dan kenyang, pukul 09.37 kita lanjutkan perjalanan dengan memasuki kembali jalan tol Trans Jawa melalui pintu tol Boyolali pada pukul 09.55. Perjalanan masih belum bisa smooth, karena saat cek indikator bahan bakar, ternyata bensin berada di 1.5 kotak dari 4 kotak. 

Tidak berani ambil resiko untuk isi bensin di Rest Area karena khawatir habis atau tidak diperbolehkan berhenti karena di Rest Area penuh, maka kita putuskan untuk keluar ke pintu keluar tol Salatiga pada pukul 10.14 dan pukul 10.27 perjalanan kita lanjutkan kembali.


Pintu tol Salatiga memiliki pemandangan yang luar biasa dimana memiliki latar belakang gunung Merbabu. Jalan tol ini menghubungkan Bawen dengan Salatiga, yang mendapat julukan sebagai Panoramic Tol Road dengan pemandangan deretan sawah yang membentang luas.

Jalan tol ini terdapat jembatan tol di atas Sungai Tuntang yang memiliki pemandangan indah, seperti bendungan Sungai Tuntang, hijaunya perbukitan, perbukitan kebun karet dan kopi, serta Danau Rawapening yang luas terhampar.

Kemudian perjalanan kita lanjutkan kembali. Saat di sekitar Ungaran perjalanan merambat karena volume kendaraan yang cukup padat. Kondisi jalanan padat hingga akan keluar kota Semarang, tepatnya di pintu tol Kalikangkung kondisi sudah lancar kembali, hal ini juga dikarenakan diberlakukan one way, yaitu semua lajur dan semua jalur diberlakukan ke arah Jakarta semua.

Hingga akhirnya pukul 13.00 kita sampai di pintu tol Batang / Pekalongan. Keluar dari tol tersebut cukup unik karena nanti di ujung jalan bertemu di jalur pantura seperti biasanya tepat di pertigaan Pasar Grosir Batik Sentono. Hal ini tentunya dapat mengangkat potensi dari pasar tersebut.

Jadi total perjalanan mudik dari Surabaya ke Pekalongan adalah 8 jam, dengan waktu istirahat adalah 1 jam 3 menit, sehingga murni perjalanan mudik tahun 2019 ini hanya memakan waktu 6 jam 57 menit saja.

Bandingkan dengan perjalanan mudik tahun 2018 lalu, yaitu memakan waktu 7 jam (dari Surabaya ke Kudus) dan 3 jam (dari Kudus ke Pekalongan) sehingga total perjalanan memakan waktu 10 jam, cukup lama.


No comments:

Post a Comment

Related Posts