Monday, February 19, 2024

Hati

Agar dapat hidup seimbang dan bahagia, maka manusia perlu memperhatikan dan mengolah tiga unsur yang ada di manusia yaitu Raga, Jiwa dan Hati


Raga

Raga perlu senatiasa diasupi makanan yang bergizi, agar tumbuh dan berkembang seusai keinginan, yaitu Raga yang sehat dan terbaik.  Raga juga membutuhkan makanan, agar dari darah hingga kulit tumbuh menjadi manusia dewasa. Selain itu raga juga perlu diolah yaitu dengan kebiasaan berolahRaga ditanamkan, supaya Raga lebih sehat, lebih kuat dan tumbuh dengan sempurna. 


Jiwa

Jiwa perlu asupan dari sesuai perkembangan usia seperti moral, budi pekerti dan keimanan. Jiwa juga membutuhkan masukan supaya tumbuh bersama dengan raga, karena jiwa seiring dengan raga, seperti halnya semboyan ‘dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat’. Olah jiwa dengan cara menjiwai apa yang diperbuat oleh raga, menjadikan olah raga dapat diRasakan manfaatnya. 


Hati

Hati atau Rasa berkembang sesuai usia raga dan jiwa. Hati harus tumbuh mengikuti Raga dan Jiwa, karena Hati menjadi barometer seberapa besar, seberapa jauh dan seberapa kuat atau peka Rasa manusia. Kepekaan kepada rasa di dalam diri sendiri maupun rasa karena efek dari eksternal, akan membentuk Rasa lebih tajam terhadap hal-hal yang dirasakan Raga dan Jiwa. Rasa semakin peka akan menjadikan manusia lebih tenggang rasa kepada manusia lain, masyarakat dan dunia.

Namun ada 1 hal lagi. Agar dapat hidup seimbang dan bahagia, maka manusia perlu memperhatikan dan mengolah empat unsur yang ada di manusia yaitu Raga, Pikiran, Jiwa dan Hati.


Hati

Rasa atau hati perlu memiliki kepekaan kepada rasa di dalam diri sendiri maupun rasa karena efek dari eksternal, akan membentuk Rasa lebih tajam terhadap hal-hal yang dirasakan Raga dan Jiwa. Rasa semakin peka akan menjadikan manusia lebih tenggang rasa kepada manusia lain, masyarakat dan dunia.


Olah hati atau olah rasa menjadi barometer seberapa besar dan seberapa jauh serta seberapa kuat kepekaaan rasa manusia. Kepekaan rasa di dalam diri (internal) maupun eksternal akan membentuk rasa lebih tajam terhadap hal-hal yang dirasakan raga dan jiwa. 

Olah hati ini merupakan hal yang perlu kita olah selain raga, pikiran dan jiwa dengan senantiasa melakukan Olah Raga, Olah Pikiran dan Olah Jiwa. Orang yang punya kepekaan tajam, biasanya juga memiliki suara hati atau firasat kuat dan sering tepat. Serta biasanya juga bisa baca pikiran atau memahami perasaan seseorang.

Orang tersebut terkadang bisa membaca kepribadian orang lain dengan menggunakan pengamatan dan ketajaman instingnya serta merasakan aura dalam diri seseorang, sehingga dapat mengetahui karakter seseorang hanya dari melihatnya secara sekilas.

Ini biasanya digunakan saat bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya, akan muncul perasaan kuat yang sulit dijelaskan, sehingga bisa dengan mudah menyukainya atau justru membencinya. Seperti sudah pernah bertemu dan berteman dengan orang tersebut sebelumnya padahal masih belum.

Serta bisa menebak dengan tepat apa yang lagi dipikirkan orang lain, juga saat seseorang lagi marah. Selain itu juga ekspresi atau perubahan kecil dalam sikap, hal ini dari mengamati detail kecil. Firasat yang kuat membuatmu sulit dibohongi. Kamu selalu bisa menebak dengan tepat saat seseorang berbohong. Mudah bagimu menemukan hal janggal dalam cerita atau pengakuan seseorang.

Seseorang dengan intuitif yang tinggi pada umumnya merupakan pemikir analitis yang mendalam terhadap makna, koneksi dan simbolisme. Punya intuisi tinggi dapat membuat kita menjadi lebih peka, dan perasa, namun jika intuisi tersebut tidak bisa dikendalikan, kita bisa stres karena terlalu memikirkan hal tersebut.

Salah satu cara untuk mencapai intuisi sebagai manifestasi firasat adalah dengan menyelaraskan secara emosional dengan orang lain yang dapat membuat kita menjadi lebih empati dan sensitif. Dengan empati ini kita juga bisa dan mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.


Masih ingat dengan pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) atau PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) yang membahas mengenai sikap tenggang rasa, toleransi dan tepo seliro?. Kata tersebut sudah diajarkan kepada kita saat duduk di bangku sekolah dasar.

Lalu apa sikap tenggang rasa, toleransi dan tepo seliro?. 

Toleransi adalah sikap kita dengan menjaga perasaan diri terhadap perbuatan orang lain di lingkungan yang berbeda dan majemuk. Tenggang rasa adalah sikap kita dalam menjaga perasaan orang lain atas perbuatan yang akan kita lakukan.

Tepo Seliro merupakan sebuah ungkapan dari Bahasa Jawa, yang memiliki arti kita merasakan apa yang orang lain rasakan. Sikap tenggang rasa adalah suatu sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang mencerminkan sikap  menghargai dan menghormati orang lain.

No comments:

Post a Comment

Related Posts