Thursday, February 22, 2024

Saya Lebih Memilih Menyalakan Lilin daripada Mengutuk Kegelapan

Ditulis ulang dari artikel sebelumnya : Menyalakan Api Kecil dari Lilin

Saya memilih menyalakan lilin ketimbang mengutuk kegelapan. Mengapa orang suka menakuti-nakuti tentang suatu keadaan?. Seperti waktu kecil kita sering ditakut-takuti orang dewasa. "Awas ada setan!.

Sehingga kita tidak jadi pergi keluar rumah atau tidak jadi lewat jalan yang telah dikatai tadi. Tetapi sebenarnya, jika kita jalani dan kita lewati, ternyata setan yang dimaksud oleh orang dewasa tadi sesungguhnya tidak ada. Barulah kita mengerti, orang itu hanya nakut-nakuti saja.

Waktu remaja kita juga terkadang ditakut-takuti tetangga, atau orangtua sendiri, misalnya saat mau mendaki gunung, kita dibilangi, awas nanti kamu tersesat, awas nanti jatuh, awas nanti hilang, atau nanti dirampok, dan lain sebagainya.

Tapi, jika kita tetap menjalani, semua itu tak terbukti. Betul memang ada jalan terjal, memang ada jalan licin, dan ada jurang, tapi kita sebagai aktor utama, kita dapat membawa jiwa kita sendiri bisa mampu berjuang.

Poinnya adalah, kita hidup di masyarakat yang gemar menakut-nakuti. Rasanya orang merasa gagah dan kritis jika bisa menakut-nakuti. Apalagi jika obyek yang ditakut-takuti terbukti gagal, mereka akan bilang, "tuh kan?. Apa kata saya?."

Tapi, pengalaman dan pengetahuan ternyata yang menakut-nakuti itu faktanya adalah sebagai berikut:.

  1. Pertama, mereka menganggap kita anak kecil yang tidak tahu apa-apa, tidak punya pengalaman.
  2. Kedua, mereka merasa paling tahu, paling pintar, paling benar sehingga gemar menggoblok-gobloki orang lain.
  3. Ketiga, mereka pada dasarnya juga penakut. Sehingga mereka tidak mau orang lain mengalami susah karena mereka takut. Penakut senang menakut-nakuti.
  4. Keempat, mungkin mereka sayang kita. Tapi berlebihan, sehingga mengatur semua langkah kita.
  5. Kelima, mereka sendiri TAKUT KALAU KITA BISA. Sebab mereka tidak bisa & kalau kita terbukti berhasil, mereka akan terpuruk, pamornya hilang.
  6. Keenam, mereka adalah pecundang yang senang memberikan alasan karena meremehkan orang lain. Ingat pepatah, Orang pandai banyak jalan, orang malas banyak alasan.

Jadi, mari kita berjuang bersama memenangkan hidup kita. Kita tidak boleh menjadi penakut, yang takut melihat cahaya dalam terowongan gelap, tapi kita harus menyalakan lilin ketimbang mengutuk kegelapan.

No comments:

Post a Comment

Related Posts