Monday, December 28, 2020

More Than Just a Shoe

Tahun 1984, Jordan baru saja menjalani musim yang luar biasa di University of North Carolina, di mana ia terpilih sebagai Pemain Terbaik Tahun Ini. Ia juga memimpin Amerika Serikat meraih medali emas di Olimpiade Musim Panas 1984. 

Daya jualnya tentu sangat tinggi.

Lalu tahun 1985, Nike membuat sepatu Air Jordan yang digunakan oleh Michael Jordan pada tahun 1985. Sepatu Jordan tersebut berwarna hitam dengan sapuan merah yang dipadukan dengan tali putih krem. ​Selain tidak cocok dengan kaus Bulls, Air Jordan juga dilarang digunakan di liga basket NBA karena melanggar aturan “51%” yaitu aturan sepatu yang harus memiliki porsi warna putih, sehingga Nike harus membayar denda. 

Saat Jordan mengungkapkan ketidakamanannya dengan situasinya, lalu Nike meyakinkannya bahwa mereka akan membayar setiap sen denda, dan Jordan terus mengenakan sepatu itu. Jordan berkata, "Ini akan menghabiskan jutaan dolar untuk menghasilkan promosi yang menghasilkan publisitas sebanyak larangan liga."

Hal ini menyebabkan kehebohan besar, dan mendapatkan banyak sekali publisitas Nike dan Jordan. Larangan ini menjadi publisitas sehingga menjadi makin terkenal. Publisitas jaman tersebut sangat susah dibandingkan sekarang, dimana saat ini semua orang menggunakan media sosial dan menjalankan bisnisnya melalui media sosial.


Sumber :

https://www.linkedin.com/pulse/jordan-more-than-just-shoe-brand-marketing-strategy-salil-verma/

https://bleacherreport.com/articles/26306-air-jordan-the-best-sports-marketing-campaign-ever

No comments:

Post a Comment

Related Posts