Tuesday, January 12, 2021

Mandala Air

Dahulu kala saat berkarier di Department Supply Chain Management di sebuah perusahaan swasta yang berada di Pulau Industri, yaitu Batam, hampir 6 bulan sekali atau setidaknya setahun sekali saat mudik Lebaran aku menggunakan moda transportasi udara.

Maskapai pesawat favoritku adalah Mandala. 

Hingga pada bulan Maret 2008 yaitu pada penerbangan dengan kode Mandala RI - 191 aku mengalami pengalaman yang tidak akan terlupakan. 

Saat akan tiba di Surabaya, tiba-tiba pesawat mengalami goncangan. Pilot mengatakan dan memberi warning agar penumpang kembali ke tempat duduk dan agar segera mengencangkan safety belt, dikarenakan akan menembus awan kumulunimbus.

Awalnya pesawat hanya mengalami turbulensi kecil. Namun tiba-tiba goncangan semakin ekstrim. Pesawat diombang ambingkan oleh angin secara dahsyat. Aku kebetulan duduk di kursi D. Pesawat diputar 90 derajat ke kanan sehingga saat aku melihat jendela kanan aku bisa melihat air laut, tidak sampai 1 detik kemudian pesawat berputar 180 derajat ke kiri, sehingga saat aku melihat di jendela aku melihat langit.

Alhamdulillah pesawat selamat meski mendarat darurat di Ngurah Rai Bali.

Mandala Airlines, yang sekarang bernama Tigerair Mandala adalah sebuah maskapai penerbangan yang merupakan hasil kerjasama Indonesia dengan Grup Tiger Air asal Singapura, yang memposisikan dirinya sebagai penyedia budget airline / low cost carrier (LCC).

PT Mandala Airlines didirikan oleh Kolonel Sofjar, Mayjen Raden Soerjo, Adil Aljol, Mayor (AU) Soegandi Partosoegondo, Kasbi Indradjanoe dan Darwin Ramli. Maskapai ini dimiliki oleh PT Dharma Kencana Sakti. 

Mandala sempat kesulitan untuk bersaing dengan maskapai penerbangan lain, hingga akhirnya pada bulan April 2006 Cardig International mengakuisisi Mandala, lalu Oktober 2006 Indigo Partners mengakuisisi 49% saham Cardig. Pada Juli 2013, Mandala Airlines mengumumkan transformasinya menjadi 'Tigerair Mandala' (RI). Meski nama perusahaan tetap tidak berubah, PT. Mandala Airlines, namun nama mereknya diubah menjadi Tigerair Mandala karena masuk dalam Tigerair Group.

Nama Mandala secara harfiah bermakna "lingkaran" atau lebih tepatnya bermakna pusat.

Ada kisah yang unik dan menarik yang melibatkan maskapai Mandala. Yaitu pada 5 September 2005, pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines penerbangan RI-91 gagal takeoff dari bandara Polonia Medan hingga jatuh tak jauh dari area bandara. 

Isu yang muncul adalah pesawat terlampau berat karena mengangkut kargo durian. Dikabarkan setelah pesawat take off, pesawat mengalami stall (kehilangan daya angkat) dan jatuh kembali ke landasan dan terus melaju hingga keluar ujung landasan (overrun), menabrak belasan rumah di sepanjang jalur ujung luar runway

Isu pesawat jatuh gara-gara durian karena ditemukan kargo durian di puing reruntuhan PK-RIM, namun hasil akhir penyelidikan KNKT menyebut, kargo dan CG (center of gravity) pesawat, tidak turut andil sebagai faktor yang berkontribusi kepada gagal takeoff-nya Mandala RI91. 

Namun yang menjadi penyebab utama dari kecelakaan RI91 adalah flaps dan slats pesawat yang tidak menjulur keluar, dan kru (pilot dan kopilot) tidak mengetahuinya akibat kerusakan teknis yang juga tidak disadari oleh kru pesawat. 

Flaps adalah sirip tambahan di sayap pesawat. Sementara slats berada di pinggiran depan sayap. 


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Mandala

https://m.merdeka.com/mandala-airlines/profil/

https://tekno.kompas.com/read/2019/09/05/08160057/menyoal-durian-di-kecelakaan-pesawat-mandala-di-medan-14-tahun-lalu?page=all.

No comments:

Post a Comment

Related Posts