Sunday, January 30, 2022

Insecure

Artikel mengenai flexing dengan judul "Poverty Screams, but Wealth Whispers" cukup banyak yang membacanya. Lalu apa sebenarnya arti dari flexing?

Istilah flexing yang bermakna pamer ini sebenarnya merupakan bahasa slang atau bahasa gaul. Pengertian flexing menurut UrbanDictionary.com ada beberapa makna serupa. Arti flexing yang pertama dan paling populer adalah pamer, menertawakan, membual.

Sementara menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah menunjukkan sesuatu yang Anda miliki atau raih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan.  Sedangkan mengacu kamus Merriam-Webster, flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.  Contoh flexing adalah seorang influencer yang flexing tas buatan desainer atau kemewahan lainnya di media sosial. 

Beberapa jenis pamer antara lain:
  • memamerkan harta kekayaan, 
  • prestasi atau achievement,
  • anak-anak yang pintar, 
  • istri yang cantik, 
  • jabatan strategis, 
  • dihormati oleh masyarakat setempat,
  • memamerkan jumlah followers
Flexing semakin marak dengan banyaknya media sosial. Sehingga banyak orang yang melihat aksi flexing tersebut dengan perasaan campur aduk. Mulai dari ikut senang hingga iri. Beberapa netizen bahkan menulis "Otakku menjerit melihat ini semua" atau "Aduh otak gua jadi Insecure".


Insecure adalah perasaan tidak aman atau cemas yang biasanya muncul karena dipicu ketika kita merasa berada pada posisi tidak aman atau inferior tertentu. Perasaan tidak aman bisa terus menghantui kita meski tanpa pemicu. Hal seperti itu tentu saja bisa mengganggu dan membuat kita tidak nyaman. 

Tentunya kegiatan flexing tersebut dilakukan tidak semuanya semata-mata untuk tujuan pamer. Meskipun begitu tidak semua manusia bisa ikut senang saat orang lain meraih kesuksesan atau suatu pencapaian. 

Ada beberapa kemungkinan alasan seseorang sering mengunggah pencapaiannya di media sosial, yaitu diantaranya:
  1. Untuk menjadi motivasi bagi orang lain
  2. Membuka jalan bagi siapapun yang ingin bertanya tentang cara suksesnya
  3. Mengatakan pada dunia bahwa siapapun bisa berhasil selama berusaha
  4. Ingin tunjukkan bukti kesuksesan, bukan cuma omong kosong belaka
  5. Bisa jadi dia hanya ingin membuat portofolio untuk calon klien atau perusahaan tujuannya kelak
Kita sebagai pembaca yang membaca aktivitas flexing tersebut harus tetap bisa berpikir positif.

Dan sebaliknya, ini menjadi pertimbangan kita saat akan menulis dan men-share di media sosial atau  sebelum pamer pencapaian dan prestasi, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
  1. Tanyakan dalam hati, apa tujuan pamer prestasi? Karena tidak ada satu orang pun di dunia ini yang senang jika diremehkan.
  2. Tidak ada orang yang mau tahu terlalu detail tentang pencapaian hidupmu, tidak ada yang peduli dengan pencapaianmu.
  3. Tidak ada gunanya pamer prestasi di depan teman, malah nanti bisa bikin pertemanan renggang.
  4. Daripada pamer prestasi, lebih baik bikin dia ketawa menjadi lebih elegan untuk meraih hatinya.
  5. Introspeksi diri jika unjuk prestasi sudah melekat dalam dirimu.
  6. Ingat lelucon sebagai pengingat diri: kalau ngomong jangan tinggi-tinggi, nanti mulutnya nabrak pesawat.

Sebelum lakukan flexing di media sosial, pertimbangkan lagi, jika tidak ada manfaat mending ditahan saja. Karena belum tentu yang ingin disampaikan bisa ditangkap dengan baik oleh orang lain bahkan malah terjadi salah paham.

Sekarang bagaimana jika kegiatan pamer ini dilihat dari sudut agama?

Perbuatan pamer tentunya memiliki motif yang berbeda-beda, namun tidak sedikit yang memamerkan sesuatu yang dimiliki meski sedikit memiliki tujuan dipuji atau mendapatkan penghargaan tentu dilakukan oleh sebagian orang, baik secara langsung maupun di media sosial adalah salah satu bentuk riya.

Adalah lebih baik jika kita merahasiakannya karena lebih aman dari riya.

Selain pamer, sikap membanggakan diri sendiri dapat menjerumuskan seseorang pada perilaku riya dan ditakutkan sikap riya tersebut bisa membuat seseorang sombong. Membanggakan diri atau ujub dan memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain, dapat memunculkan sifat sombong.

Adalah neraka yang menjadi rumah bagi orang-orang yang sombong.

Naudzubillah Min Dzalik.


Sumber :
https://roomme.id/artikel/lifestyle/pamer-di-media-sosial
https://caritahu.kontan.co.id/news/flexing-adalah-sikap-pamer-ini-asal-mula-kata-flexing?page=all.
https://today.line.me/id/v2/article/e2r9mn
https://www.idntimes.com/life/inspiration/daysdesy/gak-melulu-pamer-ini-5-alasan-seseorang-mengunggah-prestasi-di-medsos-c1c2-1/5
https://umumsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sebelum-pamer-pencapaian-dan-prestasi-sebaiknya-6-hal-ini-lebih-dulu-kamu-ketahui-85
https://www.pikiran-rakyat.com/khazanah-islam/pr-012389818/hukum-pamer-dan-membanggakan-diri-dalam-islam?page=4
https://get-kalm.com/en/2020/07/17/feeling-insecure/

No comments:

Post a Comment

Related Posts