Saturday, January 15, 2022

NFT dan Blockchain

Di sebuah Whatsapp Group, lagi sedang apa pembahasan apa itu NFT atau Non Fungible Token. Istilah ini memang lagi viral akibat dari Ghozali Everyday. NFT adalah tipe khusus dari token kripto yang mewakili sesuatu yang unik. NFT disebut non-fungible karena tidak dapat saling dipertukarkan.

Karena mengandung informasi unik, meskipun dimungkinkan untuk membuat sejumlah NFT yang mewakili objek yang sama. Ini berbeda dengan cryptocurrency seperti bitcoin dan banyak token jaringan atau utilitas, yang sifatnya sepadan.

Agar mudah dimengerti, kita cari tahu definisi lawannya yaitu Fungible, yang artinya bisa dibagi misal, uang 100 ribu bisa dibagi 2 lembar 50 ribu, dengan nilai yang setara. Sedangkan non fungible, tidak bisa dibagi, contoh di dunia nyata adalah lukisan Monalisa.

Nah, sedangkan token adalah sertifikat kepemilikan secara digital

Dalam kasus Ghozali, yang berupa foto selfie dia, itu adalah unik dan terbatas. Kan bisa di-copy paste?Betul. Tapi tetap yang ori cuma satu, yaitu yang punya token tadi. Untuk pencatatan NFT menggunakan system blockchain yang kompleks.

Lalu bagaimana definisi dari blockchain?

Ini yang lumayan rumit dan kompleks. Namun ada penjelasan yang menarik dan mudah disimak dari thread oleh akun twitter @amrilnuryan. Mari kita simak.


Amril Nuryan @amrilnuryan·

Jan 14

Alkisah disuatu komplek ada satu emak2 bikin kerupuk 21jt keping, krupuk itu digoreng sedikit2 trus dibagiin ke tetangganya, biar emak tau distribusi kerupuk kemana aja, mulailah emak nulis di tembok...

Simple approach to Blockchain, a thread.


Waktu emak bagi2 krupuk, banyak yg gak peduli, "paan sih?" Kata orang-orang, ada yg tetep nyimpen krupuk itu, ada yg langsung buang, tapi emak gak peduli, dia tetep nulis di tembok kerupuknya kemana aja.

Lama-lama temboknya penuh Ama catatan, akhirnya emak buat tembok baru.


Si penerima kerupuk pengen bagiin kerupuknya juga ke orang lain, karena emak udah bikin aturan semua harus tercatat, kirim-kiriman kerupuk antar pemilik pun dicatat ama emak di tembok. Karena makin banyak orang yang saling kirim, akhirnya emak nawarin, yang mau bantu emak nyatet


Kudu bikin tembok sendiri buat nyatet, nanti bakal dapet komisi krupuk kalo satu tembok udah penuh. 

Beberapa tahun kemudian kerupuk ini viral, yang gak punya kerupuk merasa ketinggalan trend, kerupuk2 ini akhirnya punya nilai, orang mulai berlomba-lomba beli


Atau bikin tembok sendiri buat nyatet semua transaksi krupuk, karena jumlahnya terbatas, dan banyak orang yang pengen punya, harganya makin lama makin tinggi dong. Sekarang kerupuk emak yang beredar sekitar 18jt keping, sisanya masih disimpen emak gak tau buat apaan.


Karena viralnya kerupuk ini, banyak orang bikin kerupuknya sendiri, dan mengikuti caranya emak nulis di tembok. 

Kenapa ditembok? Biar keliatan sama orang-orang (transparan) setiap tembok punya catatan kecil yang saling terkait dengan tembok lainnya biar tetep sinkron (hash)


Orang orang yang bantuin emak nyatet (miner/mining) bakal dapet komisi krupuk kalo berhasil menemukan hash dan memenuhi temboknya dengan catatan transaksi, satu catatan full berikut hash nya inilah yang disebut Blockchain.


Setiap ada transaksi baru, emak dan semua yang bantuin emak bakal pelototin tembok-tembok yang udah penuh tadi, bener ga ni si A dan B  punya krupuk sekian keping, kalo bener transaksi bakal disetujui dan ditulis lagi, ini namanya proses validasi di Blockchain


Setelah emak sukses dgn krupuknya, kan banyak tu orang ikut2an bikin krupuk, nah tiba2 ada makelar ngeliat ini peluang bisnis, dibuatlah exchange supaya krupuk2 itu bisa dijual belikan. Jadi setiap orang bisa punya kantongan krupuk (wallet) dari setiap produsen berbeda.


Karen teknologi yg dipake emak buat nulis itu ngabisin energi (komputasi secara hardware), dan org yg bantuin emak juga invest besar2an utk ikutan nyatet, akhirnya ada satu produsen krupuk make metode lain yg disebut proof of staking,


dimana pemilik krupuk yg menjaminkan krupuknya untuk ikut berkontribusi melakukan validasi terhadap transaksi. Nanti dari jaminan itu, pemilik krupuk akan dapet komisi.. mirip2 deposito lah kalo di FIAT.


Trus tetangga komplek emak pengen bikin krupuk kaya emak juga, tapi dia bilang ke orang2 gw bikin krupuknya, gw nulis di tembok, tapi kalian juga bisa bikin krupuk kalian sendiri dan catet di tembok gw, tapi setiap lu nulis bayar ke gw ya (gass fee), dan terbitlah Smart Contract


Dari smart contract ini orang-orang bikin kripik (token), ada juga yang bikin barang-barang unik (NFT), dan apapun itu yang transaksinya di catet di tembok (blockcain).


Karena catatan2 tembok itu bersifat permanen dan menjadi data historis, makanya susah dihapus, kalo ada yang coba2 ngancurin salah satu tembok di dalam jaringan itu, ya gpp, masih ada ratusan, ribuan bahkan jutaan temen2 emak yang nyimpen copynya. inilah sifat desentralisasi.


Ini gw ngambil analogi2 yang mudah ya biar relate sama pembaca, kalo ada yang keliru, please let me know hehehe, gw nulis thread ini juga gak pake konsep, cuman share apa yang gw pahami.


Kenapa gw ambil analogi krupuk? itu kan gampang melempem, karena krupuk itu barang receh, sereceh bitcoin saat pertama kali keluar, tapi akhirnya org sadar, catatan ditembok lah yg jadi kekuatan, krupuk itu jadi punya nilai karena sejarah perjalanannya tercatat rapi.


Nah coba bayangin kalo krupuk2 itu adalah uang, selama ini kalian nitip uang di Bank, dan pulang cuma bawa copy "CATATAN" dari Bank, aset kalian tu diputer lg ama Bank, intinya bank cuma nyatet semua perputaran uang kalian, gimana kalo ada intervensi pemerintah, atau bank kolaps?


Aset kalian bakal hilang, kalopun diganti sama LPS, nilainya maksimal 2M, sementara di crypto, asetmu aman di dalam walletmu sendiri, tapi karena tercatat di blockchain, asetmu dianggap valid, ketika km kirim aset itu ke orang lain, blockchain akan catet semuanya.


Trus kenapa krupuk-krupuk (baca coin) bisa mahal banget ? ya itu persepsi, apapun yg kita percaya adalah persepsi, lu percaya cewe lu cantik, itu persepsi, orang percaya emas itu berharga, krena persepsi, persepsi bs dibangun dalam masyarakat, dlm skala kecil hingga skala global


Skrg kebanyakan orang punya kantongan krupuk (wallet) dan isi krupuknya, tp ga paham kenapa krupuk yg dia pegang ada valuenya, cuma ikut-ikutan jual beli krupuk (trading). Padahal kalo udh tau potensi dr catatan di tembok tadi, orang bakal rame2 jadiin krupuknya sbg alat tukar


Sumber:

https://bogor.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-081579583/apa-itu-nft-art-karya-seni-digital-seharga-ratusan-juta-hingga-triliun-yang-sedang-ramai-diperbincangkan

https://twitter.com/amrilnuryan/status/1481786636296163330?t=tOUu5NXHA2rC9lUf9j2Ysg&s=08

https://www.insider.com/asia

No comments:

Post a Comment

Related Posts