Wednesday, February 9, 2022

Rim Brake

Pukul 5 pagi ini aku bersepeda luar kota dari Sidoarko ke Surabaya sejauh 27 km dengan waktu tempuh 1 jam 29 menit. Kemudian setelah sampai tujuan aku sempatkan berkeliling terlebih dahulu ke Kampus ITS dan mencari sarapan di Soto Lamongan Cak Har.

Sekalian makan pagi sambil lihat kondisi dimana beberapa hari sebelumnya sempat kebakaran.

Pulangnya aku mengambil rute lain, ada yang aneh saat pulang saat melakukan pengereman. Agak kurang pakem. Aku putuskan saat pulang mampir ke toko sparepart sepeda untuk membeli karet rem atau brake pad.

Berbeda dengan sepeda gunung dan sepeda lipat yang aku punya yang menggunakan Disc Brake, sepeda balap atau road bike yang aku gunakan sekarang menggunakan Rim Brake. Terdapat perdebatan klasik tentang mana sebaiknya yang dipilih ketika membeli roadbike. 

Apakah menggunakan disc brake (rem cakram) yang semakin populer, atau tetap menggunakan rim brake (rem pelek).

Akhirnya aku mencoba mencari beberapa sumber.

Jika menyangkut cuaca basah (habis hujan) tidak dapat disangkal bahwa disc-brake akan memberikan kekuatan penegreman yang lebih konsisten dan responsif dibandingkan dengan rim-brake. Penggunaan rem cakram relatif akan menghilangkan suara buruk dari bantalan basah berpasir yang memenuhi pelek roda Anda. 

Kekuatan menghentikan cakram juga membutuhkan sedikit upaya (ringan) yang diperlukan dari tuas, oleh karena itu rem cakram mengurangi ketegangan dan kelelahan otot, terutama pada turunan yang panjang. 

Lalu bagaimana dengan para atlet sepeda?

Aku masuk ke tulisan Azrul Ananda di website mainsepeda.com

Jika mengacu ke arena balap profesional kelas dunia, hingga Tour de France 2019 rim brake masih jadi raja. Dari total 21 etape di Tour de France 2019, 20 di antaranya punya pemenang. Dari 20 etape itu, 13 masih dimenangkan oleh sepeda rim brake. 

Tim-tim paling sukses di Tour de France 2019 masih memilih rim brake misalnya Team Ineos (dulu Team Sky), yang finis 1-2 di general classification lewat Egan Bernal dan Geraint Thomas. Tim ini menggunakan Pinarello Dogma F12 versi rim brake.

Tim Jumbo-Visma juga memakai rim brake. 

Sudah puluhan tahun pesepeda roadbike memilih menggunakan rim-brake. Mulai dari U-Brake, V-Brake, Cantilever Brake hingga Caliper Brake. Beberapa alasan diantaranya seperti memiliki beban yang lebih ringan, modulasi rem yang baik, lebih aerodinamis, atau lebih sedap dipandang karene road bike tampak lebih minimalis dibanding jenis sepeda yang lain. 

Mungkin 10 tahun ini terjadi sedikit pergeseran. Seiring kemajuan teknologi, hydraulic/mechanical disc-brake semakin populer digunakan pada road bike. Sekarang ini tampak berimbang antara pengguna rim-brake dan disc-brake pada roadbike mereka.

Dan akhirnya setelah membaca beberapa referensi diatas, akhirnya aku putuskan untuk tetap menggunakan Brake Pads Tektro P453 namun spec yang berbeda sedikit yaitu Tektro P473 Road Brake Pads, dimana bantalan rem rem ini sangat efisien dengan memiliki rentang penyesuaian yang lebar untuk pemasangan yang dioptimalkan dan memberikan pegangan yang kuat dan andal, menjadikannya tambahan yang sangat baik untuk pengaturan pengereman.

Sumber :

https://genio.bike/roadbike-pilih-disc-brake-atau-rim-brake/

https://www.mainsepeda.com/r/1046/rim-brake-masih-kalahkan-disc-brake-di-tour-de-france

https://www.braderian.id/2021/10/16/jenis-rem-sepeda-dan-pilih-yang-tepat/

https://www.chainreactioncycles.com/tektro-p473-road-brake-pads-non-cartridge-/rp-prod181732

https://www.tektro.com/products.php?p=143

No comments:

Post a Comment

Related Posts