Sunday, May 24, 2020

Khotbah Sholat Idul Fitri


KHOTBAH 1

Assalamu alaikum, Wr. Wb
Allahu akbar 3x

Alhamdu lillahi robbil alamin
Wassholatu wassalamu ala sayyidina Muhammad wa alihi wa shohbihi ajma'in
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuuna

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (QS. Ali 'Imran: ayat 102)

Ibu, anak dan istri ku yang ku cintai..

Marilah kita bersama-sama meningkatkan takwa yang sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan dapat menikmati  kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.

Atas karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari raya bersama, meskipun dengan protokol Covid-19 agar tidak tertular virus corona, sehingga sholat Ied dilaksanakan di rumah, namun harus tetap kita rayakan dengan gembira dan bahagia.

Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT selama 23 tahun lamanya. Perintah puasa di bulan Ramadhan baru diterima Rasulullah di setengah dari periode tsb.

Ramadhan mempunyai arti 'panas yang menyengat' yaitu menggambarkan musim yang sangat panas. Rasulullah bersama umat Muslim pun melaksanakan ibadah puasa setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 masehi.

Banyak pelajaran dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika diibaratkan, Ramadhan ini adalah program pelatihan selama 1 bulan untuk menghadapi hidup 11 bulan mendatang.

Jauh sebelum ajaran Islam turun, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki 2 hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan, yang merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno. Kaum Arab Jahiliyah menggelar 2 hari raya itu dengan menggelar pesta pora.

Setelah turunnya kewajiban ibadah puasa Ramadhan, kemudian pada tahun ke-2 Hijriah tersebut menjadi bulan puasa Ramadhan untuk pertama kali sekaligus pertama kalinya Idul Fitri. Selain Idul Fitri hari raya lainnya adalah Idul Adha.’

Pada Hari Raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah SAW pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat Id di atas lapang itu.

Ibadah di bulan suci Ramadhan selain tarawih, adalah menunaikan zakat fitrah. Rasulullah mewajibkan agar umat Islam yang mampu memberi makan kepada fakir miskin atau dikenal sebagai zakat Fitrah. Dengan kadar zakat fitrah adalah 2,5 kg atau 3,5 liter beras per orang. Namun, beras atau makanan bisa diganti dalam bentuk uang setara dengan beras 2,5 kg atau 3,5 liter.

Lalu rangkaian ibadah Ramadhan ditutup dengan pelaksanaan sholat Ied Idul Fitri.

Semasa Nabi Muhammad hidup, pagi Idul Fitri dilakukan dengan menyantap kurma. Kemudian tradisi unik berkembang di daerah-daerah, misalnya makanan seperti opor ayam, rendang, hingga ketupat.

Hal ini diperbolehkan, karena di dalam Islam terdapat 2 hal, yaitu ide atau sistem nilai dan simbol. Misalnya sistem nilainya adalah makan itu menggunakan tangan kanan dengan dimulai tangan kanan, simbolnya adalah dengan menggunakan 3 jari. Namun simbol ini bisa berubah tergantung apa yang dimakan.

Dalam kalender Islam, Ramadhan adalah bulan ke-9 setelah bulan Syaban. Untuk mengetahui kapan masuknya bulan Ramadhan, metode yang bisa digunakan adalah hisab dan rukyatul hilal. Kedua metode tersebut sama-sama menggunakan hilal sebagai penentu awal Ramadhan.

Hilal adalah bulan yang terbit pada tanggal satu bulan Qomariyah, atau bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat pada saat matahari terbenam.

Metode hisab adalah metode yang menggunakan perhitungan secara matematik dan astronomis untuk menentukan posisi bulan, hilal sudah bisa dilihat jika posisinya sudah diatas 0 derajat.

Sedangkan metode rukyatul hilal adalah dengan mengamati hilal dengan mata secara langsung, maka secara matematis atronomis hilal atau bulan sabut muda akan bisa terlihat ketika ketinggiannya sudah diatas 2 derajat.

Kedua metode ini benar karena mengikuti Al Quran dan Hadist.

Dalil penggunaan metode hisabsalah satunya adalah Q.S. Yunus: ayat 5 yang artinya "Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dab ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Jadi dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa peredaran matahari dan bulan dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui jumlah tahun dan perhitungan waktu bagi umat Islam. Sehingga penggunaan metode hisab ini diperbolehkan.

Sedangkan untuk metode rukyatul hilal, terdapat pada dalil hadits nabi yang artinya "berpuasalah karena kamu melihat hilal, dan berbukalah karena kamu melihat hilal. Jika  kamu terhalang oleh kabut maka sempurnakanlah jumlah bilangan bulan sya'ban menjadi 30 hari."

Dari hadits tersebut sudah jelas bahwa dalam menentukan awal bulan Qomariyah termasuk awal bulan Ramadhan adalah dengan rukyah atau melihat hilal secara langsung.

Agar hilal bisa terlihat oleh mata secara langsung, secara matematis yaitu ketika umur bulan 8 jam dan jarak antara matahari dan bulan sebesar 3 derajat.

Semua itu benar, karena prinsip Islam adalah Mudah dan Memudahkan

Jadi penentuan awal Ramadhan dan Awal Syawal dengan hisab atau rukyat adalah strategi, bukan substansi. Pada jaman Nabi Muhammad SAW menggunakan rukyat karena pada waktu itu adalah sebagai umat yang ummi, yaitu tidak bisa baca tulis.

Sehingga dengan menggunakan dasar astronomi, kita bisa mendapatkan kepastian jadwal sehingga bermanfaat dalam perencanaan waktu untuk yang akan datang dan penanda hari atas sejarah masa lampau.

Perhitungan dan metode diatas merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.

Dalam Kitab Al-quran banyak tanda-tanda kebesaran Allah yang bisa ditemukan di langit dan bumi. Ayat-ayat ilmiah ini menjadi rambu-rambu dan petunjuk bagi manusia yang ingin mengetahui Allah.

QS Al-Jaatsiyah ayat ke-3 : 'Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah bagi orang-orang mukmin'.

Ayat ke-4 : 'Dan pada penciptaan dirimu, pada makhluk yang bergerak dan bernyawa yang bertebaran di bumi, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini'.

Ayat ke-5 : pada pergantian malam dan siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit. Pada perkisaran angin juga terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mengerti.

Dari ayat-ayat ilmiah diatas, berpikir, merupakan amalan utama yang tak boleh diabaikan.

Mari bangun budaya berpikir. Karena hanya dengan berpikir kita dapat meneguhkan keimanan, meningkatkan ketaqwaan

Bagi umat Islam amalan berpikir adalah hal yang diunggulkan. Di dalam Al-Qur’an banyak perintah untuk berpikir berulang kali ditegaskan agar terus diamalkan dan diulang-ulang dalam banyak ayat. Dalam Al-quran seruan ber-Akal dan Berpikir disebutkan kurang lebih 100 kali.

QS. Al-Hasyr ayat-2 : “Maka berpikirlah, wahai orang-orang yang berakal budi”.

QS. Al-A’raf ayat- 185 : “Apakah mereka tidak memperhatikan segala kerajaan di langit dan bumi dan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah”.

QS. Al-Ankabut ayat-20 : “Katakanlah: ‘Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Al-Imran ayat-190 : "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal".

Al-Baqarah ayat-164 : "Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi; dan pertukaran malam dan siang; dan (pada) kapal-kapal yang belayar di laut dengan membawa benda-benda yang bermanfaat kepada manusia; demikian juga (pada) air hujan yang Allah turunkan dari langit lalu Allah hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta Ia biakkan padanya dari berbagai-bagai jenis binatang; demikian juga (pada) peredaran angin dan awan yang tunduk (kepada kuasa Allah) terapung-apung di antara langit dengan bumi; sesungguhnya ada tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, dan keluasan rahmatNya) bagi kaum yang menggunakan akal fikiran (liqaumiy ya'qiluun)".

Al- Ankabut ayat-63 : "Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu Ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya?" Sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Ucapkanlah (wahai Muhammad): "Alhamdulillah", bahkan kebanyakan mereka tidak memahami (laa ya'qiluun).

Al Hasyr ayat-14 : Orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik) dengan keadaan bersatu padu sekalipun, tidak berani memerangi kamu melainkan di kampung-kampung yang berbenteng kukuh, atau dari sebalik tembok. (Sebabnya): permusuhan di antara mereka sesama sendiri amatlah keras; engkau menyangka mereka bersatu padu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu, kerana mereka adalah kaum yang tidak berakal (qaumul laa ya'qiluun).

Yunus. Ayat-100 : "Dan tiadalah sebarang kuasa bagi seseorang untuk beriman melainkan dengan izin Allah; dan Allah menimpakan azab (arrijsa) atas orang-orang yang tidak mau berakal (laa ya'qiluun)..


KHOTBAH 2

Allahu akbar 3x
Alhamdu lillahi robbil alamin

Bertebaran di dalam Al-Qur’an pertanyaan-pertanyaan yang memikat perhatian, menyuruh orang mempergunakan pikiran dan mendorong manusia supaya mempergunakan akalnya dengan sebaik-baiknya;

“Kenapa mereka tidak berfikir?”
“Kenapa mereka tiada mengetahui?”
“Kenapa mereka tiada mempergunakan akal,” dan demikikanlah seterusnya…….!”

Dalam Islam tidak mengenal pemisahan dan disintegrasi antara ilmu agama dan non-agama, atau antara agama dan sains, sebab sumber dan akar dari kedua ilmu tersebut satu, yakni Allah Ta’ala.

 Agama Islam sangat menghormati akal. Karena tidak akan tercapai ilmu kalau tidak ada akal. Sebab itu Islam adalah agama ilmu dan akal.

Oleh karena itu, jaman dahulu para ulama dalam Islam juga seorang saintis. Ibn Sina misalnya, tidak saja hafal Al-Qur’an dan pakar dalam tafsir tetapi juga seorang ahli dalam filsafat dan kedokteran.

Budaya berpikir dapat meneguhkan keimanan, meningkatkan ketaqwaan dan pada saat yang sama menjauhi kesia-siaan dan kebathilan.

Dengan menggunakan akal, maka Ke-Esa-an Allah dapat dilihat, dirasakan, melalui mekanimes alam semesta (sunnatullah).

Hakikat Idul Fitri adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Sehingga kita kembali ke fitrah seperti bayi yang baru lahir
Semoga.

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā 'ażāban-nār

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

الله اكبر الله اكبر الله اكبر
لااله الا الله اكبر
الله اكبر ولله الحمد

Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa ilaaha illallahu waallaahu akbar, Allaahu akbar walillaahil hamd.

No comments:

Post a Comment

Related Posts