Wednesday, May 27, 2020

UMKM Go Online

2018

Tahun 2018 lalu sudah banyak bergaung agar UMKM berinovasi atau tertinggal. Saat itu dirasa sudah relevan di era disrupsi yang ditandai dengan hadirnya berbagai inovasi, teknologi, platform, dan model bisnis baru.

Contoh nyata sudah banyak kita lihat. Aplikasi WhatsApp menantang operator telekomunikasi dengan layanan pesan dan telepon gratis. Fintech menggerus bisnis perbankan konvensional. Gojek dan Grab menggerus operator layanan taksi.

UMKM bisa naik kelas dengan peluang di marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee. Belum lagi marketplace Blanja.com, Blibli.com, dan Lazada. Sehingga dengan toko online konsumen mudah mencari produk kapan pun dan di mana pun, tanpa terkendala oleh jarak dan waktu.

Setidaknya tercatat 88,8 persen UMKM memberi kontribusi ekonomi di ASEAN.

LD FEB UI (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia)  melakukan survei kontribusi Go-Jek sebesar Rp 9,9 triliun per tahun terhadap perekonomian Indonesia, yaitu dari kontribusi penghasilan mitra pengemudi Gojek sebesar Rp 8,2 triliun dan melalui mitra UMKM sebesar Rp 1,7 triliun setiap tahunnya.

Riset Mckinsey Institute tercatat ada 59,9 juta jumlah UMKM di Indonesia. Tak kurang dari jumlah tersebut pelaku UMKM memberi kontribusi sebesar 56 persen dari total perekonomian negara.

Dengan "Go Online" UMKM dapat active selling, scale up business untuk membantu pengembangan pasar hingga gerakan go international. Saat ini UMKM sudah berkontribusi lebih dari 68 persen.
Hal ini sejalan dengan tujuan Indonesia yang memiliki target besar soal ekonomi digital untuk tahun 2020 mendatang. Yaitu minimal sebelum 2020 kita bisa dapat 5 sampai 8 juta UMKM yang juga memanfaatkan platform digital.

Saat itu dari jumlah yang hampir mencapai 60 juta tersebut baru 3,97 persen saja yang sudah merambah ranah digital. Atau baru 2,4 juta.


2019

Berdasarkan data tahun 2019, dari 58 juta UMKM yang ada di Indonesia, UMKM yang bergabung dengan e-commerce baru sebanyak 8 juta. Angka ini setara dengan 14%.

Selain meningkatkan jumlah UMKM yang menjual dagangannya via e-commerce, juga perlu pendampingan agar produk-produk lokal meningkatkan penjualannya. Misalnya dengan membagikan data tren produk apa yang dicari pembeli. Sehingga produk tersebut bisa disediakan oleh pelaku usaha.


2020

Tahun 2020 ini secara global termasuk Indonesia khususnya dilanda wabah pandemi virus corona Covid-19. Hampir semua sektor terkena dampaknya, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Namun juga terdapat bisnis yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Misalnya bisnis apotek. Transaksi di apotek rata-rata melonjak 60% selama pandemi virus corona. Produk yang penjualannya meningkat drastis seperti suplemen, masker, vitamin dan hand sanitizer.

Selama pandemi corona banyak pesanan barang yang mengandalkan pemesanan online seperti Gojek, GrabExpress dan GrabCar.

Dikarenakan banyak yang Work From Home dan Stay at Home, usaha makanan juga mengalami peningkatan. Namun bisnis makanan harus extra menjaga kebersihan, kebersihan dapur dan peralatan masak.

Dengan Covid-19, transformasi offline ke online itu menjadi dipercepat. Ini suatu realita yang sekarang ini nyata.

Pandemi virus corona ini menjadi momentum para pelaku bisnis konvensional untuk siap beralih ke digital.

Berdasarkan data 2020 ini, lebih dari 60 persen dari Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP atau nilai pasar semua barang dan jasa) Indonesia disumbangkan oleh sektor UMKM. Saat ini dari total 64 juta pelaku UMKM, sekitar 8 sampai 9 juta yang sudah beralih ke online.


Sumber :
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/04/161334926/geliat-umkm-dan-era-disrupsi?page=all.
https://tekno.kompas.com/read/2018/04/24/13194427/kementerian-kominfo-ikut-dorong-umkm-untuk-go-online.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190701123829-37-81831/baru-14-dari-58-juta-umkm-ri-yang-masuk-e-commerce-kenapa
https://katadata.co.id/berita/2020/04/20/siasat-empat-umkm-bertahan-di-tengah-pandemi-corona
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200515161428-185-503837/imbas-corona-menkominfo-minta-umkm-beralih-ke-toko-online

No comments:

Post a Comment

Related Posts