Tuesday, September 1, 2020

Resesi, Krisis dan Depresi.

Dalam ekonomi makro dikenal dengan istilah resesi, krisis dan depresi.


KRISIS
Krisis finansial adalah situasi institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka terutama yang berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi, termasuk yang terjadi pada runtuhnya bursa efek dan krisis mata uang.

Sedangkan resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Penyebab krisis ekonomi adalah fundamental ekonomi yang rapuh antara lain tercermin dari laju inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang macet. Juga dikarenakan beban utang luar negeri yang melimpah dan melebihi kemampuan bayar, investasi yang tidak efisien, defisit neraca pembayaran yang besar dan tidak terkontrol.

Jangka waktu atau lamanya krisis berlangsung selama 6-18 bulan.


RESESI
Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi dinyatakan berakhir bila pertumbuhan ekonomi negara kembali tumbuh positif dan kembali normal meski bertahap.

Keduanya dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.


DEPRESI
Sedangkan depresi ekonomi adalah resesi ekonomi yang berlangsung lama. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).

Untuk depresi, lamanya krisis berlangsung antara 18-43 bulan.


Saat ini  Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen di kuartal II 2020. Dan pada kuartal III 2020 diperkirakan juga tetap minus. Sehingga secara teoritis disebut sebagai resesi teknikal,.yaitu resesi didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi negatif yang dialami suatu negara selama dua kuartal berturut-turut atau lebih, maka Indonesia saat ini mengalami resesi ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini menjadi yang terendah sejak kuartal I-1999 yang minus 6,13%.

Negara lain juga mengalami resesi serupa, misalnya Tiongkok dengan pertumbuhan ekonomi -6,8%, negara-negara Uni Eropa dengan -2,6%. Setidaknya ada 14 negara lain yang mengalami resesi, yaitu diantaranya :
  1. Amerika Serikat, minus 5% pada kuartal I-2020, minus hingga 32,9% pada kuartal II-2020.
  2. Jerman, minus 2% pada kuartal I-2020, minus 10,1% pada kuartal II-2020.
  3. Perancis, kuartal I-2020 minus 5,9%, kuartal II-2020 minus 13,8%.
  4. Italia, kuartal I-2020 minus 5,5 persen, kuartal II-2020 minus 17,3 persen
  5. Korea Selatan, 3,3 persen pada kuartal II, 
  6. Spanyol, kuartal II 2020 turun hingga 18,5 persen, kuartal I 2020 anjlok hingga 5,2 persen. 
  7. Hong Kong, minus 9 persen (yoy) di kuartal II-2020, kuartal I-2020 minus 9 persen.
  8. Singapura, kontraksi sebesar 42,9 persen kuartal II-2020, 
  9. Filipina, minus 16,5 persen pada kuartal II-2020, kuartal I-2020 minus 15,2 persen.
  10. Inggris, kuartal II-2020 negatif hingga 20,4 persen, minus 2,2 persen pada kuartal I-2020.
  11. Malaysia, anjlok -16,5 persen di kuartal II 2020, penurunan -2 persen dalam kuartal I 2020
  12. Polandia, kuartal II-2020 minus 8,9 persen, minus 0,4 persen pada kuartal I-2020
  13. Thailand, minus 12,2 persen pada kuartal II-2020, kuartal I-2020 minus 1,8 persen.
  14. Jepang, minus 7,8 persen pada kuartal II-2020, kuartal I-2020 minus 0,6 persen.

Dan berikut ini adalah daftar 42 negara dan teritori yang mengidap resesi dengan angka pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir (%YoY), berdasarkan rangkuman Trading Economics yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia:

1. Afrika Selatan (0)
2. Albania (-3)
3. Angola (-2)
4. Arab Saudi (-1)
5. Argentina (-5)
6. Austria (-13)
7. Bahrain (-1)
8. Barbados (0)
9. Belanda (-9)
10. Belgia (-14)
11. Belize (-4)
12. Ekuador (-1)
13. Filipina (-16)
14. Finlandia (-5)
15. Guyana Khatulistiwa (-6)
16. Hong Kong (-9)
17. Inggris (-22)
18. Iran (-10)
19. Italia (-17)
20. Jepang (-10)
21. Jerman (-12)
22. Kanada (-13)
23. Latvia (-10)
24. Lebanon (-5)
25. Lebanon (-5)
26. Lituania (-4)
27. Makau (-68)
28. Meksiko (-19)
29. Mongolia (-10)
30. Palestina (-3)
31. Peru (-30)
32. Portugal (-16)
33. Republik Ceska (-11)
34. Singapura (-13)
35. Slowakia (-12)
36. Spanyol (-22)
37. Sudan (-2)
38. Swiss (-9)
39. Thailand (-12)
40. Tunisia (-22)
41. Ukraina (-11)
42. Venezuela (-27)


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Resesi
https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4287670/resesi-dan-krisis-mana-yang-lebih-berbahaya
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5121402/resesi-krisis-dan-depresi-ekonomi-apa-bedanya?single=1
https://money.kompas.com/read/2020/08/06/153844926/mengenal-bedanya-resesi-dan-depresi-lebih-parah-mana?page=all.
https://money.kompas.com/read/2020/08/19/070000026/daftar-14-negara-yang-masuk-jurang-resesi-ekonomi?page=all
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200831070523-4-183144/42-negara-ekonominya-dihancurkan-covid-19-resesi-itu-nyata

No comments:

Post a Comment

Related Posts