Quality Cost Delivery
Tigal (3) hal diatas akan sangat menancap di hati para industrialis yang bergerak dibidang manufacturing. Yaitu dimana mereka harus dapat menghasilkan produk yang bermutu (Quality), namun dengan harga yang terjangkau (Cost), dan terakhir adalah penyelesaian yang cepat (Delivery).
Namun tidak melulu pada bidang manufacturing. Pebisnis yang bergerak di bidang jasa pun akan mengharapkan layanan sempurana dalam 3 hal tersebut.
Contohnya adalah saat akan membuat jas dan kebaya atau gaun untuk acara pernikahan adik yang akan dilangsungkan pada bulan Maret 2016. Setelah sibuk mencari dan membeli kain untuk acara akad pernikahan dan resepsi pernikahan di JMP (Jembatan Merah Plaza), maka PR selanjutnya adalah mencari penjahit.
Sebenarnya kita ada langganan penjahit yang senantiasa kita gunakan jika akan membuat kebaya dan gaun untuk pesta, yang letaknya juga berada di JMP, namun dikarenakan sesuatu hal sehingga penjahit tersebut tutup dan tidak dapat melayani pelanggan seperti sedia kala.
Sehingga kita terpaksa harus mencari penjahit pengganti. Beruntung hidup di dunia serba instan ini kita dimudahkan dengan dunia digital. Aku gunakan aplikasi google. Aku gunakan keyword "penjahit kebaya Sidoarjo".
Di halaman pertama muncul 3 referensi. Aku sebutkan initialnya saja, sebagai berikut:
WHL
MDT
VNZ
Kesemuanya ada di sekitar Sidoarjo kota. Dalam web mereka masing-masing tertera nomor telepon dan akun whatsapp masing-masing. Seketika itu langsung kita tanya via whatsapp dengan pertanyaan nyang sama, yaitu :
1. Apakah mereka bisa menjahit untuk gaun atau kebaya?
2. Kisaran harga untuk jasa jahitan.
3. Lokasi mereka
Menggunakan rumus QCD (Quality Cost Delivery) maka kita dapat menilai ketiga jasa penjahit tersebut. Untuk faktor Quality mungkin agak susah dalam memilai kualitas jahitan mereka. Namun dari segi Cost (biaya jahitan) dan Delivery kita dapat menilai.
Terutama Delivery. Delivery tidak semata-mata ketepatan dan kecepatan waktu mereka dalam menyelesaikan pesanan, namun juga kecepatan mereka dalam merespon saat mereka dihubungi dan ditanya melalui akun whatsapp.
Dan akhirnya "kompetisi" ini "dimenangkan" oleh VNZ (Venza Kebaya), yang cukup fast respon. Saat didatangi pun pemilik dari Venza Kebaya ini cukup terbuka dalam mendiskusikan gaun atau kebaya yang akan dibikin. Sehingga dengan komunikasi dan konsultasi yang cukup intens ini menambah added value bagi mereka.
Patut ditiru terutama bagi kita yang akan merintis bisnis start-up.
“Whatever we possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with others"
Friday, January 15, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Pelajaran IPA sewaktu SD tentunya kita akan lupa-lupa ingat. Terlebih mengenai macam sendi pada manusia berdasarkan sifat dan arah geraka...
-
Soeket Rumput mengajarkan kita tentang filosofi hidup tentang bagaimana menjadi orang yang tangguh dan adaptasi . Rumput mampu hidup dengan...
-
Jika pada keyboard kita mengenal tombol "Delete" dan "Backspace" untuk menghapus, maka pada kalkulator terdapat 4 tip...
-
Yang baik belum tentu benar, tapi yang benar pasti baik. Beberapa hari terakhir kita disuguhi berita dari media massa, media cetak da...
-
Suzuki Thunder diluncurkan pada tahun 2005 terdiri dari 2 kelas yaitu 125 cc dan 250 cc menjadi sepeda motor pria yang bisa dimodifikasi jad...
No comments:
Post a Comment