Monday, June 22, 2020

Demam Berdarah Dengue

Sebuah program TV berjudul Progammed to Kill : Dengue Fever menjelaskan betapa mengerikannya penyakit demam dengue yang diakibatkan oleh Aedes Aegypti yang dibonceng dengan virus dengue.

Sejak 1960-an yaitu sejak Perang Dunia Kedua, demam dengue terjadi di lebih dari 110 negara, yang menjangkiti sekitar 50–100 juta setiap tahun. Dan baru pada tahun 1779 demam dengue diperkenalkan di dunia. Dan baru pada awal abad ke-20 ilmuwan mengetahui bahwa demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang dapat ditularkan kepada manusia melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes polunesiensis.

Jangan sampai rancu, yang dimaksud dengan Demam Dengue adalah berbeda dengan Demam Berdarah Dengue. Meskipun kedua penyakit ini memiliki penyebab yang sama yaitu karena infeksi virus dengue, tetap saja keduanya berbeda satu sama lain.

Terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya.

Pada bulan Februari 2020 lalu, sebanyak 1.759 warga Jawa Timur positif menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari ribuan orang tersebut, 15 di antaranya berujung kematian. Padahal pada bulan Januari 2020 lalu masih 811 orang dengan angka kematian 6 orang.

Sedangkan tahun 2019 lalu, selama 1 tahun jumlah kasus DBD di Jatim mencapai 18.393, dengan kematian 184 orang.

Sangat disarankan untuk mengantisipasi persebaran DBD menggunakan program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M+, yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Plus sendiri adalah upaya menghindari gigitan nyamuk dengan memakai lotion anti nyamuk, memasang selambu dan sebagainya.

Dua bulan kemudian, yaitu pada bulan April 2020 lalu, angka kasus Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur meningkat menjadi 3.280 orang. Dimana 26 orang di antaranya meninggal dunia. Padahal pada tanggal 13 Maret lalu dengan angka kumulatif mencapai 2.016 kasus dan angka kematian 20 orang.

Sekali lagi program PSN sangat penting untuk dilakukan tiap minggu, karena proses kembang biak nyamuk Aedes Aegepty sangat cepat. Pada saat bertelur, nyamuk akan menghasilkan 100 hingga dua ratus telur. Telur itu bisa hidup di air. Tiga hari kemudian nyamuk akan menjadi jentik.  Setelah menjadi jentik, dua hari kemudian nyamuk bisa berubah menjadi kepompong. Lima hari setelahnya menjadi nyamuk kecil dan satu jam setelahnya menjadi nyamuk dewasa.

Sedangkan berdasarkan data secara nasional dari Kementerian Kesehatan tercatat lebih dari 65 ribu kasus demam berdarah di seluruh Indonesia, dengan angka kematian hampir 400 jiwa. Untuk penambahan kasus cukup tinggi yaitu antara 100 sampai dengan 500 kasus per hari, dengan angka kematian yang sudah mencapai angka 346.

Demam berdarah merupakan penyakit yang sampai sekarang juga belum ada obatnya. Vaksinnya belum terlalu efektif.


Aedes aegypti mempunyai ciri khas kaki berwarna hitam dan putih. Nyamuk ini mempunyai perilaku menggigit 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini menggigit antara jam 10 sampai jam 12 siang. Dan sebelum magrib, antara jam 4 sampai jam 5 sore.

Penderita yang terjangkit virus DBD biasanya mengalami keluhan demam tinggi mendadak kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di bagian belakang mata, muntah-muntah, bitnik-bintik merah pada kulit, dan biasanya disertai pendarahan spontan seperti mimisan dan gusi berdarah. Jika keluhan demam tinggi tidak turun di hari ke-3, itu adalah tanda bahaya yang harus diwaspadai.

Semoga kita sekeluarga dihindarkan dari penyakit tersebut.


Sumber :
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/hanya-dua-bulan-ribuan-warga-jatim-positif-dbd-sebabkan-15-orang-meninggal/
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/04/11/188278/di-tengah-pandemi-covid-19-angka-dbd-di-jatim-terus-meningkat
https://bnpb.go.id/berita/-waspada-ancaman-demam-berdarah-di-masa-pandemi
https://bnpb.go.id/berita/waspadai-gigitan-nyamuk-dbd-pagi-dan-sore-saat-lawan-covid19
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200622/0334193/penambahan-kasus-dbd-masih-tinggi/

Sumber foto :
https://images.app.goo.gl/jH1fCU6tAqVuo4ATA

No comments:

Post a Comment

Related Posts